Chapter 40

4.6K 202 0
                                    


sang waktu kian bergerak,,,

bergemuruh setiap masa sepanjang nadi berdenyut ....

sepanjang jantung berdetak, sepanjang nafas masi terasa...

ku menunggunya,, menunggu kedatangannya.....

menghampiriku dengan senyuman manisnya.......

menghampiriku dengan kasih sayangnya...

prilly terlihat sangat gugup,, bergerak kesana kemari melajukan kursi rodanya,, entah kenapa dia begitu sangat tak sabar menunggu kedatangan ali,, mama ully yang melihat tingkah putrinya kian menunjukkan senyumannya.. sampai akhirnya terdengar bunyi klakson halaman depan rumah prilly,, dengan cepat prilly melajukan kursi rodanya. Membuka pintu untuk orang yang disayanginya.

"hai,," sapa prilly dengan senyumannya

"hai,, udah siap sayang,," tanya ali yang berjongkok didepan kursi roda prilly dan memberinya sebuket bunga mawar merah. Prilly yang diperlakukan istimewa hanya tersenyum senang.

.......... (S K I P ) ............

Dimobil ali dan prilly terlihattak bergeming sama sekali, hanya senyuman dari bibirnya masing-masing yang terlihat. Sampai akhirnya ali memulai pembicaraan.

"kok diem aja sih,," ucap ali

"ya lagian ngomong apa, lo juga diem.." jawab prilly dengan senyum manisnya

"kok lo sih manggilnya,, aku kamu donk,," ucap ali berharap

"hahha ngarep banget ya,, ciee,,," ledek prilly dengan tawanya

"kalau ketawa jadi tambah cantik deh,, prillynya siapa sih,," ledek ali balik dengan tangan kirinya menoel pipi prilly.

Perbincangan demi perbincangan dimulai,, sampai pada akhirnya mereka telah sampai ditempat tujuan. Ali membantu prilly turun dari mobil dan membantu duduk di kursi rodanya.

"makasi ya , maaf ngrepotin kamu dengan kondisiku seperti ini,," ucap prilly dengan muka sendunya.

" hustt,, jangan gitu bagaimanapun kondisimu aku tak peduli, aku tetap sayang dan cinta sama kamu,, aku akan selalu terima kondisimu apapun kondisimu,," jawab ali dengan berjongkok dan memegangi tangan prilly.

"apa lo juga bakal nerima gw meskipun sebenarnya gw sakit parah li,,," batin prilly

Ali dan prilly kini berjalan menuju tempat tujuan, ali dengan telatennya mendorong kursi roda prilly, sampai akhirnya mereka telah sampai di tempat yang ali janjikan yaa di rumah pohon yang berdampingan dengan danau. Prily melihat sekitar begitu takjub rumah pohon yang dihias beberapa pernak-pernik, ya rumah pohon dan danau adalah tempat faforit mereka berdua. Sekilas prilly melihat danau dimana disana terdapat perahu, pandangan prilly cukup lama kearah danau yang membuat ali juga tertuju pada arah pandang prilly.

"kenapa sayang,, kamu mau naek perahu itu,," tanya ali penasaran

"apa gw masi bisa naek perahu sedang gw jalan aja pakai kursi roda.." lirih prilly yang terdengar ali

"siapa bilang,, yuk naek sini aku bantu..." jawab ali dengan membantu prilly menuju danau dan menaiki perahu. Dilajukannya perahu terlihat prilly begitu bahagia ,, sangat terlihat dari raut mukanya yag sedari tadi tertawa kecil.

"li,, kamu tau gak .." ucap prilly

"enggak tauk,," jahut ali yang membuat prilly tertawa besar

"iihh,, aku kan belum ngomong,, ali iih,,," ucap prilly dengan nada manjanya

"heheh yauda ,,mau ngomong apa sih prillyku ini,,hem,,"jawab ali yang mendekatkan mukanya ke prilly..

"aku tadi sambil nungguin kamu sempet coret-coret gitu buat lagu.." ucap prilly dengan menatap ali

"oh ya,, coba donk nyanyiin,, eit judulnya apa dulu nih,,??" tanya ali penasaran

" sama kaya kita..." jawab prilly yang membuat ali penasaran.

"kita...????"ali penasaran

"ya kita,, sahabat hidup.. heheh" prilly dengan menunjukkan gigi incinya yang mmebuat ali begitu gemas,

"sahabat hidup,,ya ya coba donk nyanyii pleasee,, nyanyi ya,," rengel ali layaknya anak kecil yang membuat prilly tersenyum geli.

"dengerin ya,,"

Tanpa menunggu aba-aba dari ali prillypun menyanyikan lagu ciptaanya.

.

.

awalnya kita tak saling mengenal

dan sekarang aku tlah mengenalmu

tak lama butuh waktu saling

dan ternyata aku nyaman denganmu

aku dan kamu tak kan bisa

melawan takdirnya

dan merubah semua yang ada

getaran ini ada saatku tahu

kau tak pernah menatap yang lebih dalam

selain hubungan ini

terjalin dengan tulus

dalam sebutan sahabat hidup

tak lama butuh waktu saling mengerti

dan ternyata aku nyaman denganmu

aku dan kamu tak kan bisa

melawan takdirnya

dan merubah semua yang ada

getaran ini ada saatku tahu

kau tak pernah menatap yang lebih dalam

selain hubungan ini

terjalin dengan tulus

dalam sebutan sahabat hidup

.

.

Terdengar sangat merdu suara prilly yang membuat ali bertepuk tangan karna kagum,, suara yang begitu halus, dan yang sangat dia rindukan setiap waktu bahkan setiap detik. Berbagai pujian ali lontarkan untuk prilly,, sampai pada akhirnya merekamemilih untuk menyudahi berada di perahu dan menepi. Ali dengan telatennya membantu prilly duduk di kursi rodanya.

"prill,, sampai sekarang apa kamu ga bisa jalan,, apa kaki kamu masi sakit akibat jatuh yang kamu bilang itu.." tanya ali ragu

"hemm,, kenapa li,, kamu risih ya lihat aku pakai kursi roda, kalau kamu risih aku bisa jalan tanpa kursi roda kok,," ucap prilly dengan berusaha berdiri dari kursi rodanya,, spontan membuat ali menahan prilly.

"kenapa li,, kenapa nahan aku,," ucap prilly dengan wajah sendu

"kamu ga perlu lakuin itu prill,, kalau kamu masi tidak bisa jangan paksakan diri kamu seperti ini.." ucap ali nanar

"tapi jujur li,, aku juga ingin jalan normal tanpa alat bantu seperti ini,,apa kamu mau bantu aku,," pinta prilly dengan wajah sendunya yang mmebuat ali tak berkutik selain menuruti apa yang prilly mau.



penyesalanku karena egokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang