Chapter- 48

5K 212 7
                                    

hallo pagiih..

.

.

ali memilih untuk diam dirumah, mendengar dan menuruti apa kata mamanya. begitupun Rizky, al dan randy telah meninggalkan makam prilly. Suasana berduka masi menyelimuti semua sahabatnya. Gritte dan mila memilih untuk ke kamar prilly setelah melihat mama ully tertidur. Gritte dan mila mulai menitikkan air matanya kembali setelah memasuki kamar prilly untuk pertama kali setelah prilly meninggal, walaupun gritte dan mila tinggal bersama mama uly tapi mereka tidur dikamar tamu.

Kamar prilly begitu sangat rapi,, foto bersama semua sahabatnya terpampang jelas,, dinding-dinging dengan berbagai hiasan foto yang begitu banyak terlihat begitu sangat unik. Mila membuka laci yang berada dikamar prily, tampak buku mungil yang tak begitu tebal,, mila penasaran dengan yang dia lihat, mila membuka buku berwarna biru muda itu dengan perlahan. Lembar pertama terbuka..

Satu :

sahabat sejati adalah mereka...

mereka yang mengerti kesedihanku

namun mereka tahu bagaimana cara menghiburku..

sahabat adalah mereka...

mereka yang memahami ketakutanku..

namun mereka tahu bagaimana cara menjadikanku berani..

sahabat adalah mereka...

mereka yang tahu akan keraguanku..

namun mereka tahu bagaimana caara mengajariku akan keyakinan..

sahabat adalah mereka...

mereka yang sadar akan kekuranganku..

namun mereka tahu bagaimana cara membangkitkan semangatku..

mila kembali menitikkan air matanya membaca tulisan dengan pena berwarna merah pada buku biru itu. Dibuka lagi lembaran kedua.

Dua :

Tuhan terimakasi engkau memberikan 4 sahabat yang sangat menegrti akan diriku,, selalu ada buat ku,, dalam keadaan senang maupun susah.. tuhan begitu banya cobaan yang engkau berikan sampai diri ini tak tahu harus berkata apa,, aku yakin engkau begitu sangat menyayangiku,, aku ikhlas dengan cobaan yang engkau berikan..

Tuhan jika wkatu itu tiba, hanya satu permintaanku,, jaga mereka selalu, aku sangat amat menyayanginya lebih dari diriku sendiri.. salam manis untuk sahabatku mila, gritte, al dan randy..

Mila tak kuat lagi untuk membuka halaman selanjutnya, mila semakin terisak. Gritte yang sedari tadi melihat kumpulan foto pada album prilly mendengar mila terisak,, gritte dengan cekatan mendekati mila.

"mil, lo kenapa.." tanya gritte panik dan mendekati mila

"prilly,, gw kangen prilly te.." isak tangis mila

"mil,, udah,, kita semua juga apsti kangen sama prilly,, tapi kita bisa apa mil,, semua sudah menjadi kuasa allah,, kita harus ikhlas.. kita ga boleh terpuruk seperti ini, kasihan mama ully jika lihat kita seperti ini mil,, kita harus kuat okay.." ucap gritte berusaha kuat

"jujur mil,, gw bahkan lebih terpuruk dari lo,, prill sahabatku lo sedang apa disana.." batin gritte dalam lamunannya.

........ Getaran ini ada saatku tau kau tak pernah .......

Bunyi handphone gritte mmebuyarkan lamunannya,, "ali" nama yang tertera pada layar handphone gritte. Gritte terdiam begitu lama, sampai akhirnya panggilan pertama tak dijawabnya,, selang beberapa detik terdengar lagi pertanda panggilan masuk, mila yang melihat gritte hanya memandangi handphone begitu lama tanpa berkedip semakin penasaran.

"tee,, telfon dari siap,, kok ga lo angkat" tanya mila membuayrkan lamunan gritte

"eh,, itu mill eeemm telfon dari ali." Jawab gritte gagu

"ali,,," lirih mila

"iya mil,, gw harus gimana,, gw bingung kalau gw angkat telfonnya pasti dia bakalan tanya macam-macam soal prilly, gw harus gimana.." bingung gritte setengah mati

"mungkin lebih baik kita jujur te,, bagaimanapun ali adalah orang yang sangat prilly cintai,, mungkin ini saatnya.." jawab mila tegas

"tapi mill,, kalau ali ..." gantung omongan gritte

"te,, kita bicara sama ali pelan-pelan,, cepat atau lambat ali bakalan tau soal prilly,, lo tau sendiri kan ali itu orangnya gimana, dia akan cari tau entah apapun itu caranya te,, lo juga ga ingin kan semakin lama ali tau dia pasti akan semakin terluka te,," ucap mila yang meminta kejujuran gritte yang disusul anggukan gritte.

Seketika gritte mengangkat telfon dari ali,

"hallo,,lii" jawab gritte

"haloo te, lo dimana gw pengen ngomong sama lo penting,, bisa kita ketemu" ucap ali dari sebrang to the point. Benar saja apa yang difikirkan gritte bahwa ali akan langsung menuju pada topik yaitu prilly.

"emm,, gw ada dirumah,, ketemu dimana.." jawab gritte berbohong

"ditaman biasa, lo bisa kan.." pinta ali dari sebrang

"tapi apa lo udah mendingan,, lii kan lo mais butuh banyak istirahat,," tanya gritte khawatir

"gw udah sembuh,, gw tunggu lo ditaman jam 3 sore.." ucap ali pendek

"yaudah kita ketemu jam 3 sore ditaman,," balas gritte seiring matinya telfon dari ali. Mila sedari tadi berusaha menguping pembicaraan gritte dan ali, sekilas terlintas ide untuk menghubungi al dan randy, pasalnya takut terjadi sesuatu saat dtaman nanti. Mila memilih ke balkon kamar prilly.

Tuuuuut.......tuuuutt............

Mila berusahaa menghubungi al,, sampai akhirnya telfon pun diangkat oleh al.

"haloo,,," angkat al

"haloo al,, lo nanti ga sibuk kan.." tanya mila

"enggak mil, emang kenapa, tante ully gak papakan,," tanya al panik,

"ini bukan soal tante ully al, tapi masalah ali.." jawab mila

"ali,,?? Ali kenapa,,? " tanya al balik

"ali ngajak ketemuan gritte ditaman nanti jam 3, pasti ali bakalan tanya-tanya soal prilly al, lo bisa kanntar dateng ke taman, gw takut baklan terjadi sesuatu.."khawatir mila

"oh oke,,, nanti gw sama randy bakalan kesana,, sekalian gw mau ngasih sesuatu buat ali dan kalian.." ucap al

"ngasih apa al.." mila penasaran

"gw juga ga tau,, prilly meminta tak membuka dulu sebelum dia pergi.. jadi gw belum buka .." jelas al dengan memegang kotak ukuran sedang ditangannya

.........................................................................................................................

jangan lupa votenya ya readers .. :-*



penyesalanku karena egokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang