Chapter-43

4.7K 206 0
                                    

Disisi lain keluarga prilly terlihat sangat khawatir, pasalnya prilly terus mengerang kesakitan dengan mimisan yang begitu banyak. mama ully hanya bisa menangis melihat kondisi putrinya. Tanpa basa-basi mama papa serta kakanya membawa prilly menuju rumah sakit. Kak rizky membopong prilly menuju mobil,, ditidurkannya dibangku belakang bersama mama dan papanya, sedangkan rizky duduk didepan ngendarai mobil.

"mah,, sakit.." keluh prilly dengan memegangi kepalanya

"sabar sayang,, bentar lagi kita sampai rumah sakit sayang,, nanti dokter rehan bakal tangani dan obati kamu sayang,, kamu harus kuat.." mama ully berusaha menguatkan anaknya meskipun dia sendiri begitu tak karuan.

Dengan kecepatan yang sangat tinggi,,20 menit mereka telah sampai dirumah sakit. Rizky dengan cepat membopong prilly menuju IGD. Sedangkan papa rizal menuju ruang dokter rehan untuk meminta agar cepat menangani putrinya. Mama ully hanya bisa menangis sesenggukan, merasakan betapa sakitnya yang dialami putrinya,, rasa tak ingin kehilangan putri kesayangannya membuatnya kalut dalam kesedihan. Dokter rehan menangani prilly dengan cepat dan memutuskan untuk memindahkan prilly ke ruang ICU, karna kondisi prilly yang tak sadarkan diri dan kondisi yang tak bisa lagi dijelaskan,, semua hanya menunggu waktu. Mama ully, papa rizal, serta rizky yang sedang menunggu dokter rehan keluar dari ruang igd dengan cepat mereka berlari ke arah dokter rehan.

"rehan bagaimana keadaan putriku,," tanya papa rizal

"bagaimana keadaan prilly han,, jawab.." sahut mama ully dengan sedikit membentak, dengan cepat papa rizal mendekap mama ully, dan meminta untuk sabar.

"prilly akan kami pindahkan diruang ICU ly,, zal.." jawab dokter rehan dengan raut sendu

"ICU..?? prilly kenapa dok,, kenapa harus ICU.."? tanya rizky dengan wajah nanarnya.

"nanti saya jelaskan, sekarang prilly harus kita pindahkan ke ruang ICU segera.." ucap dokter rehan.

Prilly kini dibawa menuju ruang ICU, mama ully yang melihat hanya bisa menangis, meratapi dengan apa yang menimpa putrinya. Begitupun rizky dan papa rizal yang tak bisa lagi menahan ksedihannya. Setelah memeriksa prilly di ruang ICU, dokter rehan keluar dan menuju ruangannya. Membuka laci dan mengambil hpnya..

Tuut...tuuut...

"hallo pah,, ada apa pah.." tanya al dari sebrang.

"kamu dimana al kok berisik banget.." tanya dokter rehan yang mendengar kebisingan disebrang.

"al lagi keluar sama randy dan teman-teman lain pah, kenapa pah..??"

"lebih baik kamu kerumah sakit sekarang al,, prilly..?" pinta dokter rehan

"prilly kenapa pah,, ada apa dengan prilly,," tanya al dengan kepanikannya yang membuat semua teman-teman memandangnya karna memang cukup keras al bertanya.

"prilly koma,," jawab dokter rehan

"apa koma,,," ucap al begitu kaget yang membuat hp yang berada digenggamannya jatuh begitu saja, randy yang melihat al sempat mau jatuh dengan cepat randy memapah al untuk duduk dikursi.

"ada apa al,, kenapa prilly,, " tanya randy pelan

"prily,, prilly ko,,,koma ran.." jawab al dengan diiringi tangisnya yang seketika membuat randy menjadi lunglai. Seperti semua tulangnya remuk secara bersmaan.

"tuhan jangan.. jangan ambil dia,, aku mohon.." lirih randy dengan tangisnya

Randy dan al dengan segera memutuskan untuk ke rumah sakit dimana prilly dirawat. Al melajukan mobilnya dengan sangat cepat tanpa memperhitungkan keselamatannya, ya karna yang terpenting saat ini adalah prilly. 20 menit randy dan al memasuki halaman rumah sakit.

penyesalanku karena egokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang