[Trishya]
Hari ini, dengan berat hati Trishya ikut ke kantor Ayahnya bersama Bundanya dan 2 adiknya yang usianya terpaut jauh dengannya. Hari ini, ada acara di kantor Ayahnya yaitu ada bos baru di bagian marketing, sama seperti bagian Ayahnya. Oleh karena itu, kantor mengadakan acara kecil-kecilan untuk menyambut bos baru, dan Oh ya! Hari ini juga hari dimana kantor tersebut ber-ulang tahun yang ke 30!
Trishya hanya mengenakan kemeja berlengan pendek berwarna pink dan motif bunga-bunga berwarna putih serta dipadukan dengan rok berwarna biru dongker yang pemdeknya tepat diatas lutut. Rambutnya yang berwarna kecoklatan dibiarkannya tergerai.
[][][]
"Eh Trishya! Buruan sini bantuin Bunda nih ngurusin adik kamu," panggil Bunda Trishya sambil melambaikan tangannya. Trishya pun berjalan dengan malas mendatangi Bundanya. Adik-adiknya itu memang cukup berisik, terlebih suara keduanya melengking apalagi kalau mereka sudah kejar-kejaran sambil berteriak.
"Naahh... Ini anak pertama saya Bu, namanya Trishya. Ayo nak salam dulu sama Ibu," ucap Bundanya kepada seorang Ibu-ibu yang ternyata adalah istri dari bos baru tersebut. "Halo nak Trishya," kata Ibu tersebut tersenyum ramah. "Ini anak Ibu, namanya Ardan."
Trishya melirik sosok laki-laki yang sepertinya usianya sama dengannya. "Aan, kenalan dulu tuh sama Trishya!" bisik Ibunya yang Trishya sendiri bisa mendengarnya.
"Ardan." Ardan pun mengulurkan tangannya, lalu Trishya dan Ardan berjabat tangan, "Trishya."
Bunda Trishya dan Mama Ardan sedang sibuk mengobrol, sedangkan Trishya duduk di samping Ardan karena disuruh oleh Bundanya namun dia hanya diam membisu. "Lo sekolah dimana?" tanya Ardan memecahkan keheningan diantara mereka. "SMP Nusa Bangsa," jawab Trishya lalu menolehkan kepalanya ke Ardan, "lo?"
"Gue kan baru pindah, jadi belum tau SMP dimana. SMP lo keren gak? Ada ekskul band -nya gak?" Ardan mengintrogasi Trishya dengan pertanyaan beruntun. Namun, yang ditanya hanya tertawa.
"Pertama, SMP gue itu SMP favorit di Bandung jadi lo tau dong gimana kerennya? Kedua, perasaan gue dimana-mana adanya ekskul musik deh, bukan ekskul band. Gue saranin sih kalo lo emang tertarik dan lo berprestasi, lo masih bisa masuk SMP Nusa Bangsa kok," jelas Trishya lalu Ardan manggut-manggut. "Lo bener-bener orang baru ya di Bandung?" Ardan mengangguk, "gue kayaknya bakal masuk SMP Nusa Bangsa deh, masih baru semester pertama di kelas 9 kan disana?"
Trishya mengangguk, "mumpung masih semester pertama, lo masih bisa daftar soalnya kalau udah semester kedua sekolah ga bakal nerima murid baru lagi, kan data-data siswa bakal dikirim buat UN."
"Itu adek lo Tris?" tanya Ardan ketika melihat dua bocah kembar sedang kejar-kejaran. "Iya, namanya Kysha sama Lysha," jawab Trishya, "lo sendiri? Punya sodara gak?"
"Ada, gue punya adik perempuan sama kakak laki-laki." Ardan kemudian menolehkan kepalanya ke belakang, "tuh namanya Kak Arfin sama adik gue namanya Arsilla."
"Trishya! Itu urusin adik kamu dong dari tadi lari-lari Bunda pusing liatnya!" Trishya pun bangkit dari duduknya dengan malas. "Bentar ya Dan, gue ngurusin si bocah dulu."
Ardan mengangguk, lalu ia menoleh ke belakang.Di belakang, Kakaknya dan Adiknya tersenyum penuh arti. "Mulus ya bro pdkt-nya!" sahut Arfin, kakaknya. "Apasih lo ah, suka juga kagak!" tukas Ardan. "Yailah si Aan songong juga ni anak! Gua embat duluan nih ya!" Arfin menoyor kepala Ardan, "najis! Sukanya sama anak SMP, dasar pedofil!" sahut Ardan.
"Alah lu sok najis-najisin gue padahal gue embat juga mewek trus lapor Mama!" Arfin tak mau kalah. "Terserah lu pedofil gila!"
"Hus! Lu tuh ngomong ada anak dibawah umur!" ucap Arfin lalu menjitak kepala Ardan. "Ampun bro! Abis lu mancing gue sih!" tukas Ardan.
[][][]
Sementara di tempat lain, "Kysha! Lysha! Udah dong lari-larinya, ntar gak dibeliin es krim sama Ayah loh!" ancam Trishya yang sudah kewalahan mengurus 2 adiknya.
Tiba-tiba tangisan pecah dari keduanya. Trishya kaget lalu buru-buru menutup mulut kedua adiknya. "Husstttt! Diem gak? Kakak laporin Ayah ya kalian cengeng!" ancam Trishya, lagi.
Keduanya pun berhenti menangis, matanya sembap dan mukanya merah. "Tapi Kysha dibeliin es krim kan?!" tanya Kysha. "Lysha juga kan?!" sahut Lysha. "Iyaa udah diem! Bikin malu aja ih!" Lalu Kysha dan Lysha tertawa dan mereka saling memandang satu sama lain.
Oh tidak, ya tuhan aku menyesal minta adik!
Kysha dan Lysha berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Trishya yang kini menutup wajahnya frustasi.
"Tris?" Suara Ardan membuat Trishya berjengit lalu menjauhkan tangannya dari wajahnya. "Apa?!" tanya Trishya galak. "Buset, santai buk! Gue disuruh Nyokap lo buat manggil lo, disuruh makan," jelas Ardan. "Elah, dua kucrit sialan aja gua belum dapet, sekarang malah disuruh makan! Udah ah bodo, gua laper. Biarin aja tuh bocah ilang, siapa suruh usilnya naudzubillah!" Trishya berlalu meninggalkan Ardan yang sedang cekikikan karna omelannya.
Mereka kemudian makan bersama-sama, Trishya makan dengan sangat lahap karena tenaganya terkuras saat mengejar dua adiknya yang sangat bandel.
Sedangkan Ardan, terkejut melihat porsi makan Trishya yang cukup banyak untuk ukuran seorang perempuan. "Laper, mbak?" canda Ardan. "Apaan si lo," jawab Trishya lalu mereka tertawa bersama.
"Tris," panggil Ardan, Trishya menengok dan memberi tatapan 'ada apa?' Ardan mengeluarkan handphone-nya dari saku, "boleh minta.... ID Line?" Trishya tertawa dan Ardan memandangnya heran. "Yaelah, gue kira nanya apaan! ID gue putrishya,"
"Hah? Apa?" tanya Ardan. "P-u-t-r-i-s-h-y-a," dikte Trishya. "Susah juga nama lo, Tris. Gue pikir cuma Trisa biasa doang, eh btw, addback ya nanti!" Trishya tertawa lalu setelah itu ia mengangguk.
[Trishya]
HELLOO! Selamat datang di part satuuuuu! oh iya, aku sengaja nyeritain Trishya kenal sama Ardan dr SMP, sebenernya pengen dari SD tapi kayaknya bakal panjang dan kelamaan. Sooooo Enjooooyyy!!
Aaaaannddd i don't have any ideaaas buat judulnyaaa, jadi yaudah lah ya nama tokoh utama aja:')
Jangan lupa vote+comment yaaa;))
29/12/2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Ficção Adolescente[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...