Bugh.
"MAKSUD LU APA?! HAH?!" Bentak gue ke Angel setelah gue nonjok loker -tepat di samping mukanya.
Berani-beraninya dia bikin Prilly terluka. Gue gak ngerti apa maksudnya. Setelah dia bilang kalau dia pengen balas dendam sama Prilly dan minta bantuan gue buat nyakitin hatinya Prilly -yang tentunya gue tolak-, dia makin nekat. Dia bahkan sampe ngerayu gue, ngungkit-ngungkin gimana gue jagain dia dulu. Dia emang licik. Gue benci. Apalagi saat dia nyakitin cewek yang gue sayang.
"Ali! Udah!" Seru Prilly yang entah sejak kapan udah megangin tangan gue yang nempel ke loker.
Sakit tangan gue. Kayaknya udah memar deh. Tapi enggak. Gue lebih sakit liat orang yang gue sayangi sakit.
Gue natap temen-temennya Prilly. "Bawa Prilly ke uks"
Mereka ngangguk dan jalan kearah Prilly. Prilly nahan mereka dengan menjulurkan tangannya. "Enggak. Gue gak mau." Katanya, kemudian natap gue lagi dengan tatapan memohonnya. "Udah Li! Lo gak tau apa yang Ngengel lakuin ke gue, 'kan?"
"Gue tau banget apa yang udah 'cewek licik' ini lakuin ke elo." Kata gue. "Ke uks. Sekarang." Kata gue natap dia tajam -yang udah lama gak gue liatin ke dia-. Tapi, dia balas natap gue tajam.
"Gak. Gue bakal ke uks bareng Ngengel. Dia juga sakit, Li"
Gue mengerenyit denger omongannya. Angel baik-baik aja. Tapi, Prilly yang kenapa-kenapa.
"Lo" dia nunjuk gue dengan telunjuknya, dan nunjuk diri sendiri. "Bahkan gue, bahkan semua yang ada di sini gak akan ada yang tau rasa sakitnya kayak gimana." Gue makin mengerenyitkan alis. Dia menghembuskan nafas lewat mulut. "Gue udah tau alasannya, Li"
Alasan?
Oh! Alasan Angel jadi 'monster'. Gue ngerti apa yang Prilly omongin.
Gue natap Angel -yang lagi ketakutan- dengan tatapan tajam, gue ngelepasin tangan gue yang nonjok loker. Dia natap gue sengit, kemudian natap Prilly gak kalah sengit.
"Sok baik" kata Angel kemudian berlalu.
Gue natap Prilly yang udah gemeteran karna nahan sakit kakinya. Tatapannya kosong. Gue ngangkat dia ala bridal style, dia membeku beberapa detik sebelum mengalungkan tangannya di leher gue dan menyimpan kepalanya di bahu gue.
Gue kaget dengan kelakuannya. Biasanya dia gak mau ada kontak fisik sama gue. Tapi sekarang?
Kode keras, nih.
Guepun jalan ke uks dengan senyum yang mengembang.
^_^
"Jadi...?" Tanya gue sambil natap Prilly yang lagi mainin iPhone sambil senderan sekaligus selonjoran di kasur uks.
Prilly menaikan sebelah alisnya. "Jadi apaan?"
"Jangan pura-pura amnesia, lo!"
Dia nyengir. "Inget aja lo." Dia berdeham, kemudian nyeritain segalanya sama gue. Apa yang diomongin Angel dan apa yang di lakuin Angel sama dia. Tapi, dia selalu menekankan kata 'Tapi, Ngengel juga benci ke gue karna dia sayang sama gue'.
Sedangkan yang lain? Gue gak tau kata atau perlakuan apa yang udah Angel lakuin ke dia. Karna dia selalu ngulang kata itu. Jadi, sedikit belibet.
Tapi, mungkin dia gak mau jadi musuh Angel dan masih pengen sahabatan sama Angel.
Gue tersenyum kecil. "Jadi, maksud dia ngomong gitu karna pengen lo jadi pacarnya?" Tanya gue.
"Apaan sih--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Clock✔
FanfictionRahasia demi rahasia yang dimiliki mereka terungkap oleh satu sama lain hanya karna jam tangan. Jam tangan yang membuat keduanya dekat. Jam tangan yang memiliki arti tersendiri bagi keduanya. Jam yang sama, dan hanya ada Satu didunia. Mereka saling...