m r. 33 - c r a v i n g

12.2K 700 53
                                    

Happy reading ^^

---------------------------

"Aku... aku adalah pengidap HIV positif sejak beberapa bulan yang lalu."

Dan seketika itu Keanu menegang di tempatnya. Mata birunya memandang Keylis dengan sinar sendu, namun sedetik kemudian Keanu mampu menguasai dirinya lagi. Ia memandang istrinya dengan senyum yang mengembang di wajah dan mengelus rambut panjang Keylis perlahan. Wajahnya menengadah untuk memberikan sebuah kecupan di kening.

Apakah ia akan meninggalkan Keylis dengan mengetahui fakta mengenai kondisi kesehatan Keylis? Tentu tidak. Dalam hati Keanu bersumpah untuk menjaga Keylis dan menemani Keylis hingga Tuhan memutuskan jiwa dan raganya suatu saat nanti. Mulai sekarang, Keanu harus mempersiapkan diri. Tetapi ia juga akan melakukan apapun untuk membuat Keylis tetap bethana hidup lebih lama. Jika ginjal saja mampu ia berikan untuk istri tercintanya ini, maka ia juga akan rela memberikan hidupnya.

Jemari Keanu membelai pipi Keylis dengan lembut. Ingin menghapus gurat kesedihan yang terpancar di sana. "Bagaimana kamu mendapatkan penyakit itu, sayang?"

Keylis menggigit-gigit bibirnya dan ingin mengalihkan pandangannya pada Keanu. Tetapi kedua tangan Keanu mengunci kepalanya. Mata biru Keanu mampu mendominasi Keylis, membuat Keylis tidak berkutik karenanya. Keylis seakan tersedot ke dalam mata Keanu. Dan ia tak akan lagi bisa berbohong atau menutupi segalanya dari Keanu.

"Aku... selama lima tahun menghilang dan bekerja di tempat rehabilitasi para pengidap HIV. Dan beberapa bulan yang lalu, ada seorang pasien yang melakukan bunuh diri. Aku tidak sengaja terkena ceceran darahnya. Sungguh bodoh! Hanya karena ketidaksengajaan aku menghancurkan hidupku sendiri." Keylis tidak mampu menahan isakannya. Ia menundukkan kepalanya. Keanu mengerutkan dahi dan memandang Keylis dengan pedih. Ia kemudian meletakkan kepala Keylis di bahunya dan memberikan pelukan hangat.

Setelah lama dan puas menangis di bahu Keanu, Keanu dengan perlahan membopong Keylis untuk membaringkannya kembali ke ranjang. Menghapus sisa air mata yang ada di pipi Keylis. Keanu memposisikan dirinya di atas Keylis, ia tersenyum samar dan mencium bibir Keylis sambil memejamkan mata. Merasakan rasa yang telah lama tak tercecap namun melekat dalam ingatannya. Keanu mencium Keylis dengan ritme yang lebih dalam, membuat napas mereka menderu.

Merasa bahwa ciuman Keanu semakin mendominasi, kedua tangan Keylis terangkat untuk mendorong tubuh mereka agar sedikit menyisakan jarak. "Aku... menjijikkan, Keanu. Aku tidak pantas untukmu."

Keanu mengerutkan kening dan menatap Keylis dengan kedua alis yang saling bertaut. Keanu justru semakin menutup jarak di antara mereka. Tidak peduli dengan tubuh Keylis yang mulai menegang dan berusaha memberontak lagi.

"Setelah semua yang telah kita lewati, perpisahan yang begitu panjang dan menyiksa dan kemudian kamu kembali kepadaku lagi, kamu masih berani mengatakan padaku bahwa kamu tidak pantas bersanding denganku?" tanya Keanu setelah puas mengeksplorasi wajah Keylis dengan belai lembut bibirnya.

Keylis mengangguk pasrah. Setetes kristal bening kembali menguar dari mata indahnya. Ia mencoba berpaling, namun Keanu masih mengunsi kedua sisi kepalanya. "Umurku tidak akan panjang, Kean. Aku tidak bisa selamanya mendampingimu."

"Tidak ada yang abadi di dunia ini, Key. Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan mencabut kehidupan dari kita. Banyak penderita HIV yang mampu bertahan hidup lama karena mereka benar-benar menjaga diri dan kesehatan mereka dengan baik. Dan aku akan menjagamu sebaik mungkin. Kita akan terus melakukan pengobatan untuk mencegah virus-virus itu bekerja dengan lebih cepat. Mengerti?"

Tatap serius Keanu pada akhirnya mampu meluluhkan hati Keylis. Keylis mengangguk lagi dan tersenyum pada Keanu. Kedua tangan Keylis menangkup wajah Keanu. Keylis memajukan wajahnya dan balas menempelkan bibirnya di bibir Keanu.

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang