Apa salah, suka sama sepupu sendiri? Apa salah, kalau cinta pertama gue sepupu gue sendiri?
Iya, gue ngerti. Angel itu sepupu gue. Tapi, kalian juga pasti ngerti 'kan, kalau cinta itu bisa membutakan mata dan hati? Dan, gue mengalami itu. Suka sama sepupu gue sendiri. Mungkin... cinta?
Tapi itu dulu, sekarang tidak.
Prilly nunjuk gue pake jari telunjuknya lalu memijit pelipisnya. "Lo!" Prilly berjalan bolak-balik di depan gue. Dia katanya butuh penjelasan. Tapi, malah dia yang frustasi sendiri. Dari tadi dia bolak-balik. Gue jadi pusing sendiri 'kan? Oh iya, kita lagi di atap. Dia ngajak gue kesini buat ngobrol secara privasi.
Oh, dia udah mulai diem dan berkacak pinggang sambil menarik nafas, frustasi. Dia natap gue penuh dengan meminta penjelasan. Dia menghembuskan nafas gusar. "Jadi, lo sepupuan sama Ngengel udah berapa lama?"
Pertanyaan macam apa itu? Masa dia nanya 'udah berapa lama?' Masa iya? "Gue sepupuan sama dia udah dari lahir!"
Prilly manggut manggut. Dia beda kalau pake gaun. Apalagi gaunnya warna merah. Dia cantik. Eh? "Maksud gue..." dia mulai ngomong. "Udah berapa lama lo suka sama Angel?"
Oh, pertanyaan itu. Gue berjalan ke bangku yang udah di sediain dan duduk disana. Prilly ngikutin gue dan ikut duduk di samping gue. "Gue..." gue mulai cerita. "Gue udah suka sama dia waktu gue sering ngabisin waktu sama dia dan ngejagain dia terus-terusan." Sakit banget rasanya nyeritain ini, tapi itu luka lama. Yang mungkin udah kekubur dalam-dalam. Karna cewek ini. "Gue... tau, dia sepupu gue. Dan, gue juga tau kalau dia suka sama cowok yang lain." Apalagi dia sahabat gue sendiri.
"Alfin" katanya tiba-tiba.
Gue natap dia dengan tatapan kok-lo-tau?. Dia natap gue dengan tatapan lama-lo! Gue menelan ludah. "Disitu, gue cuman bisa mendem perasaan gue. Karna apa? Karna dia itu salah satu sahabat gue. Yang ternyata menghianati gue. Dia nyakitin Angel."
"Oh, jadi itu masalah lo musuhan sama most wanted komplotannya Alfin? Jadi, musuh satu, musuh semua, gitu? Kekanakan banget sih lo!"
Bentar. "Bukannya kita lagi ngomongin si Angel? Kok jadi meleber gini sih?"
"Aelah, biarin aja napa?"
Ck. Dasar cewek kepo. Tapi anehnya, kok gue jadi ada perasaan lega gini ya? Gue menghembuskan nafas panjang. "Gue bukan cuman kesel sama si Alfin. Gue juga kesel sama sodara-sodaranya"
"Kenapa?"
"Waktu gue marah sama Alfin, gue masih temenan sama Alfan-Brian. Tapi, mereka juga malah menghianati gue. Brian ngambil posisi gue sebagai kapten tim basket. Posisi itu sangat gue tunggu dan sangat gue pengenin. Tapi, dia malah ngerebut posisi itu. Trus, udah itu gue musuhin Brian dan masih temenan sama Alfan. Tapi, dia juga sama. Dia malah menghianati gue juga. Waktu itu, gue ada balapan liar. Dan, dia nyegat gue dan bilang bahaya. Tapi, nyatanya dia malah ikutan balapan liar itu tanpa gue. Dan ngajak kedua sodaranya itu."
Prilly manggut manggut. "Jadi, alasan lo sering bolos itu karna lo gak punya sahabat. Dan alasan lo jadi playboy itu karna lo gak bisa ngedapetin Ngengel?"
Skak mat. Kok dia bisa nebak tepat sasaran sih? "Kok lo bisa tau gitu sih?"
"Udah ketebak!" Dia menghembuskan nafas panjang. "Gue prihatin sama lo!" Dia menepuk-nepuk pundak gue.
Gue menatap dia tajam. "Jangan prihatin sama gue! Apalagi kalau lo bilang 'gak usah pake topeng depan gue' gue gak suka!"
"Kenapa?"
Gue menghembuskan nafas panjang lagi. "Itu kata-kata yang pernah Angel bilang ke gue." Dan pada akhirnya? Dia lebih suka gue pake topeng.
"Ya maap kalau gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Clock✔
FanfictionRahasia demi rahasia yang dimiliki mereka terungkap oleh satu sama lain hanya karna jam tangan. Jam tangan yang membuat keduanya dekat. Jam tangan yang memiliki arti tersendiri bagi keduanya. Jam yang sama, dan hanya ada Satu didunia. Mereka saling...