[Trishya]
Apa aja gua jabanin, kalo Trishya yang minta.
Setelah itu, Ardan kemudian berusaha mengambil salah satu boneka yang ada di ufo catcher tersebut. Dan ternyata, hanya dengan modal 1 buah koin, ia langsung mendapatkan boneka Kelinci berwarna pink muda. Warna favourite Trishya.
Trishya rasanya ingin menjerit histeris. Kalau saja ini bukan tempat umum, ia pasti sudah berteriak dan mungkin memeluk... Ardan?
"Oh my God! Daaaann, lo bohong kalo lo gabisa main ufo catcher!"
"Sumpah itu cuma hoki doang, Tris. Yang jago main ginian tuh si Arfin."
"Buat gue ya, bonekanya?" pinta Trishya. Ardan mengangguk, Trishya langsung menghambur ke pelukan Ardan.
Hanya sebentar, tapi itu membuat efek dahsyat untuk Ardan.
Ah rasanya ada kupu-kupu di perut gue, batinnya.
[][][]
"Tris, main yang lain yok. Tapi gue kasih lo tebakan, kira-kira maksud gue ini apa?" Ardan melirik ke arena bermain yang sebenarnya diincarnya sejak tadi, lalu terlintas di pikirannya sebuah ide.
"Mau jadi pacar gue gak, Tris?"
Trishya kaget, terlebih tampang Ardan yang serius saat mengucapkannya. "Gak usah mikir macem-macem, kan gue cuma nyuruh nebak. Lagian, kalo gue mau nembak lo beneran, gue pasti mikirin cara yang lebih kreatif laah," jelas Ardan. Lalu, ia terkekeh.
Malu gue, anjir. Ngapain juga gue mikir sampe sana, bego. Rutuk Trishya dalam hatinya.
"Gue ngerti! Maksud lo, kita main tembak-tembakan yang disana itu?" Ardan mendengus. "Cantik, tapi sayang..."
"Sayang?"
"Sayangnya lemot banget kamu, Yang! Ini kayaknya belum pake jaringan 4G ya?" Ardan kemudian memegang kepala Trishya sambil berpura-pura mengeceknya.
Modus, bro. Lalu ia tertawa jahat dalam hatinya.
"Heh, modus mah pinteran dikit kali! Apaan nih tangan megang-megang!" protes Trishya sambil menyingkirkan tangan Ardan. Ardan nyengir lebar lalu menarik tangan Trishya ke arena bermain tembak-tembakan.
[][][]
Setelah puas bermain berbagai macam permainan, akhirnya Trishya dan Ardan memilih makan Ayam Penyet. Dan yang Trishya tidak sangka adalah, apabila Ardan makan dengan porsi banyak, keringatnya mengalir dengan derasnya.
"Habis lari berapa kilo sih, Dan?" canda Trishya. Ardan nyengir, lalu berusaha mengelap keringatnya dengan punggung tangannya.
"Ih, jorok banget sih, Dan! Ntar kalo keringatnya ngucur ke tangan lo, terus abis itu lo pake buat makan lagi gimana?" Trishya menatap dengan pandangan jijik, sedangkan Ardan hanya bengong.
"Nih, nih, pake tisu!"
"Tris."
"Apa lagi? Buruan lap!"
Kebetulan, Trishya makan menggunakan sendok, jadi tangannya masih bersih. Berbeda dengan Ardan yang ditangannya banyak nasi dan sisa sambal yang menempel. Iya, Ardan emang jorok.
"Lap-in dong, hehe, susah nih." Ardan nyengir lebar. Dengan amat sangat terpaksa, Trishya membantu mengelapkan, mungkin ada 10 lembar tisu yang diambilnya agar tangannya tidak terkontaminasi langsung dengan keringat Ardan. Trishya memang pecinta kebersihan.
[][][]
Hari sudah semakin sore, memang tak terasa. Karena kata orang, kalau kita melewati hari dengan bahagia, maka waktu terasa sangat cepat. Kaki Trishya rasanya sudah ingin lepas karena berjalan memutari mall. "Nonton aja, yok?" usul Ardan. "Ide bagus! Sekalian istirahat gitu kan? Yok, yok!"
Mereka berdua kemudian menuju ke XXI dan memilih film. "Horror, Fantasy, Comedy, atau Romance?" tanya Ardan. "Comedy!" seru Trishya kegirangan. "Ok! Mbak, filmnya Minions ya. Seatnya yang tengah, jamnya yang setelah ini deh," pesan Ardan.
"Kok Minions, Dan?"
"Itu kan comedy, hehe."
Tak lama, panggilan untuk film Minions terdengar. Ardan juga Trishya buru-buru mendatangi studio agar tidak mengantri.
[][][]
Selama film berlangsung, Trishya terus-terusan mengoceh dan mengomentari film tersebut. Sampai akhirnya, ia menjatuhkan kepalanya di bahu kiri Ardan.
"Dan, capek. Pulang ya?" ucapnya manja.
Ardan tersenyum. Lalu mengangkat lengan kirinya agar bisa merangkul Trishya. Tidak ada penolakan. Malah, Trishya ikut-ikutan tersenyum.
"Yok, pulang," jawab Ardan lalu perlahan mengusap kepala Trishya. "Yok!" Trishya bangkit dan menarik tangan Ardan untuk keluar dari bioskop. Padahal, filmnya belum selesai.
Rasanya gue gak mau hari ini berakhir, batin Ardan.
[Trishya]
Halo! Eheheheheh, pendek:)
maaf apabila masih ada kekurangannyaaaaa. But hope you like it! Enjoy! Jangan lupa vote dan comment!
Kritik & Saran juga kutunggu!
Thankyouuuuuuuuu:)))
26/1/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Teen Fiction[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...