p r o l o g u e

36.6K 1.5K 51
                                    

Kegelapan menyelimuti setiap sudut kota. Lampu-lampu penerangan jalan pun tidak mampu memberi cukup banyak cahaya. Apalagi kota ini seperti kota mati jika hari sudah malam. Bagaimana tidak, kejahatan merajalela. Penembakan dan pembunuhan dimana-mana.

Cukup ngeri memang, kadang saja orang bisa menjemput ajalnya ketika mereka sedang pergi berbelanja karena bisa saja secara tiba-tiba ditembak orang tak dikenal. Dan setiap tahun, angka kematian di kota ini selalu meningkat dengan begitu signifikan.

Seorang perempuan berdiri dengan santai di salah satu sisi jalan yang cukup tersembunyi. Seakan ia tidak peduli dengan hal-hal yang mungkin dapat mengancam nyawanya. Perempuan itu mengenakan pakaian serba hitam dengan rambut yang diikat dan dimasukkan ke dalam topi. Perempuan itu menutup wajahnya dengan topi yang ia pakai. Seakan ia memang sengaja menyembunyikan wajahnya agar siapapun tidak bisa melihat meskipun tempat ini sangat sepi.

Sorot cahaya lampu mobil sedikit menyilaukan pandangannya. Dengan waspada, ia mencoba untuk mencari tempat persembunyian yang aman. Tetapi saat ia melihat nomor mobil yang akan melewatinya, seketika bibirnya membentuk senyuman yang  sinis. Ia kembali pada posisinya dan menanti mobil itu sampai di depannya.

"Sudah lama menungguku?" tanya seorang pria dari dalam mobil sambil menurunkan kaca jendela. Pria itu menyunggingkan senyum menawannya. Namun si perempuan tetap mencoba bersikap dingin. Ia menunduk dan menarik topinya agar bias gelapnya mampu menyamarkan wajahnya lebih dalam.

"Tidak terlalu lama," balasnya dengan dingin. Ia tidak akan mau mengumbar senyum pada orang yang baru saja ia kenal. Apalagi jika urusan mereka hanya sebatas 'malam ini saja'.

Pria itu keluar dari dalam mobil dan berdiri di hadapan si perempuan. Punggung pria itu bersandar di mobil. Tangannya terulur mencoba bersalaman dengan si perempuan. "Aku Vlad."

"Aku tidak butuh untuk tahu siapa namamu, Tuan." Perempuan itu kembali berkata dingin. Kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam tas tangannya. Sesuatu yang telah dibungkus dengan sangat rapi dan menyerahkannya pada Vlad.

"Bagus! ini yang aku butuhkan dari tadi, Nona," kata Vlad dengan senyum lebarnya.

"Sekarang pergilah!" perintah perempuan itu. Namun Vlad tetap bergeming di tempatnya. Ia memandang perempuan itu lama. Sementara perempuan itu merasa sangat risih. Ia sempat menengadahkan kepalanya kepada Vlad, namun secepat kilat menutup dengan topinya lagi dan menunduk.

"Butuh tumpangan?" Vlad menawarkan. Ia jadi suka menggoda perempuan di depannya ini.

"Aku tidak butuh tumpangan! Dan sepertinya aku saja yang pergi!" Perempuan itu berbalik dengan gusar dan meninggalkan Vlad begitu saja hingga punggungnya menghilang di balik belokan.

Sementara Vlad tetap berada di tempatnya dan memandang bungkusan itu dengan senyum lebar. Ia yakin, bahwa ini bukan pertama dan terakhir kalinya ia akan bertemu dengan perempuan itu. Biasanya, akan ada orang lain yang mengantarkan barang ini. Dan tadi ia cukup terkejut saat melihat bahwa bukan seseorang yang biasanya yang mengantarkan barang ini, melainkan perempuan yang menurutnya cantik itu walaupun ia selalu menunduk untuk menutupi wajahnya. Dan perempuan itu telah membangkitkan sesuatu yang lama ia kubur dalam-dalam, hasrat ingin memiliki!

Vlad berjanji dalam hatinya, ia akan segera mendapatkan informasi tentang perempuan itu.

***

Keanu memasuki sebuah rumah yang sudah beberapa bulan ini tidak ia kunjungi. Pekerjaan memang sangat menguras waktunya. Ia bahkan tidak punya kesempatan untuk memikirkan dirinya sendiri. Ia sempat melihat dirinya di dalam jendela kaca yang bisa memantul seperti cermin dan merasa ngeri terhadap penampilannya sendiri. Mungkin bisa dikatakan, saat ini ia lebih mirip teroris! Dengan kumis dan juga jenggot yang belum dicukur.

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang