Aku menghela napas panjang, dan menatap pada para manusia yang tidak penting dihadapanku ini dengan malas. Saat ini, aku dan keluargaku sedang mengadakan acara tahunan. Yaitu, reuni keluarga para sahabat. Dan tahun ini adalah bagian dirumahku.
Teman-temanku yang lain juga ada. Contohnya, Rendy, Salsa, Gerald, Amel, dan yang lainnya. Jujur saja, author ini sudah lupa nama-nama tokoh disini. Jadi, kalian harus mengingat-ingat pasangan-pasangan dari Bang Refin, Bang Brian, Bang Alfan, dan Bang Alfin. Hanya sekedar agar kalian membayangkan bahwa disini banyak orang.
Kalian ingat? Kami ini sedang menjalani masa-masa menjadi orangtua. Dan semua yang ada disini telah memiliki anak. Begitu pun aku yang sudah mempunyai dua anak. Azki Aprillya Davian, dan Angga Aldi Davian. Dua nama itu diciptakan oleh para kakakku dan orangtuaku. Kata mereka, nama yang berawalan sama begitu sangat lucu, walaupun mereka bukanlah anak kembar. Tentu saja, Azki kan lebih tua satu tahun dari Angga.
Oh, saat ini, aku sedang berada dihalaman rumah dengan pasangan-pasangan yang membawa anaknya. Ah, sangat berisik! Ada sebagian yang bergosip, bermain dengan anak-anaknya, dan merokok juga ada.
"Bunda! Bunda!"
Seruan itu membuat aku dan penghuni yang ada disana menengok pada Angga yang memanggilku. Di belakangnya, terdapat seorang anak laki-laki lain, yaitu Bintang Devon, anak dari Bang Alfin. Kedua anak berumur 4 tahun itu sampai dihadapanku. "Apa sayang?"
"Bunda! Angga pengen nonton filem blue film!"
Sontak seluruh mata yang ada dihalaman --termasuk aku, melotot kaget atas perkataan Angga.
"Angga, siapa yang ngajak?" tanya Bang Brian sambil menghampiri Angga dan Bintang.
Dengan wajah polos, Angga menatap pada Bang Brian. "Gak ada yang ajak, Angga. Angga tau dari Bintang!"
"Bintang, siapa yang ajak?" tanya Ngengel pada Bintang.
Bintang mengerjap. "Bintang gak diajak. Bintang cuma denger dari Dad yang lagi ngomongin filem blue film itu sama Om Ali. Kata Dad, filemnya bikin tegang dan pengen ngulang lagi."
Aku melotot, tidak menyangka bahwa Ali dan Bang Alfin akan membicarakan hal itu didepan anak-anak.
"Edan, gak ngajak gue si Alfin." gumam Bang Brian.
Aku menjitaknya. Bang Brian melotot kearahku, kupelototi balik dia. Aku pun berdeham dan tersenyum pada Angga dengan gigi terkatup rapat. "Ayah kamu sekarang dimana, sayang?"
Angga mengedip lucu layaknya anak-anak. "Ayah lagi didalem sama Azki."
Aku melotot. Lagi ngomongin blue film? Dihadapan Azki? Brengsek! Aku bantai juga suami sialan itu!
Dengan emosi tertahan dan napas bergetar karna amarah, serentak, seluruh penghuni halaman berdiri dari duduknya dan menunda kesibukannya. Aku masuk kedalam rumah, dan mungkin yang lainnya mengikutiku dari belakang. Diruang tamu, aku dapat melihat Ali yang duduk berdempetan dengan Bang Alfin sambil menatap layar ponsel. Aku penasaran apa isinya.
Tak mau berlama-lama atau menunda waktu, aku berdeham, membuat keduanya berjengit dan membeku. Perlahan, mereka mengalihkan pandangannya padaku yang berdiri sambil bersidekap dada.
Aku menyeringai setan. "Berani-beraninya lo ngomongin vidio bokep didepan anak gue."
Bang Refin maju dan berdiri disamping kiriku. "Kita bantai Prill."
Aku mengangguk, membuat kedua orang kaku dihadapanku itu terlihat menelan ludah. "Gue butuh sianida."
Kali ini, Bang Brian dan Bang Alfan ikut maju dan berdiri disamping kananku. "Kita bantu, dan kerja sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Clock✔
FanfictionRahasia demi rahasia yang dimiliki mereka terungkap oleh satu sama lain hanya karna jam tangan. Jam tangan yang membuat keduanya dekat. Jam tangan yang memiliki arti tersendiri bagi keduanya. Jam yang sama, dan hanya ada Satu didunia. Mereka saling...