m r. 21 - l e o n a r d

12.8K 768 42
                                    


Semu hadir dalam bahagia, ia menggundang duka. Menggulungmu ke dalam kepedihan. Menyisakan henti nadi yang menjadi saksi.

-------------------

"Shit!!"

Keanu mengumpat untuk kesekian kalinya. Paginya kembali terganggu oleh dering telepon yang tiada henti. Baru saja ia kembali ke atas ranjang untuk memeluk istrinya, tetapi ponselnya kembali berbunyi. Dengan malas, Keanu menerima panggilan itu tanpa beranjak dari ranjang karena tahu bahwa yang menelepon adalah Yanez.

"Yanez, bisakah kamu tidak mengganggu pagi indahku? Christopher sudah menghubungiku jadi kamu tidak perlu—"

"Kak Keanu, ini Claire. Kembalilah ke Rusia. Kak Yanez tertembak dan kondisinya kritis."

Keanu seketika menegang saat mendengar suara isak tangis Claire. Tangannya bergetar. Ia mengacak rambutnya dengan frustasi. "Hari ini aku akan kembali, Claire!"

Keanu kemudian memutuskan sambungan. Ia menoleh pada istrinya yang masih tertidur. Ia kembali naik ke atas ranjang dan mengelus rambut panjang Keylis. Bahkan dalam tidurnya, ia bisa melihat senyum di bibir Keylis. Ia bersyukur bahwa ia bisa membahagiakan istrinya. Tapi sampai berapa lama kebahagiaan mereka akan bertahan?

Sebenarnya ia sungguh takut untuk kembali ke Rusia. Kembali ke Rusia, maka kebahagiaan itu kembali samar dan mereka akan menghadapi masalah besar. Tapi sampai kapan ia harus lari? Bahkan saat ini, Yanez, adik kembarnya sendiri, sudah menjadi korban dari masalahnya. Dan ia tidak mau semakin banyak korban. Keanu menggoyangkan tubuh Keylis pelan, berniat membangunkan.

"Key?"

Keylis menggerakkan tubuhnya pelan, kemudian membuka kelopak matanya. Ia tersenyum saat melihat wajah suaminya sudah berada dekat dengannya. "Pagi, Kean."

Senyum mengembang di bibir Keanu walaupun pahit rasanya mengingat bagaimana kondisi Yanez saat ini. Ia kemudian mencium puncak kepala Keylis. "Kita kembali ke Rusia sekarang. Yanez sedang dalam masalah."

Keylis mengerutkan dahi, sedikit terkejut, tetapi akhirnya ia mengangguk karena memang inilah yang diinginkan Keylis. Kembali ke Rusia dan mencoba untuk menggali segala sesuatu yang hilang dalam otaknya.

***

Langkah berat Keanu dan Keylis memecah lorong sepi itu. Setelah melewati perjalanan udara yang cukup panjang, akhirnya mereka tiba kembali di St. Petersburg dan segera menuju rumah sakit dimana tempat Yanez di rawat. Di depan pintu ruang rawat, Keanu bisa melihat Nichol yang sedang berjaga.

"Yanez, apakah dia baik-baik saja, Nichol?"

"Dia kehabisan banyak darah, Kean. Aku menemukannya pingsan di atas boat di Gribedov. Untung aku mengikutinya."

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Pikiran Keanu saat ini sudah di penuhi oleh hal-hal yang buruk. Ia takut bahwa anak buah Kostov yang telah melakukan penembakan terhadap Yanez. Ia takut identitas Yanez di ketahui dan akhirnya Yanez yang menjadi incaran. Karena setiap target yang di incar oleh Kostov, kebanyakan akan berakhir menjadi mayat.

"Ia telah membunuh Vladislav Minullin."

"Oh God, lelaki itu ada di sini?"

"Ya, ia ada di sini tadinya dan berencana untuk membunuhmu. Ia mengira bahwa Yanez adalah dirimu."

Berita yang diungkapkan oleh Nichol benar-benar menohok hati Keanu. Betapa bodohnya ia selama ini. mengapa ia justru buta dengan orang-orang yang dekat dengan dirinya? Mengapa akhir-akhir ini instingnya lumpuh? Memang tenaga dan pikirannya habis terkuran untuk Keylis. Ia sangat menyadari akan hal itu. Tetapi ia juga tidak bisa egois dengan mengabaikan Keylis. Keylis membutuhkannya dan istrinya itu sedang dalam bahaya. Bagaimanapun caranya, ia harus melindungi Keylis.

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang