[Trishya]
Sudah masuk minggu pertama Ardan bersekolah di SMP Nusa Bangsa, dia cukup cerdas di beberapa mata pelajaran dan juga aktif di ekskul musik. Ardan kini berpindah tempat duduk dengan Kevin, sehingga ia tepat berada di belakang Trishya.
Ardan juga termasuk orang yang easy-going dan famous. Dia sudah memilik banyak teman, yang bahkan lain kelas dengannya.
Adik-adik kelas juga sudah mulai mengenal Ardan, ada juga beberapa yang menjadi fans-nya. Padahal, keberadaan Ardan baru 1 minggu, hebat bukan?
Trishya yang juga ikut ekskul musik, sering kali bertemu Ardan. Trishya mengikuti ekskul musik piano. Dan, oh ya! Trishya juga sempat di tawari untuk mengisi fashion show di acara kelulusan yang akan dirayakan sekitar 7 bulan lagi.
Tak terasa, masa SMP Trishya tak lama lagi akan habis. Jadi, Trishya mulai membuat kesan yang indah di tahun terakhirnya duduk di bangku SMP. Trishya juga sudah merencanakan akan melanjutkan sekolahnya di SMA Nusa Bangsa.
"Sha, lo gak berniat ikutan les? Les privat gitu atau les di tempat lain mungkin?" tanya Anggi saat mereka sedang berada di kantin. "Mau kok, nyokap gue besok mau ngedafterin," jawab Trishya.
"Beneran Tris? Nyokap gue juga besok ngedafterin gue katanya." Seseorang menginterupsi pembicaraan Trishya dan Anggi. Trishya menoleh kemudian mendapati Ardan yang sedang berdiri di belakangnya dan disamping Ardan, ada Kevin dengan sebungkus snack di tangannya.
"Paling nyokap kalian janjian noh," sahut Anggi lalu menaik-turunkan alisnya kepada Trishya. "Kebiasaan deh Nggi, alisnya." Trishya kemudian menyeruput es tehnya.
"Yaelah, Ardan lagiii... Ardan lagiii..."
"Ah idup gua liat muka lu terus perasaan."
"Udah bro, liat muka Trishya itu enak banget kok bro, adem ayem, cantik, putih, mukanya bebas jerawat, komedo dan kawan-kawannya. Tapi nih ya bro, kalo udah teriak bikin gendang telinga robek!" sahut Kevin sambil menepuk-nepuk pundak Ardan. Lalu menguatkan tepukannya saat mengatakan keburukannya.
Trishya kini menatap Kevin tajam, sedangkan yang ditatap langsung memakai earphone-nya dan mendengarkan lagu sekencang-kencangnya.
Mending gue denger suara merdu Taylor Swift daripada denger Trishya teriak! Pikir Kevin.
"KEVIIIINNN! RESE LU GENDUT!" Trishya mulai mengeluarkan suara cemprengnya. O'ow.
Baru saja Trishya ingin mencabut earphone dari telinga Kevin, Ardan langsung menahannya. "Eits, jangan dong neng cantik."
"Apasih Dan?!" suara Trishya meninggi lengkap dengan ke-cempreng-an-nya. "Trishya, ga perlu pake teriak, lu gak malu apa diliatin sama yang lain? Secara suara lu tuh cempreng banget kalo teriak," ucap Ardan menenangkan, "lagian cewek cantik kayak lo ga pantes teriak-teriak, orang-orang tuh masih pada sayang sama telinganya."
Trishya terdiam, "Nggi, ayo buruan!"
[][][]
"Hebat juga si Ardan bisa meredam emosi Trishya si cempreng, Hahahahahahahaha. Ups." Anggi terbahak lalu melihat ke arah Trishya yang sudah menatapnya dengan sinis. "Yah, Sha jangan marah dong Sha." Anggi mengguncangkan badan Trishya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Fiksi Remaja[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...