m r. 17 - v a s i l i e v s k y

13.9K 869 57
                                    


Aku lagi baik dan pingin update 1 part lagii...

So baik juga ya sama aku dengan kasih votement yang banyak

Makasiiiih... maaf kalo typo bertebaran... keburu mau pergi keluar rumah.. wkwkwk

Happy reading ^^

--------------------------------------

Apa yang harus dilakukan ketika kesedihan itu meraihmu dalam rengkuhannya? Haruskan meratap, atau justru tetap tegak berdiri seperti batu karang yang kokoh saat diterjang ombak?


***

Keylis masih meringkuk di atas ranjang. Untuk saat ini ia tidak mampu melakukan apa-apa bahkan untuk sekedar bangkit berdiri. Tenaganya seolah terkuras habis hanya karena sebuah tangisan. Entah berapa lama ia menangis. Yang jelas kini air matanya telah mengering. Tetapi tetap saja ada lubang menganga besar yang kini bersarang di dalam hatinya. Lubang yang pada akhirnya menyebabkan kekosongan yang mungkin mampu membunuhnya dan menghancurkannya menjadi kepingan.

Jemarinya bergerak pelan untuk mengelus perutnya sendiri. Merasakan perutnya yang masih datar tetapi di dalamnya mungkin kini sudah tumbuh kehidupan baru. Kehidupan yang diberikan oleh Keanu. Harusnya ia bisa berpikir lebih jernih. Harusnya ia bisa memikirkan resiko apa yang akan terjadi saat ia memutuskan untuk melenyapkan janinnya ini.

Dan sekarang... dengan tiadanya Keanu membuat dirinya hancur. Ia memang tidak akan pernah sanggup hidup sendiri tanpa Keanu. Ia sudah sangat tergantung dengan lelaki itu. Lelaki itu sudah seperti napas baginya. Dan kini, ia kehilangan napasnya dan hanya menunggu kematian yang merengkuhnya. Bahkan ia sudah bisa melihat malaikat maut yang kini melambaikan tangan bahagia ke arahnya.

Tuhan, ambil nyawaku sekarang... aku tidak sanggup lagi atas kehidupan keras ini. Aku... tidak sanggup.

Napas Keylis tersengal. Ia semakin mengetatkan pelukan pada dirinya sendiri. Biasanya dalam kondisi seperti ini, heron adalah jalan satu-satunya untuk mencapai ketenangan dan menghilangkan rasa sakit. Ia merasakan dirinya sendiri bergetar. Keringat dingin mulai turun dari dahinya.

Heroin... ia butuh heroin.

Tetapi ia mencoba melawan ketergantungannya. Sedang ada kehidupan dalam hirinya sekarang. ia tidak akan mungkin memakai barang haram itu dalam kondisi seperti ini. Tangan keylis bergetar dan terangkat. Ia mencoba memukul kepalanya sendiri. Ia menjambak-jambak rambutnya sendiri. Merasakan rasa sakit yang amat sangat.

"Sakiiiit..." teriaknya. Ia menggeliat di atas ranjang. Memukul-mukul ranjang dengan tenaga yang ia miliki. "Sakiiittt!!!"

Biasanya kalau sudah begini, ia hanya mampu ditenangkan oleh rengkuhan lengan kokoh Keanu.

"Kean... Keanu..." Keylis mulai kehilangan orientasinya. Kepalanya berdenyut keras, menimbulkan pening yang menggerogoti. "Keanu... kembalilah..."

Rintihan Keylis bagaikan melodi yang menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

"Kean... aku mencintaimu... kembalilah... aku mohon..."

Sayangnya, kata cinta itu justru keluar di saat sang malaikat tanpa sayap itu kini telah pergi. Pergi membawa separuh hatinya dan membawanya masuk ke dalam jurang maut. Mata Keylis kini mengabur. Ia tidak dapat lagi bertahan di atas kesakitannya. Ia menyerah. Menyerah akan rasa sakit yang semakin menyerangnya tanpa ampun.

"Maafkan aku... Kean... Maafkan aku..." hanya itu yang bisa ia suarakan sebelum menyambut kegelapan.

***

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang