Mungkin bagi sebagian banyak perempuan, memiliki suami seperti Keanu adalah sebuah keberuntungan. Keanu adalah suami yang baik dan tanpa cela. Bagi Keylis, mungkin Keanu terlalu sempurna. Ia bagaikan jelmaan malaikat yang sengaja di turunkan ke bumi untuk menjaga dan melindunginya. Karena sejak mengetahui kondisi Keylis yang sebenarnya, Keanu tidak sedetik pun meninggalkan Keylis. Ia sabar merawat Keylis dan rela berjaga-jaga hanya untuk Keylis.
Itulah yang sebenarnya membuat Keylis amat takut. Kesempurnaan Keanu, kebaikan Keanu, semua rasanya sungguh tidak pantas ia dapatkan. Mungkin Keanu hanya tahu tidak lebih dari sepuluh persen tentang kehidupannya. Keanu tidak pernah tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Keanu tidak tahu apa-apa. Entahlah, jika tahu, mungkin Keanu akan berbalik membencinya, bahkan dengan senang hati akan membunuhnya.
Keylis sendiri masih terlalu takut menghadapi kenyataan mengenai pernikahannya ini. Entah apa yang merasukinya sehingga ia berani menikah dengan Keanu. Seharusnya menikah adalah hal terakhir yang harus ia pikirkan, mungkin juga tidak akan pernah ia pikirkan dalam hidupnya. Seharusnya begitu. Tetapi mengapa takdir seolah mempermainkannya? Justru ia terperosok jauh pada segala hal yang akan menimbulkan risiko yang sangat besar di kemudian hari, menikah dengan Keanu salah satunya.
Helaan napas Keylis terdengar sangat sesak. Untuk saat ini, ia memang membutuhkan banyak oksigen. Dan bagi Keylis, Keanu adalah sebagian sumber pensuplai oksigennya. Tanpa Keanu, mungkin ia akan mati perlahan-lahan.
Sudah tiga hari Keylis dirawat di rumah sakit dan saat ini mereka sudah diperbolehkan untuk pulang. Kata dokter Keylis hanya kelelahan sehingga membuat ginjalnya bekerja lebih keras dan membuatnya sangat drop serta mimisan parah. Dokter sudah memberikan obat dan memperbolehkan untuk rawat jalan. Tetapi dokter memperingatkan jika memang ia tidak memperhatikan kondisi dirinya sendiri, maka itu akan memperburuk ginjalnya dan bisa menyebabkan ia gagal ginjal.
Keylis tersenyum pahit. Sudah tiga tahun ini ia hanya hidup dengan satu ginjal. Bayangan masa lalu berkelebat di benaknya, walau hanya potongan-potongan samar. Kenangan yang sengaja dihilangkan adalah penyesalan terdalam saat ini. Ia hanya mengetahui sekilas saja tentang jati dirinya. Tetapi dari hal yang sekilas itu ia tahu bahwa posisinya memang saat ini sangat terancam.
Ia melihat Keanu yang tengah mengupaskan apel untuknya. Ia melihat senyum tulus di wajah lelaki itu. Saat Keanu menyuapkan sepotong apel manis ke dalam mulutnya. Ya Tuhan, apa ia sanggup mengatakan semua yang ia ingat saat ini pada Keanu? Tidak, ia tidak sanggup. Ia akan menunggu, hingga waktunya tepat nanti. Saat ia sudah mempersiapkan mentalnya, dan saat itu tiba maka ia harus rela ditinggalkan oleh Keanu, bahkan ia harus merelakan nyawanya regang di tangan suaminya sendiri.
"Jadi... mengapa kamu menyembunyikannya dari aku?" tanya Keanu perlahan.
"Menyembunyikan apa?" Keylis balas bertanya.
"Mengenai sakitmu, Key... saat ini aku adalah suamimu. Dukamu adalah dukaku, dan sakitmu adalah sakitku juga. Aku hanya berharap kamu bisa menceritakan semuanya padaku. Pelan-pelan. Aku tidak minta banyak. Saat ini yang harus aku tahu, apa yang terjadi dengan satu ginjalmu?"
Pandangan mata Keanu yang menyiratkan kekhawatiran membuat dada Keylis begitu sesak. Saat ini seperti ada bongkahan batu besar yang menindih dadanya. Keylis memainkan jemarinya sendiri, merasakan tangannya begitu dingin. Kemudian kehangatan menjalari saat tangan Keanu dengan protektif menggenggam jemarinya yang dingin.
"Aku... aku adalah korban perdagangan manusia. Satu ginjalku diambil dan dijual oleh penjahat-penjahat itu." Keylis akhirnya mengakui. Tetapi... sungguh pengakuan itu bukan menunjukkan siapa jati dirinya yang sebenarnya. Ia hanya mengakui fakta apa yang terjadi pada dirinya dan satu ginjalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Guardian
Romance(((UNDER REVISION))) "Aku tidak tahu mengapa takdir seolah kejam mempermainkan aku. Pernah di buang oleh keluarga kandung. Belum menikah tapi memiliki satu anak yang masih bayi. Dan sekarang... harus rela mendekati seorang gadis berkepala sekeras ba...