PART 2

893 26 0
                                    

-sorry for typos-

sesampai nya di rumah, aku berjalan seperti orang mabuk, menyeret tas ku, berjalan melewati ruang tv menaiki anak tangga yang terasa sangat panjang bagiku sekarang, membuka pintu kamar ku, melepaskan tas hingga kutinggalkan di ambang pintu dan menjatuhkan badan ku di kasur yang empuk, membenamkan wajahku di bantal kurasakan sakit di dadaku dan air mati kembali keluar membuat basah bantal ku

aku masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi padaku. tidak pernah terfikirkan sebelumnya ini akan terjadi padaku dan William, ah! menyebutkan nama nya saja membuatku sakit. ingin aku menghilang dari bumi sekarang juga. ini sakit. terlalu sakit!

ku rasakan sisi tempat tidurku bergerak pertanda ada orang di sisiku. memiringkan kepala kulihat Sarah, kakak semata wayang ku menyimpan tas yang aku saja lupa kutinggalkan dimana ke atas bantal ku. aku pun beranjak dan duduk bersila di kasur sambil melepaskan sepatu sneaker merahku dan melemparkannya ke bawah

"ada apa dengan mu?mobil kau parkir sembarang, pintu depan tidak di tutup, tas kau ada di pintu. ada apa lagi dengan mata mu?kau habis menangis?"

masih mengumpulkan tenaga, aku menghapus air mata di sudut mataku sambil tertunduk. aku pun menarik kepalaku menghadap Sarah, tersirat kekhawatiran dan lagi-lagi penglihatan ku tidak jelas akibat air mata

"Will akan pindah ke Jerman" ucapku serak sambil lagi-lagi menghapus air mata yang jatuh di pipi ku. kurasakan Sarah membuang nafas panjang. apa ia lega Will akan meninggalkan aku?

"terus kau menangis hanya gara-gara ini?oh ayolah Elsa kau sudah dewasa, hubunga jarak jauh itu sudah biasa, Will akan pul-"

"dia memutuskan ku" potongku. aku melihat wajahnya dengan ekspresi kaget dan terdiam memikirkan apa yang akan ia ucapkan selanjutnya

"jadi kau berpisah dengan nya?"Sarah mengucapkan nya dengan hati-hati. tidak mau melukai hatiku, tapi aku sudah terlanjur sakit hati, sejak Will mengucapkan nya

Sarah menyelipkan rambut di balik telinga ku, dia menghapus air mata yag jatuh dari mataku. "tapi kau baik-baik saja kan?" tidak ada orang baik-baik saja setelah di tinggal orang yang dia sayang!ucapku dalam hati. aku tidak menjawab. aku hanya menunduk sambil sesekali menghapus air mata di sudut mataku

"aku tau kau tidak baik-baik saja setelah di tinggal orang yang masih kau sayangi" okey sekarang dia membaca pikiran ku, lantas buat apa dia bertanya "tapi kau harus tau selalu ada pelajaran di balik semuanya dan kau harus menunjukan pada Will" ah jangan sebut nama itu lagi, kumohon "kalau kau bisa berdiri lagi dan kau baik-baik saja tanpa dia" mungkin maksud Sarah baik mengatakan seperti itu, namun aku tetap tidak baik-baik saja

aku pun hanya mengangguk lemah, tidak ingin mengatakan apa-apa, yang kubutuhkan sekarang hanya sendiri. dengan itu pun Sarah berdiri dan mencium puncak kepala ku, lalu berjalan ke sisi ranjang mengambil sepatu yang tadi kujatuhkan dan menyimpan nya depan rapih di rak sepatu ku. aku melihat Sarah berjalan ke arah pintu, sebelum menutup pintu Sarah membalikan badan nya

"Bianca menelfonl tadi, dia mengkhawatirkan mu, soalnya kau tidak mngangkat telfon nya"oh Bianca, aku memang sengaja mengaikan telfon nya

"aku akan menelfon nya, terima kasih" ucapku sambil tersenyum dipaksakan, Sarah membalas senyuman ku lalu menutup pintu kamar. apa Bianca tau apa yang terjadi padaku?ah tidak mungkin darimana dia tau

aku pun mengambil tas yang Sarah simpan di atas batalku, mengecek handphone aku mendapatkan 3 pesan dan 5 panggilan tak terjawab dari Sarah dan Bianca. ah apa yang kau harapkan, Elsa, dia tidak akan menghubungi mu lagi!batinku mengingatkan. aku pun membaca pesan dari bianca

-El kau baik-baik saja?-
-El aku tau kau putus dengan Will, dia menelfon ku setelah dia pergi dari taman itu- aku mengerutkan kening, mengala Will menghubingi Bianca?
-hubungi aku El!- sebenarnya aku malas berbicara dengan siapa pun, namun aku penasaran mengapa Will menghubingi Bianca. dengan itu aku pun menelfon nya

"El!!!"ah Bianca langsung mengangkatnya pada sambungan pertama dan suaranya yang melengking membuatku menjauhkan telfon ku dari telinga dan mendekatkan nya lagi

"ada apa, Bi?" tanya ku sambil membaringkan badan ku di kasur

"El kau baik-baik saja kan?tadi Will-"

"mengapa Will menelfon mu?"potongku

"i..iya dia menelfonku, dia cerita padaku kalian sudah putus dan dia memintaku untuk menemui mu di taman kota, tapi saat aku ke sana kau sudah tidak ada. aku menelfon handphone mu tidak kau angkat, menelfon ke rumah Sarah bilang kau belum pulang. kau kemana dulu tadi?"

oh Ya Tuhan sahabatku ini cerewet sekali, omonga nya seperti tidak ada koma saja. aku diam beberapa detik memikirkan kejadian tadi, memang aku tidak langsung pulang sejak aku keluar dari taman yang tidak indah lagi bagiku sekarang, aku mengendarai mobilki tak tentu arah sambil berteriak dan menangis sejadi nya, konyol memang

"El...."suara Bianca membuat ku tersadar dari lamunan ku

"aku..aku berkeliling dulu, tapi sekarang aku sudah tidak apa-apa, terima kasih" ucapku sambil tersenyum, walaupun aku tau Bianca tidak akan melihat nya

"oh syukurlah, dia mengkhawatirkan mu El, itu sebabnya dia menyuruhku untuk menemani mu di taman" lagi lagi aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran Will, dalam hati aku tertawa miris "dia takut kau tidak bisa membawa mobil, dia takut kau nekad" ku dengar Bianca mengecilkan suara saat dia mengatakan nekad, namun aku masih bisa mendengar nya

"kataka pada nya aku baik-baik saja, aku sampai rumah dengan selamat" dustaku, aku memang sampai rumah dengan selamat, namun aku tidak baik-baik saja, belum

"kau yakin?"

"sangat yakin"

"baguslah kalau kau baik-baik saja, sampai bertemu besok di kampus"dengan itu Bianca mematikan sambungan telfon nya, dan aku berdiri dari kasur menuju meja belajar untuk mengecas handphone dan berjalan menuju kamar mandi di sebelah meja belajar

melihat pantulan diriku di cermin, ah aku terlihat mengerikan, lihat eyeliner, mascara yang sudah luntur akibat ait mata, liat juga matamu yang bengkak, Elsa, kau sangat menyedihkan!ucap batinku. aku pun mengambil kapas untuk menghapus sisa make up dan menanggalka pakaian ku memasukkan nya ke keranjang sebelah wastafel, menyalakan shower, air hangat yang mengalir di tubuhku sangat menenangkan

-----------
gimana?gimana?masih absurd ya

Greyson Chance as William on multimedia

jangan lupa vote+komen nya. makasih

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang