Saat ini Yanez benar-benar menyadari mengapa Keanu rela memohon padanya hanya untuk menjaga Keylis. Perempuan itu sangat bermasalah dan ia sangat kasihan. Bahkan saat pertama kali melihat Keylis dalam keadaan yang begitu kacau, Yanez menyadari bahwa Keylis pasti sedang dilingkupi masalah yang cukup berat. Rasanya perempuan itu membawa ribuan ton beban di punggungnya yang tak kasat mata.
Yanez menghembuskan napas beratnya. Apalagi malam ini ia tidak tidur. Matanya selalu nyalang menatap Keylis yang saat ini tidur dengan begitu gelisah. Sebentar lagi terjadi. Apa yang dikatakan oleh Keanu. Dan Yanez memang harus selalu siaga. Keylis tersentak dari tidurnya. Ia seakan tidak melihat Yanez yang sedari tadi duduk di sofa depan ranjang.
Tangan Keylis terulur untuk mencari sesuatu di dalam tas kecilnya yang ia letakkan di atas nakas. Ia terus mencari dengan tergesa, tetapi apa yang ia cari nyatanya tidak ia dapati.
"Mencari apa, Key?"
Keylis menegakkan tubuhnya dan kaget mendapati Yanez kini sudah berada di depannya sambil mengangkat sebelah alis bertanya. Sialan, ia lupa bahwa ada lelaki itu di apartemen ini! Lalu bagaimana sekarang? Apakah kabur lebih baik? Ah, rasanya itu tidak mungkin.
Seluruh tubuh Keylis bergetar dan ia mulai merasakan keringat dingin turun dari dahinya dan menjalar hingga ke leher. Keylis menyekanya. Ia mencoba untuk bersikap biasa, namun nyatanya ia tidak bisa. Jantungnya mulai berdegup dengan kencang, kecemasan mulai melandanya. Tubuhnya bereaksi dengan begitu kentara. Dan dengan kondisi ini, ia tidak mungkin menyembunyikan keadaannya dari Yanez.
"Tolong aku...," kata Keylis lemah pada akhirnya. Ia menyerah. Menyerah pada keadaannya. Menyerah pada ketergantungannya.
Tuhan, seandainya saja aku bisa terlepas dari lingkaran setan ini, batin Keylis. Ingin rasanya ia menangis sekarang juga. Tetapi melihat mata tajam di depannya, ia benar-benar harus bisa membendung kristal bening yang kini sudah berada di pelupuk matanya.
"Kamu butuh ini?" Yanez mengulurkan bubuk putih yang ia ambil dari saku celananya. Ia memang tadi telah menggeledah seluruh isi tas Keylis saat tidur dan menyimpan barang haram itu agar tidak sampai Keylis mendapatkannya.
Keylis mengangguk dengan cepat dan akan mengambil benda itu di tangan Yanez, tetapi Yanez lebih gesit. Ia menyembunyikan lagi benda itu ke dalam sakunya. Ingin rasanya membakar benda itu tetapi Yanez tahu, asapnya justru bisa dihisap oleh Keylis.
"Kembalikan... aku mohon..."
"Tidak, Key. Kamu benar-benar harus ditolong."
Keylis mulai kehilangan orientasi. Tangannya meremas-remas sprei. Pandangan matanya mulai mengabur. Ia akhirnya mendorong tubuh Yanez hingga terjatuh terlentang di atas ranjang dan dengan sisa tenaganya Keylis mencoba untuk mengambil barang itu dari saku Yanez.
"Bregsek! Kembalikan!" teriak Keylis frustasi dan tidak peduli lagi terhadap Yanez yang harus ia hormati.
Yanez bisa mengasai dirinya. Dengan cepat ia bangkit dan membawa Keylis ke dalam gendongannya. Keylis meronta. Ia bahkan sempat menendang-nendang tubuh Yanez yang kini membawa Keylis ke sebuah ruangan yang ada di apartemen Keanu. Ruangan khusus yang sudah disiapkan oleh Keanu sebelum keberangkatannya. Yanez melemparkan Keylis ke dalam ruangan itu dan mengunci diri mereka di dalam.
Keylis memandang ruangan itu dengan sangat frustasi. Sebuah ruangan kosong dengan dinding dan lantai yang sudah ditempeli oleh matras busa yang sangat besar. Keylis menjambak-jambak rambutnya. Ia benar-benar mirip dengan pasien rumah sakit jiwa!!! Ingin rasanya memaki Keanu, ingin rasanya membunuh Keanu, tetapi ia membutuhkan lelaki itu sekarang. Ia sangat membutuhkan Keanu di saat-saat seperti ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Guardian
Romance(((UNDER REVISION))) "Aku tidak tahu mengapa takdir seolah kejam mempermainkan aku. Pernah di buang oleh keluarga kandung. Belum menikah tapi memiliki satu anak yang masih bayi. Dan sekarang... harus rela mendekati seorang gadis berkepala sekeras ba...
