Chapter-36

4.4K 192 1
                                    

prilly tetus berusaha sekuat mungkin melajukan kursi rodanya, sakir di kepalanya kian menjadi jadi, pandangannya kian memudar tapi prilly terus berusaha untuk melajukan kursi rodanya.

orang disekitar yang melihat ingin sekali menolongnya, menatapnya nanar..
tapi apalah daya prilly yang tak mau di bantu.

dari kejauhan Al melihat sosok prilly tapi tak begitu jelas. untuk memastikan Al berjalan mendekat ke arah prily. betapa kagetnya Al melihat kondisi prilly yang tak beraturan. kini al berlari menuju prily.

"bii lo kenapa.." al dengan cemasnya dan berjongkok .

"al,,too..toolong.. sa..saakit.." prilly dengan terbata bata

"oke oke. lo tenang bii,, lo harus kuat.." al kini membopong prilly .

"lo kuat bii lo harus kuat.." al dengan terus menguatkan prilly.

kini al berlari menuju mobilnya.
setelah beberapa langkah al sudah sampai di mobil. kini prilly dibaringkan di bangku belakang berbantalan paha al.

untung saja al bersama randy jadi memudahkan al untuk terus menjaga prillu dengan dekat.

"prilly kenapa al.." randy yang melihat al membopong prilly terlihat begitu kaget dan sangat khawatir.

"tae gw jelasin sekarang cepetan ke rumah sakit.." al dengan begitu khawatir.

"al..gw..gw mau pulang ke rumah.
" prilly lirih dengan sekuat tenaganya

"tapi bii....

"pleaseee.." mohon prilly

al tak bisa apa-apa lagi, selain menurut apa kata prilly. kini randy melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah prilly.

tak butuh waktu lama kini randy memasuki halaman rumah prilly. al membopong prily menuju dalam rumah prilly.

"tante..om..tan...." teriak al dengan membopong prilly.

mama prilly yang berada di dapur, mendengar keributan kini beranjak keluar.

"astaga al,, prilly kenapa.." pekik mama ully yang begitu sangat kaget.

al tak menghiraukan mama ully, al kian berlalu menuju kamar prilly dan membaringkan prilly. mama ully dan randy hanya bisa mengikuti al dari belakang dengan khawatirnya.

al telah membaringkan prilly di ranjangnya. kini peilly ditemani mama ully dan randy.

al kian berlalu dan mengambil handphonenya untuk menghubungi papanya.

(s k i p)

tak lama kini dokter rehan datang ke rumah prilly.
diperiksanya keadaan prilly. mama ully yang sedari tadi hanya bisa menangis meratapi keadaan anaknya.

kamar yang awalnya sangat unik dan cantik kini berubah menjadi kamar yang menyeramkan baginya.
terdapat banyak alat medis pasalnya prilly yang tak ingin di rawat di rumah sakit.

"han bagaimana keadaan prilly.." mama ully dengan sendunya.

"keadaannya kian parah ly,, kita hanya bisa berdoa dan menunggu, kita harus lebih kuat dari prilly.." dokter rehan dengan sendu.

"tapi pah apa prilly ga bisa di obati lagi,, apa gak ada cara lain pah.." pekik al yang mulai menangis

"al kita udah berusaha, tapi penyakit yang di alami prilly kian memburuk dan berkembang cepat tak sesuai dengan prediksi medis.." papa rehan memaparkan.

"aaaarghhhh...." al dengan meremas rambutnya.

kini semua orang menunggu prilly siuman.
2 jam berlalu prily tengah asyik dengan alam sadarnya.

gritte yang tak tau menau keadaan prilly sedari tadi mencari prilly, tapi nihil hanya menemui kursi roda prilly yang membuatnya khawatir.

gritte kini sudah berada di rumah prily, di ketuknya pintu tapi tak ada yang membuka sehingga membuatnya membuka pintu sendiri.

terlihat begitu sepi ,, gritte terus mencari keberadaan orang. kini gritte menuju ke kamar prilly. dan betapa kagetnya prilly kini tengah bernatimg dengan alat bantu pernafasan dan detak jantung.

"prilly..." pekik gritte yang meliHat kondisi prilly.

"tee lo ikut gw.." al menahan gritte yang mendekat ke arah prilly.

gritte yang tak bisa apa-apa , hanya bisa menuruti kemana al membawanya.

"prilly ke taman sama siapa.." al dengan ketusnya.

"sa...sama gw al, gw gak tau kalau akhirnya kaya gini.." gritte dengan tangisnya.

" dan lo ninggalin dia sendiri hah.." al kini mulai marah

"sendiri?? ..." gritte bingung.

"iya dia sendiri, dia berusaha sendiri berjalan te,, dia pucet bahkan mimisan begitu banyak dan lo tega te lo tega ninggalin dia sendiri, gw kecewa sama lo.." al dengan murkanya

"jadi ali.." gritte lirih

"ali.. ??? " al penasaran.

"maaf al, gw cuma bantu ali ketemu prilly, gw ga tau kalau akhirnya prilly ditinggal gtu aja sama ali.. maafin gw.." gritte dengan menyesalnya.

al yang mendegar kata ali , kini al begitu geram,,, pasalnya kini ali adalah mantan dari prilly, dan ali adalah orang yang sangat prilly cintai.
kini al berlalu meninggalkan gritte dan gritte hanya bisa memandang seiring hilangnya al dengan tangisnya.

.
disisi lain ali tengah bersama dengan nadia, nadia tetap berpura pura sakir demi mendapatkan simpati dari ali.

meskipun saat ini ali bersama nadia, tapi jujur fikiran ali hanya ada prilly.

*kenapa prilly terlihat begitu kesakitan, apa prilly sakit, mukanya begitu pucat pasih, ..
prill,, lo ga papa kan, maafin gw ninggalin lo,," fikir ali sedih.

nadia yang melihat ali kian melamun membuatnya semakin kesal.

"ali ngapain sih melamun gtu, mikirin prilly ?? ngapain sih anak itu kmu fikirin, ga ada gunanya tau gak.." nadia dengan kesalnya.

tapi ali masih asyik dengan lamunannya sehingga masi tetap bungkam. nadia yang melihat ali tetap melamun membuatnya semakin geram.

"ali lo apa.apan sih,, gw lagi ngomong sama lo.." nadia dengan nada kerasnya.

"apa.an si nad,, bisa gak kalau ngomong tu pelan dikit,, bikin telinga gw sakit aja.."ali kini kesal.

"lagian lo, diajak ngomong masii aja ngelamun, lamunin siapa sii ,, sii prilly jelek itu hah...ngapain si li lo fikirin dia segala, mending mikirin gw kan..." kini nadia bergelayut di dada ali.

ali yang merasa risih, dengan cepat menepiskan nadia .

"apa.an si lo,, risih tau ga " ali dengan risihnya.

"ali.. kita kan balikan masak ga boleh manja manja sama kmu sii.." nadia dengan pedenya

"balikan,, gw rasa ga pernah bilang kalau kita balikan nad,, gw disini cuma jaga lo.. emm btw lo sakit apa sii kok lo kelihatan biasa aja muka lo kuga ga pucet kaya orang sakit.."
ali yang merasa selama ini nadia biasa aja tanpa perubahan yang aneh seperti orang sakit yang membuatnya penasaran, kini mulai bertanya.

"gw..gw sakit kanker li,, lo gak percaya sama gw,, nih obat obat gw,, kalau lo gak percaya yauda bawa nih obat tanyakan ke dokter.." nadia dengan menunjukkan seberkas obat yang dia miliki.

*mampus,, jangan sampai ali beneran bawa obat ini, ini kan cuma vitamin sama obat pusing biasa,, jangan sampe jangan sampe...." fikir panik nadia.

*mungkin bener, gw harus ambil satu obat buat mastiin nadia beneran sakit apa hanya pura pura.." fikir jernih ali.

"gw percaya sama lo nad, tapi gw disini bukan sebagai pacar lo, gw cuma jaga lo.."

"gw ga peduli lo anggap apa, tapi gw nganggep kita balikan, gw cinta sama lo li.."
nadia dengan bersandar di bahu ali.

penyesalanku karena egokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang