Clock::12

9.3K 963 7
                                    

"NGENGELL! LO KOK GAK CERITA SIH?" Tanya Gue.

Sekarang, gue ada di hadapan Ngengel. Ngengel duduk di bangku Ali. Tapi, Alinya ngilang. Mungkin, Ali masih belum move on dari Ngengel.

Ngengel tertawa geli. "Biar suprise aja sih"

Gue tertawa lalu mengait tangan Amel. "Ini sahabat gue, namanya Amelia" kata gue sambil tersenyum ke Amel, nyuruh dia mengulurkan tangannya.

Muka Amel aneh, ga kayak biasanya. Dia kayak yang ga suka sama Ngengel. Amelpun mengulurkan tangannya dengan senyum yang menurut gue terpaksa. "Amel" katanya.

"Angel" kata Ngengel sambil tersenyum manis.

Gue nengok ke depan. Di depan gue bangkunya Dian. "Itu Diandra. Sahabat gue juga"

"Yo!" Kata Dian di bangkunya.

Sesaat setelah itu, Ali datang dengan wajah 'topeng'-nya. "Ali! Darimana aja lo?" Tanya gue.

Amel sama Dian heran liat kelakuan gue. Jadi, saat ini gue memutuskan buat mencoba berenti 'membenci' Ali. Demi kedamaian hidup gue nantinya. Dan, itung-itung bikin Ali baikan sama Ngengel.

Ali duduk di bangkunya. Samping Angel. "Ngel, lo tau dia lah"

Angel menatap gue dengan tatapan kok-lo-tau?-nya. Gue cuma nyengir. "Li, lo udah makan 'kan?" Tanya gue yang sahabat gue natap gue dengan tatapan tidak percaya-nya.

Bodo amat. Gue cuman mau mengemban amanah-nya nyokap Ali.

Ali tersenyum ke gue. Dia lagi dalam mode 'topeng'-nya. "Lo perhatian banget sih sama gue? Gue jadi terharu deh"

Ya ya, terserah. "Gue nanya, lo udah makan apa belum?"

"Belum. Kenapa?"

"Sama. Gue juga belum. Traktir gue yap!"

^_^

Dan disinilah kami. Istirahat di kantin barengan. Ada gue, Ali, Dian, Amel, dan Angel. Tapi, gue masih heran dengan tatapan-nya Amel ke Angel. Ada yang beda sama Amel.

"Kalian mau makan apa? Gue beliin ya?" Kata gue.

"Gue samain aja sama lo" kata Amel.

"Gue juga" kata Dian.

"Gue juga deh" kata Angel.

"Gue jug--"

"Lo ikut gue! Gue gak mungkin bawa mangkok sendirian" kata gue motong omongan Ali.

Ali menarik nafas panjang dan berlebihan kemudian berdiri, begitupun dengan gue. Dan, gue sama Alipun berjalan ke salah satu penjual dengan tatapan sirik dari anak-anak cewek. "Lo apaan sih pake sok akrab sama gue segala?" Tanya Ali dengan tatapan datarnya.

Sok akrab. Oke. Gue masih sabar. Lagian, "maksud gue bukannya mau sok akrab sama lo"

"Trus?"

"Gue cuman mau bikin lo baikan lagi sama Ngengel"

"Lo pikir gue mau, apa?"

"Mau ga mau harus mau"

"Lo kenapa jadi sok peduli banget sih?"

Udah dibilang sok akrab, sekarang dibilang sok peduli. Oke, gue masih sabar. "Gue cuman mau mengemban amanah negara aja, Li"

"Amanah negara apaan?"

"Lo ga inget sama 3 permintaan nyokap lo ke gue?"

"Lo kok jadi lebay gini sih?"

Oke. Sok akrab, sok peduli, dan lebay. Kesel hayati, kesel... "LO TURUTIN AJA NGAPA SIH?" Teriak gue.

Clock✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang