5 bulan kemudian...
Langkah kecil itu berlari ke depan sebuah pintu yang tertutup rapat. Ia berhenti, berusaha menetralkan deru napasnya yang tertatih. Dengan hazel kelam, ia mencoba menjelajahi apa yang dapat ia tangkap dalam tatap dan apa yang dapat ia dengar dalam pendengaran.
Sayang, di sini ia hanya menemui hening yang menyakitkan. Tak ada seorang pun yang berjaga di luar. Tetapi ia yakin, bahwa di balik pintu itu ada seseorang yang terpenjara dalam isak kesedihan.
"Mommy... mommy...." Ia hanya mampu bergumam lirih, tidak berharap bahwa ibunya akan membukakan pintu.
Lama ia terdiam dengan tatap kosong karena pintu itu tak kunjung terbuka. Tiba-tiba ia tersentak saat merasakan dua telapak tanggan yang meremas bahunya. Ia berbalik dan mendapati tubuh jangkung yang berdiri tegap. Wajah itu... wajah paruh baya yang selalu menenangkan kala sedih menghampirinya.
"Daddy Yanez... apa yang terjadi dengan mommy? Apakah adikku sudah lahir?" tanya Leon, yang kini hanya mampu memainkan jemarinya dengan gundah.
"Sudah sayang. Kita terlambat sedikit. Sekarang adik bayi sudah ada di dalam pelukan Mommy Key." Yanez berjongkok dan mengelus rambut hitam Leon dengan penuh kasih.
Di balik pintu itu ada Keylis, Keanu, Claire dan bayi Keylis yang baru lahir. Yanez sendiri belum melihat bagaimana kondisi bayi Keylis yang badu lahir karena ia harus menjemput Leon. Beberapa hari sebelum Keylis melahirkan memang Yanez dan Claire ke Rusia terlebih dahulu untuk menguatkan mental Keylis dan Keanu. Sementara Alanis tidak ikut dan dititipkan ke rumah kakek dan neneknya. Yanez benar-bemar melindungi Alanis dari berita-berita yang menyedihkan karena takut itu akan mengganggu kesehatan Alanis.
Ini adalah kelahiran pertama bagi Keylis, mengingat dulu Keylis pernah keguguran tentu ada rasa takut yang membelenggu. Terlebih bayangan penyakit Keylis. Tidak ada seorang pun ibu penderita HIV yang mau menularkan virus jahat itu pada bayinya yang baru lahir. Jika sampai bayi itu terinfeksi HIV, Yanez yakin bahwa Keanu dan Keylis tidak akan berhenti menyalahkan diri mereka.
Yanez akhirnya berdiri dan mengetuk pintu pelan. "Kean..."
Lama ia dan Leon menungu sampai akhirnya pintu terbuka dan mereka sudah disambut oleh Keanu yang tersenyum samar.
"Anak daddy!" pekik Keanu sambil berjongkok dan meraih Leon ke dalam gendongannya. Keanu menciumi kedua pipi Leon membuat tawa renyah Leon menggema. "Daddy merindukanmu, jagoan."
"Aku juga merindukan daddy, mommy, dan adik bayi." Leon menatap Keanu dengan mata berbinar.
Keanu mencoba untuk tersenyum. "Adik bayi sehat, sayang. Dia pasti senang bertemu kakaknya. Masuklah."
Keanu akhirnya membawa Leon masuk dan Yanez mengikutinya dari belakang. Di ranjang kini ada dua orang perempuan yang sangat dicintai baik oleh Yanez dan keanu.
Claire sedang duduk di sisi ranjang sambil membawa bayi itu ke dalam rengkuhannya dan memberikan ASI. Sementara Keylis berbaring di ranjang sambil terisak. Yanez sedikit heran dengan situasi ini. Harusnya kelahiran merupakan momen yang membahagiakan, bukan? Tetapi mengapa Keylis menangis?
Pikiran Yanez mulai dibayangi hal-hal yang tidak ingin ia dengar. Yanez hanya bisa menekan dadanya yang tiba-tiba nyeri. Ia sungguh tidak siap jika harus mendengar kabar tidak baik hari ini. Bagaimana pun bayi yang ada dalam rengkuhan istrinya adalah keponakannya sendiri.
Yanez berjongkok di depan Claire dan memandang bayi Keanu dengan penuh kasih. Tangannya terulur unruk membelai pipi montok bayi perempuan itu.
"Hai sayang...," sapa Yanez pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Guardian
Romance(((UNDER REVISION))) "Aku tidak tahu mengapa takdir seolah kejam mempermainkan aku. Pernah di buang oleh keluarga kandung. Belum menikah tapi memiliki satu anak yang masih bayi. Dan sekarang... harus rela mendekati seorang gadis berkepala sekeras ba...
