[Trishya]
Ardan mengendarai motornya gila-gilaan. Ia membawa motornya secepat mungkin. Ia sudah tidak peduli dengan apa yang ada di depannya. Ia benar-benar kecewa sekarang.
Ardan mengira bahwa hari ini akan menjadi hari paling bahagia untuknya. Ternyata tidak. Semua rencananya hancur.
Tak lama, air matanya menetes. Ardan langsung tersadar. Ia tidak boleh seperti ini! Besok adalah hari keberangkatannya dan ia tidak boleh kenapa-napa. Akhirnya Ardan mulai membawa motornya pelan-pelan, yang penting ia selamat sampai rumah.
[][][]
Sesampainya di rumah, Ardan langsung membuang badannya ke ranjang.
"Gimana, Dan? Lancar? Udah nembak Trishya? Dia mau kan? Waah, selamat yaa adik gantengku!" cerocos Arfin saat menemukan Ardan yang terbaring di ranjang.
"Boro-boro nembak! Mau bilang 'besok gue berangkat' aja kagak sempet!"
"Laaah anjir! Kok bisa? Pasti elu nih yang bego! Iya kan?"
"Loh, kok gue? Yogi tuh yang tiba-tiba nongol pas gue mau bilang! Mana dia bawa balon, sama kertas tulisannya apalah itu balikan blablabla."
Arfin tertawa terbahak-bahak lalu langsung menghampiri adiknya. Ia memukul bahu Ardan berkali-kali, "Sabar yaa, adikkuuuuu....," katanya. "Mending lu beresin barang lu sana yang masih ada di meja belajar tuh. Ohiya, malam ini acara pisah-sambut bokap, kita disuruh dateng juga, jadi siap-siap sana!"
"Lah terus beresin barangnya kapan?"
"Ntar malem aja, kalo udah pulang."
Ardan kemudian segera mandi dan bersiap-siap. Bodo lah, gue mau move on aja.
[][][]
"Malam ini, Mama ada acara sama Papa. Kysha sama Lysha pada ikut, kamu mau ikut juga?" tanya Mama saat baru masuk ke kamar Trishya.
Trishya bingung harus ikut atau tidak.
Ah ya, permintaan Yogi tadi ditolaknya. Ia tidak mau balikan dengan Yogi, karena Ardan. Saat melihat Ardan langsung pergi begitu saja, ia jadi ingat bahwa selama ini yang selalu ada untuknya adalah Ardan, yang selalu membuatnya tertawa dengan candaannya, yang selalu berhasil membuatnya tersipu malu, dan yang paling penting adalah Ardan selalu ada bahkan ketika ia sudah ditolak secara halus oleh Trishya.
Akhirnya Trishya sadar kalau dia juga sudah suka sama Ardan, or can we call it ... love?
"Tris, kok bengong?" tanya Bunda. "Mau ikut gak?"
Trishya menggeleng lemah, ia pikir ia butuh waktu untuk menenangkan dirinya dulu.
"Yaudah, kalau gak mau, baik-baik di rumah yaa."
[][][]
"Gimana, Dan? Udah siap?" tanya Arfin sambil memberi minyak rambut di kepalanya.
"Udah, Bang. Eh, minta minyak-minyak rambutnya juga dong," pinta Ardan. Setelah semuanya sudah siap, mereka berangkat akhirnya berangkat bersama Mama, Papa, dan juga Arsilla tentunya.
Ardan hanya diam saja selama di acara, paling-paling hanya tersenyum sedikit kepada beberapa rekan kerja Papanya.
"Dan, itu bokap sama nyokap Trishya, kan?" tanya Arfin sambil menepuk-nepuk bahu Ardan.
"Eh? Iya tuh, bokap ama nyokapnya."
"Samperin sana! Kali aja ada anaknya!"
Ardan hanya mengangkat bahunya malas, lalu berkata, "Males. Palingan nggak ada, palingan lagi dinner di tempat mahal sama Yogi." Lalu setelah itu ia memalingkan wajahnya.
"Payah. Apaan. Gitu aja udah nyerah. Palingan kalo anaknya nggak dapet kan bisa pedekate dulu sama emak bapaknya."
"Ogah, Bang. Gue udah males, sumpah."
"Yaudahlah, terserah lu dah seraah."
Semenjak Arfin memberitahu bahwa ada orang tua Trishya juga, sebenarnya Ardan selalu mencuri-curi pandang. Kalau Arfin sedang memainkan ponselnya, ia langsung celingak-celinguk mencari Trishya.
Namun, sayangnya batang hidung Trishya tak muncul juga. Bahkan sampai akhir acara pun, akhirnya ia bersalaman sekaligus berpamitan dengan orang tua Trishya. Dan akhirnya Ardan semakin yakin bahwa Trishya sedang bersenang-senang dengan Yogi sekarang.
[Trishya]
Hai semuaaa! Mohon maaf lahir dan batin ya, belum telat kan? Hehehe. Maafkan selama ini w lama bgt kalo update hehe ((yaudahsi)).
9/6/2016
Athalia Alamanda
![](https://img.wattpad.com/cover/58047914-288-k987346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Teen Fiction[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...