Chapter-37

4.4K 183 0
                                    

ali kini sudah berada di rumah. berada dikamar dengan memegang obat dan terus berfikir.

"apa gw harus ke rumah sakit buat mastiin nadia beneran sakit apa pura-pura... arghhhhh gw harus ke rumah sakit..!!

ali kini beranjak dari kamarnya dan menuju ke rumah sakit.
selang beberapa menit ali telah berada di halaman rumah sakit. setelah bertanya pada pegawai rumah sakit, ali kini berlalu menuju ruang dokter rehan.

tok..tok..
diketuknya pintu dengan pelan.

"ya silahkan masuk.." dokter rehan mempersilahkan masuk

"selamat siank dok.." sapa ali ramah

"iya selamat siank, ada yang bisa saya bantu... emm sebelumnya dengan mas siapa..??" dokter rehan dengan senyumnya.

"ali dok.." dengan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"ooo mas ali ada yang bisa saya bantu.."

"emm gini dok saya mau tanya mengenai obat ini..." ali dengan menunjukkan obat yang kini ada ditangannya.
"ini sebenernya obat apa ya dok.."

"oh ini hanya obat pusing biasa,, memangnya ada apa mas ali..." tanya dokter rehan ramah

"jadi ini cuma obat pusing dok,, bukan obat untuk sakit parah.." tanya ali penasaran.

"iya mas ali, ini hanya obat pusing biasa,,,"

"oh makasi dok, makasiii kalau gitu saya permisi duluu dok.."
ali dengan semyum mengembang.
.
.

ali berjalan keluar memuju parkiran.
diparkiran terlihat al yang memandang ali tajam.

"lo yang namanya ali.." kata al geram.

"iya gw ali,, kenapa.." ali dengan ketusnya.

bugh..
satu tonjokan ke pipi kanan ali.

"ni buat lo yang uda nyakitin prilly.."

bugh..
satu tonjokan lagi ke pipi kiri ali.

"dan ini buat lo yang uda ninggalin prilly di taman.."

ali yang mendapatkan perlakuan dari al hanya bisa diam, pasalnya emng semua kesalahannya, kesalahan ali.

"jangan pernah sekali kali lo nyakitin prilly,, lo bakal mati kalau sampai prilly kenapa napa.." al dengan mencemgkram kerah ali.

.
al kian berlalu meninggalkan ali.
alii hanya bisa diam dan menahan sakit di kedua pipinya.
ali menuju mobil dan melajukannya.

ting..tong...
bunyi bel terdengar

"ali..." lirih nadia.
"muka lo kenapa li, astaga.." pekik nadia khawatir.

"ga usa lo sok peduli, ini semua juga gara gara lo,, kalau lo ga berpura pura gw gak bakal seperti ini dan gw ga bakal buat orang yang gw cintai sakit hati.." ali dengan amarahnya

"maksud lo li..." nadia kian bingung

"alah ga usa ngeles lo.. selama ini lo hanya pura pura sakit kan, nih obat lo,, yang kata lo obat kanker tapi nyatanya hanya obat pusing kepala biasa.. gw kecewa sama lo nad.." ali dengan murkanya dan memberikan obat ke tangan nadia.

"ali gw bisa jelasin.." nadia dengan tangisnya.

"apalagi yang bakal lo jelasin, semua uda jelas nad.. dan gw gw kecewa sama lo,, "

"oke gw emng berpura pura tapi gw lakukan ini semua hanya semata mata karena lo li.. gw cinta sama lo,, gw cinta.." nadia dengan tangis amarahnya.

" cinta lo bilang.. cinta ga seperti ini nad,, kalau lo cinta gak bakal ada kebohongan yang menyakiti banyak orang,, sandiwara lo buat semua kecewa dan satu lagi karena sandiwara lo gw uda nyakitin prilly.."
ali menekankan kata prilly.

penyesalanku karena egokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang