-sorry for typos-
menyisir rambut ku asal, aku pun turun menuruni anak tangga menuju dapur dan melihat Sarah sedang menelfon seseorang, dia hanya tersenyum padaku dan aku membalasnya lalu berjalan menuju lemari es mengambil satu botol minuman dingin dan meneguk nya, ah ini menyegarkan. ku lihat sarah menghampiri ku dan duduk di mini bar sebrang ku dan meminum jus nya
"sudah baikan?"tanya nya sambil mengelap sudut bibirnya akibat jus tomat nya
aku hanya mengangguk sambil menutup kembali botol minuman ku. "mana dad?" aku belum melihatnya sedari tadi, aku memang hanya tinggal bersama Daniel, dad-ku dan Sarah. Semenjak Rachel mom ku-mom kami- meninggal 3 tahun yang lalu akibat kanker otak yang di deritanya, kami pindah ke New York dari London. mom di makam kan di New York, kata dad itu permintaan terakhirnya mom karena mom memang berasal dari New York. itu juga yang membuat dad memutuskan kami pindah ke New York, agar selalu dekat dengan mom, katanya
"hari ini tidak pulang, dad ada rapat di luar kota" jawab nya sambil berjalan menuju bak cuci dan menyimpan gelas jus nya yang sudah kosong dan mencuci tangan nya kilat. aku hanya mengangguk mengerti. dad memang selalu rapat di luar kota "kalau kau lapar, aku sudah menyiapka makan malam, tinggal kau hangat kan" ucap nya lalu berjalan menuju tangaa, kamar nya. aku menaruh botol minuman di counter, membuka lemari es mengeluarka sepiring lasagna dan memasukan nya ke microwave
mengingat-ngingat kejadian tadi siang, betapa konyol nya aku berharap Will akan kembali lagi ke taman, karena mengkhawatirkan aku, dia malah meminta Bianca yang menemaniku. khawatir?aku tertawa miris. mengapa dia meninggalkan aku lalu mengkhawatirkan aku?sialan. dadaku sakit lagi walaupun tidak sesakit tadi siang
ting!suara microwave membawa ku kembali ke dunia nyata. aku pun mengeluarka sepiring lasagna dengan sarung tangan dan menyimpan nya di meja makan. melepas sarung tangan aku pun membawa botol minuman ku ke meja dan memakan makan malam ku
***
dengan lemas aku berjalan menyusuri lorong menuju ke kelas ku. berjalan melewati ruang administrasi sudut mata ku menangkap sesosok lelaki tinggi memakai jins, sneaker putih, kemeja hitam dan ransel di bahu kiri nya. aku ingin berjalan, menghindar, namun kaki ini tidak bisa di gerakkan. sampai laki-laki itu pun berbalik dan mata coklat nya langsung menangkap ku yang terpaku. siapa pun bawa aku sekarang!batinku berteriak
"hai El" oh suara itu, aku merindukan nya. menampar diriku ke dunia nyata, aku pun mengedipkan mataku berulang
"hai" ucapku sambil tersenyum dipaksakan. bertaruh, senyum ku ini menakutkan
"mau ke kelas?" aku hanya mengangguk sambil melihat ke arah kelasku, masih banyak mahasiswa di depan kelas bertanda dosen belum ada di kelas, lalu mataku teralihkan pada kertas yang dibawa nya. "ini form buat pindahan" Will menjawab seolah bisa membaca pikiran ku. ah seharusnya aku sudah tau, dia kan mau pindah
mulutku membentuk huruf O. sumpah aku tidak tau harus berkata apa
"ya sudah aku duluan ya, mau minta tanda tangan jurusan" siapapun hentikan waktu sekarang juga, aku tidak mau dia pergi dari hadapan ku. namun aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mengangguk, dengan begotu Will pun pergi, namun sebelum pergi dia mengusap puncak kepala ku. membuat hatiku mencelos. jangan pergi, kumohon!batinku berteriak
setelah menyaksikan berlalu nya Will, aku pun masuk ke kelas dengan sangat malas. mengambil tempat duduk di tengah-tengah, aku menaruh tas ku di meja. beberapa menit kemudian Prof Barney datang, mengajar mata kuliah seni, ya aku mahasiswa tingkat dua di NYU, lebih tepatnya Institute of Fine Arts
dua jam berada di kelas Prof Barney sangat membosankan. aku keluar kelas bersama yang lain nya, aku tidak terlalu suka bersosialisasi, maka dari itu sahabat ku di kampus sangat sedikit bahkan bisa di hitung dengan jari, salah satunya tentu Bianca. ah iya ngomong-ngomong kemana Bianca, aku tida melihatnya dari tadi
bermaksud menelfon Bianca aku lupa handphone ku tinggalkan di mobil saat ngecas. aku pun berjalan cepat ke arah parkiran. mengambil kunci mobil ku, menekan tombol dan membuka mobil, ku cabut kabel yang menghubungkan handphone ku setelah duduk di kursi pengemudi
"hai..."suara melengking yag entah darimana datang nya membuatku melonjak kaget, ya Bianca
"astaga Bi" ucapku sambil mengusap dada ku. kulihat Bianca bersender di pintu mobil ku yang terbuka sambil melipatkan tanganya di depan dada
"kau sedang apa?"tanya nya tidak berdosa
"menurut mu"ucapku sambil memperlihatkan handphone ku yang ku pegang
kulihat Bianca berjalan ke arah pintu penumpang dan sudah duduk manis disana
"ada apa dengan mu?" ucap ku sambil terus menggunakan handphone ku, membalas pesan Sarah
"kemana saja, asal keluar dari kampus ini"
"kau sudah tidak ada kelas lagi?"tanya ku sambil menaruh handphone ku di dashboard dan Bianca hanya menggeleng "aku sudah makan?"tanyaku dan hanya dibalas gelengan lagi
"ya sudah kita cari tempat makan saja"ucap ku sambil menutup pintu mobil dan memakai seft belt, kulihat Bianca memakai seft belt juga
denga begitu aku pun menyalakan mesin mobil dan melaju ke arah gapura besar, meninggalkan kampus.
kulihat dari sudut mataku, ku lihat Bianca sedang memainka handphone ku
"ngapain?jangan sms macam-macam"ancam ku, mengapa aku mengatakan ini?karena aku ingat Bianca pernah mengirim sms pada Adam, teman sekolah kami dulu. katanya dia menyukai ku, dam Bianca mengirim sms pada mya untuk makan siang bareng lewat handphone ku. saat jam istirahat Adam ke kelas ku, jujur aku mengataka bahwa yang mengirim sma bukan aku melainkan Bianca. aku ingat sekali pada saat itu, Adam keluar kelas denga wajah yang sangat kecewa
"lihat lah"ucap nya sambil menunjukan aplikasi bertuliskan 'meetnewpeople', mengerutkan kening aku kembali melihat ke arah jalanan
"apa itu?"tanya ku sambil membelokan stir ke arah kanan "janga berbuat yang macam-macam" ucapku dengan nada serius, namun kulihat Bianca malah senyum-senyum sambil memainkan aplikasi barusan, kurasa
"kau sudah melupakan Will?" ah nama itu lagi, apa yang sedang ia lakukan sekarang? menampar diriku ke dunia nyata aku pun menggelengkan kepala ku. aku lebih baik tidak menjawan pertanyaan Bianca barusan. aku tida tau apakah aku sudah melupakan nya atau malah semakin merindukan nya?
"kau coba sendiri saa di rumah"ucap nya sambil menaruh handphone ku kembali ke dashboard
kami pun sampai di depan kedai makanan yang memang biasa kami datangi. setelah dengan benar memakirkan mobil, kami pun melepas safe belt dan keluar dari mobil lalu memasuki kedai makan
-----------
dianna agron as Sarah on multimedia
jangan lupa vote+komen
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
רומנטיקהElsa. gadis yang ceria bertemu dengan Glenn, pria tampan yang membuat hati nya kembali berwarna setelah putus dari kekasih nya, Will. Namun Glenn harus meninggalkan Elsa selamanya akibat kecelakaan sebelum Elsa mengetahui perasaan nya dan meninggalk...