Kesialan berlipat-lipat.
Ya.
Bahkan sekarang gue enggan keluar dari selimut ini untuk sekedar jalan ke kamar mandi.
Setelah kemaren terbongkarnya rahasia gue di depan semua murid, gue jadi males keluar. Abang-abang gue udah bilang 'maaf' berkali-kali ke gue. Tapi, ini bukan salah mereka. Ini salah gue karna gue terlalu ceroboh dan terlalu banyak ngelamun.
Dan dengan malas, guepun pergi ke kamar mandi setelah gue nanya kabar Ali yang pastinya kalian tau kalau pesan maupun telfon gue gak ada yang nyampe.
Tekanan batin bangetlah gue...
Ali kemana?
Gue butuh dia.
Gue kangen dia.
Kemana dia?
Gimana keadaannya?
Gue jadi melanklonis gini kalau gak ada dia.
Cinta emang ribet.
Dan dengan teganya, dia gak ngasih kabar sama sekali.
Bayangkan kawan! Hiks.
Dan dengan malas, guepun keluar kamar setelah siap-siap. Dan betapa enggak terkejutnya gue waktu liat abang-abang gue di depan kamar gue dengan membawa:
1. Bang Brian: boneka doraemon yang gede banget.
2. Bang Alfan: iPhone 6 yang masih baru.
3. Bang Alfin: tas doraemon.
"Maafin kita dek..." kata mereka serempak.
Gue emang gak marah. Tapi, rezeki gak boleh di tolak 'kan?
Guepun memasang seringai gue dan membawa barang-barang itu ke dalem kamar. Gue keluar lagi dengan senyum sumringah. "Oke. Gue maafin"
Abang-abang guepun tersenyum sumringah dan memeluk gue dengan erat. "Love you sista..." kata mereka serentak lagi.
"Love you too brotha..."
Pelukan ala teletubispun berakhir.
"Bareng gue yap!"
"Apaan? Prilly bareng gue!"
"Idih. Bareng gue juga!"
"Hey! Gue yang pertama ngajakin!"
"Tapi Prilly maunya sama gue!"
"Prilly maunya naek motor! Iya 'kan?"
Gue berdecak mendengar perdebatan sekilas mereka. "Bareng aja! Berempat. Naek mobil Bang Alfan."
Senyum sumringahpun terukir di wajah abang-abang gue. "Okedeh"
Kamipun berjalan dengan merangkul satu sama lain. Gue ngerasa kayak waktu SMP lagi deh...
^_^
Dan bener dugaan gue.
Banyak cewek yang nanya tentang gue dan abang-abang gue. Dari yang nanya 'Prill, beneran lo adeknya Brian-Alfan-Alfin?' Sampe ke pertanyaan, 'Prill, lo mau ya jadi adek ipar gue?'
Tapi, gue cuman senyum-senyum sampe rahang gue sakit.
Gue kesel karna Ali masih enggak masuk sekolah. Gue tambah kesel karna selalu dapet tatapan tajam dari Ngengel. Gue makin kesel dapet pertanyaan yang kelewat banyak.
Untung, abang-abang serta sahabat gue selalu nolongin gue. Sampe Valery-Salsa-Rachel-Andri juga dengan anehnya ngebantuin gue.
Aneh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Clock✔
FanfictionRahasia demi rahasia yang dimiliki mereka terungkap oleh satu sama lain hanya karna jam tangan. Jam tangan yang membuat keduanya dekat. Jam tangan yang memiliki arti tersendiri bagi keduanya. Jam yang sama, dan hanya ada Satu didunia. Mereka saling...