[Trishya]
"Bunda udah dafterin kamu les ya, belajar yang rajin jangan males-males!" titah Bunda, "oh iya, kayaknya Ayah gabisa nganter kamu malem ini, dia ada urusan kantor katanya, gimana dong?"
"Bunda mah suka kode! Bilang aja langsung, kalau aku bakal dititipin sama si Ardan lagi!" Trishya mendengus kesal karena lagi-lagi pasti Ardan yang akan menjemputnya.
"Hehehe, tuh kamu tau." Bunda lalu pergi meninggalkan Trishya yang masih kesal dengan sikap Bundanya.
[][][]
Trishya terbangun dari tidur siangnya yang cukup lama. Ia melihat ke arah jam yang tergantung di dinding kamarnya. "Astagfirullah, udah jam 6!" Trishya langsung lompat dari kasurnya dan masuk ke kamar mandi.
Seusai mandi, Trishya sholat Maghrib lalu turun kebawah untuk sekedar berkumpul di ruang keluarga, atau mungkin bermain dengan adik kembarnya.
Trishya menggosok-gosok kedua matanya untuk memastikan apakah yang dilihatnya ini nyata atau tidak. Ardan, duduk di karpet sambil bermain lego bersama Kysha dan Lysha.
"Kakaaak! Siniiii! Buatin rumah lagii kayak kemareeeen!" pinta Lysha lalu menghampiri Trishya yang masih diam di anak tangga terakhir. "Kaaak, ayooo." Lysha menarik ujung kaos oblong Trishya.
"Dan, ngapain?" tanya Trishya yang kini duduk di depan Ardan. "Main lego," jawab Ardan pura-pura tidak tau. "Bukan ituu. Maksud gue, ngapain ke sini?" tanya Trishya mengulang. "Ooh, tadi kan lo nanya 'ngapain?' doang. Gue kesini gara-gara permintaan para nyonya-nyonya."
Ohiya kan malem ini les!
"Yaudah, gue ganti baju dulu deh." Trishya kemudian naik lagi ke kamarnya dan memilih-milih baju dari lemarinya.
Pilihan Trishya jatuh pada sweater berwarna biru tua, ripped jeans, dan converse. Ia lalu menyisir rambutnya dan mengikatnya menjadi ponytail.
Setelah berkaca melihat penampilannya, Trishya mengambil tas punggung berwarna biru muda dan memasukkan alat tulis serta beberapa buku kosong.
Trishya kemudian turun lagi kebawah, meminum segelas air putih dan menghampiri Ardan serta adik kembarnya di ruang keluarga.
"Berangkat sekarang?" tanya Ardan, Trishya melirik jam-nya lalu mengangguk. "Yaudah, ayok."
"Cieeee pasti Kakak mau pacaraaan yaaa? Ikut dong!" goda Kysha sambil tersenyum penuh arti. "Gaboleh ikut! Ntar kamu ganggu Kakak pacaran! Kakak kan mau romantis-romantisan!" balas Trishya sambil memeletkan lidahnya lalu mencubit pipi adiknya gemas.
Ah Tris lu mah gitu, ngomongnya doang! Prakteknya kagak! Batin Ardan bersorak-sorak, detak jantungnya lebih cepat dari biasanya.
"Ayok, Dan! Dadah kaliaan! Kakak mau pacaran duluuu!" Trishya kemudian menggaet lengan Ardan lalu keluar rumah setelah berpamitan.
[][][]
Trishya dan Ardan berjalan keluar dengan tangan Trishya yang masih menggaet lengan Ardan. Lalu tak lama, Trishya yang baru sadar, langsung melepasnya dan menundukkan kepalanya.
"Santai aja kali, Tris," ucap Ardan sambil menepuk-nepuk kepala Trishya membuat Trishya mendongakkan kepalanya kembali.
"Loh, Dan? Bawa motor sendiri?" tanya Trishya heran karena melihat hanya ada motor matic yang terparkir di pekarangan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Novela Juvenil[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...