m r. 18 - r u n a w a y

13.7K 772 38
                                    

Happy Reading ^^

---------------------------------

Bayi mungil itu tertawa di dalam gendongan Claire. Jemari lentik Claire mengusap pipinya yang chubby. Rasanya ia benar-benar tidak ingin melepaskan rengkuhannya. Setelah sekian lama, akhirnya Claire bisa menangkup bayinya dalam pelukannya. Kebocoran jantung yang di alami oleh Alanis--bayi Claire dan Yanez--memang harus membuat Claire merelakan Alanis untuk tinggal di rumah sakit untuk sementara hingga kondisi jantung Alanis membaik

Dan saat Yanez memutuskan untuk membawa Alanis kemari, Claire bersyukur dokter menyetujuinya. Walaupun di sini, Claire juga harus segera membawa Alanis ke rumah sakit. Mungkin hanya beberapa hari waktu yang tersisa untuk menghabiskan waktu bersama dengan Alanis sebelum Claire dan Yanez kembali membawa Alanis ke rumah sakit.

Berada di sini juga membuat Claire sedikit was-was dan harus selalu peka dengan keadaan di sekitarnya. Berurusan dengan Kostov memang sulit sekali. Apalagi Yanez mengatakan bahwa ia sudah sepakat untuk menjadi anak buah Kostov lagi. Claire tidak boleh lengah. ia juga harus memantau kondisi Leon dan Alanis agar terhindar dari penjahat-penjahat itu. Dan Claire berharap, Kostov tidak akan pernah mengetahui identitas Yanez. Biarlah Yonaz Richardson yang kembali mengambil peran dalam diri Yanez.

Claire menoleh pada Yanez yang sedang menggendong Leon dan menina bobokan bayi laki-laki itu yang sejak tadi sangat rewel saat di gendong oleh Claire. Dan saat Leon merasakan gendongan tangan Yanez, justru ia diam dan dengan mudahnya bisa tertidur dengan pulas. Yanez meletakkan Leon perlahan ke dalam boks bayinya dan mencium kedua pipi Leon pelan.

"Tidur nyenyak, malaikat kecil daddy," bisik Yanez yang masih mampu ditangkap oleh pendengaran Claire.

Yanez kemudian berjalan menghampiri Claire dan memeluk Claire yang sedang duduk sisi ranjang dari belakang. Ia mencium rambut dan pipi Claire dengan lembut. ia memandang Alanis yang saat ini sibuk menyusu di payudara Claire. Mungkin ini untuk pertama kalinya Claire bisa menyusui secara langsung Alanis. Dan pemandangan itu adalah pemandangan luar biasa bagi Yanez. ia sungguh terharu melihat Alanis yang lahap meminum susu ibunya.

"Sayang, aku merasakan kita seperti memiliki dua anak kembar laki-laki dan perempuan saat melihat mereka bersama," bisik Yanez.

Claire tersenyum dan memiringkan kepalanya agar bisa mencium pipi Yanez. "Seandainya kita bisa meminta Leon dari Keanu, Kak. Aku akan dengan senang hati merawat dan membesarkannya."

"Tidak akan bisa, sayang. Keanu tetap ayahnya. Dan kamu tahu betapa Keanu mencintai Leon."

Claire mengangguk. Tangan Yanez terulur dari belakang untuk menyentuh pipi Alanis yang montok. "Sama seperti aku mencintai putri kecil kita ini."

Claire tersenyum dan matanya memandang Alanis yang saat ini mulai terlelap. "Ia langsung tidur begitu merasakan tangan kakak menyentuhnya. Sepertinya bayi-bayi kita lebih menyukai ketika mereka bersama kakak." Claire cemberut karena terkadang ia kesulitan sekali membuat Alanis dan Leon tertidur. Tetapi Yanez begitu mudah menidurkan mereka.

"Aku sendiri tidak tahu, sayang. Mungkin mereka memiliki naluri."

"Itu karena mereka mencintai kakak." Claire berusaha mencari bibir Yanez dan menempelkannya perlahan.

"Aku hanya berharap semua masalah ini segera berakhir, Claire. Dan kita bisa kembali menjalani kehidupan kita dengan normal." Yanez mendesah pelan.

"Aku juga, Kak. Masalah ini terlalu berat. Aku takut jika... jika akan ada korban dari keluarga kita." Helaan napas berat Claire membuat Yanez memeluk Claire dengan semakin erat.

"Aku akan baik-baik saja, sayang. Nichol juga sudah mengerahkan anak buahnya untuk menjaga keluarga kita. Aku pastikan tidak ada satu pun anak buah Kostov yang dapat mengusikmu dan anak-anak kita."

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang