Duh, gawat! Ali ngancurin acara orang banget sih! "Ali! Lepas!" Seru gue sambil menggengam lengan Ali yang mencengkram kerah kemeja Adnan.
Dia natap gue kaku kemudian natap Adnan sengit. "Dia gandeng cewek lain, Prill!" Katanya sambil nunjuk Kayla dengan sebelah tangannya.
Ish, dia gak tau siapa Kayla, kok main tuduh gitu sih? "Ali! Lepa--"
"Gak?! Gue mau nunjukin ke semua orang kalau dia ini cowok berengsek?!" Katanya masih natap Adnan sengit.
"Ali! Lo salah paham--"
"Salah paham apanya sih Prill?! Gue gak mau orang yang gue sayang disakitin sama cowok berengsek kayak dia?!" Katanya dengan natap gue tajam, kemudian natap Adnan tajam lagi.
Gue menghembuskan nafas panjang dan narik tangan Kayla. Kayla nurut dan berdiri di pinggir gue. Dan, gue mengamit tangan Adnan. Gue mengangkat tangan kami bertiga. "Kayla tunangannya Adnan, Li." Kata gue.
Ali natap tangan Adnan, gue, dan Kayla. Dia mengerejapkan matanya kemudian melepaskan cengraman tangannya dari Adnan. Mengusap kerah kemeja Adnan dan berdeham. "Sorry" katanya. "Eh, dan selamat atas pertunangan lo"
'Kan! Sok tau 'kan! Tapi, emang harusnya gini ya? Ali 'kan taunya gue yang tunangan.
Dan seperti yang lo-lo pada duga, dia natap gue tajam. Gue nyengir. Dia natap gue minta penjelasan. Oke, salah gue. "Ini tuh rencana buat..."
"Buat apa?"
"Buat buktiin cinta lo!"
"Kenapa harus kayak gini?"
"Menurut lo? Masa gue harus nerima player kayak lo dengan mudahnya? Ya... gue harus nyusun rencana dulu dong."
"Kenapa. Harus. Kayak. Gini?"
Gue nyengir. "Cuman kebetulan aja, sih. Hehe"
Flashback.
"gue masih gak yakin sama player kayak dia"
"Dan lo gak bisa... nyerah gitu aja sama perasaan lo 'kan?" Tanya Bang Brian.
Ya, gak akan pernah. Karna perasaan ini langka buat gue yang susah jatuh cinta.
Tapi, gue gak tau harus ngapain. "Ya terus? Gue harus gimana dong?"
Gue dan abang-abang guepun menghembuskan nafas panjang.
Tok tok tok.
Ketukan dipintu membuat gue dan abang-abang gue nengok ke pintu. Disana ada Adnan dan Kayla.
"Kay!" Panggil gue dengan senyum sumringah. Kayla menghampiri gue dan memeluk gue erat. Gue membalas pelukan dan melepaskannya. "Lo apa kabar?"
"Baik."
"Lo kok kesini gak bilang sih? Udah dari kapan nyampe?"
"Kemarin. Gue gak di bolehin bilang sama dia" katanya nunjuk Adnan. Gue melototin Adnan. Dia nyengir. Tuh 'kan! Dia sialan sih... sebel 'kan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clock✔
FanfictionRahasia demi rahasia yang dimiliki mereka terungkap oleh satu sama lain hanya karna jam tangan. Jam tangan yang membuat keduanya dekat. Jam tangan yang memiliki arti tersendiri bagi keduanya. Jam yang sama, dan hanya ada Satu didunia. Mereka saling...