PART 22

281 20 1
                                    

-sorry for typos-

memasuki tempat parkir, Luke memakirkan mobil nya dengan benar dan kami pun keluar. aku berjalan duluan dan Luke mengikuti ku di belakang, kami memasuki bangunan besar yang terdapat banyak buku tersusun rapi, di ujung sana ada beberapa meja dan kursi untuk membaca

aku pun bertanya pada receptionist dan laki-laki paruh baya ini mengatakan buku yang ku maksud ada di lantai 3. kami pun berjalan menuju lift. pintu lift terbuka dan tidak ada siapa-siapa di dalam nya, kami pun masuk dan aku menekan angka 3 di panel. mengapa lift ini berjalan sangat lama?

tidak, lift ini bukan berjalan sangat lama. lift ini berhenti. lift ini tidak berjalan ke atas. ada apa ini?Luke langsung maju beberapa langkah dan menekan tombol lift berulang-ulang

"apa lift ini berhenti?" tanya ku yang mulai panik

Luke tidak menjawab dan menekan tombol bantuan, tidak ada respon di ujung sana. ah aku benci berada di tempat sempit!

"lift ini benar-benar berhenti" ucap ku pada diri sendiri

dan ku lihat Luke masih berusaha mencari bantuan, ia pun mengeluarkan handphone nya

"shit!" dia pun memasukkan kembali handphone nya ke dalam saku "El, handphone mu ada sinyal?" tanya nya sambil membalikkan badan nya.

aku pun mengambil handphone ku dan melihat tidak terdapat garis sinyal sama sekali. aku menggelengkan kepala ku. dan Luke memukul pintu besi ini sampai-sampai aku terkesiap

"bagaimana kita bisa keluar?" ucap nya masih marah

aku pun memilih duduk dan memeluk kaki ku bersender pada dinding besi ini

"aku tidak mau berada di sini, aku benci tempat sempit" bisikku, namun kurasa Luke bisa mendengar nya, dia pun duduk di sebelah ku

"aku akan membawa mu keluar dari sini"

aku tidak menjawab dan masih memeluk kedua kaki ku, kurasakan mata ku mulai panas dengan air mata yang tidak terasa sudah jatuh di pipi ku, aku pun buru-buru menghapus nya, takut Luke melihat nya

"kita akan baik-baik saja, El" ucapan nya sama sekali tidak membuat ku tenang

kita tidak akan baik-baik saja, setidak nya aku. lihat saja, kita sudah lebih dari sejam disini dan pintu sialan ini belum juga terbuka. keringat dingin sudah mengalir dari kening ku

"El.." panggil Luke yang ku lihat berkeringat juga, aku hanya menoleh pada nya "aku ingin meminta maaf pada mu"

"untuk apa?" ucap ku mulai sesak, karena kurang nya oksigen disini

"karena aku sudah menyebalkan" ucap nya yang kini mulai sesak juga

aku tersenyum "aku tau kau menyebalkan, kau tidak perlu meminta maaf" ucap ku sambil mengelap dahi ku yang basah

"tidak, El, aku harus meminta maaf pada mu, aku...aku sengaja menjadi menyebalkan pada mu"

aku mengerutkan kening "kenapa?"

"a..aku tidak bisa memberitau mu, maafkan aku, tapi sungguh aku menyesal, aku minta maaf, El"

"aku memang sakit hati dengan sikap mu, tapi aku tidak apa-apa, aku memaafkan mu" ku lihat Luke tersenyum, sangat tampan

"satu hal lagi, semenjak aku menjadi menyebalkan padamu, aku berharap kau juga akan menjadi menyebalkan pada ku, tapi aku salah, kau tidak semenyebalkan yang aku pikir dan kau tau, El, aku tidak bisa berhenti memikirkan mu semenja itu"

aku tidak mengalihkan pandangan ku dari nya

"...aku menyukai mu, El" ucap nya serius menatal mata ku

--------
yeeey akhir nya ..

jangan lupa vote+komment, makasih

jangan jadi silent reader ah, please

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang