6) Ardan Cemburu?

4K 296 8
                                    

[Trishya]

Ardan langsung merangkul Trishya, "yok sayang, kita pulang." Trishya melotot mendengar ajakan Ardan. Baru saja ia ingin memarahi Ardan, tiba-tiba terdengar ponsel berbunyi.

"Masih di tempat les nih Tante. Iya, Trishya-nya diajakin pulang gamau, masih mau ngobrol dulu sama cowok katanya. Ooh ini, Trishya-nya Tante." Ardan menyodorkan ponselnya ke Trishya.

"TRISHYA KAMU TUH YA UDAH MALEM BEGINI MASIH MAU JUGA NGOBROL-NGOBROL! PULANG. SE-KA-RANG!" Omel Bunda lewat telfon. "Hhm iya-iya! Ini juga udah mau pulang." Trishya menatap Ardan tajam.

"Yog, gue sama Ardan duluan ya, Bye!" Trishya lalu menarik Ardan untuk segera pergi dari hadapan Yogi.

[][][]

"Ardan lo tuh apaan sih? Emangnya apa salahnya kenalan sama Yogi?! Lagian dia juga anaknya baik kok!" omel Trishya sambil memasang helm-nya.

"Mau dibantuin lagi, gak?" tanya Ardan tanpa menghiraukan omelan Trishya. "Gausah ngalihin pembicaraan, Dan," jawab Trishya sinis.

"Gue gak ngalihin, Tris. Lo mau tau jawabannya? Oke, gue gasuka sama si Yogi-yogi itu karena mukanya nyebelin dan dia ngambil kursi inceran gue."

"Ya belum tentu kan, mukanya emang nyebelin tapi dia baik, Dan. Udah gitu dia kan juga pasti gatau kalo misalnya dia ngerebut kursi inceran lo."

"Gue yakin dia tau, orang dia liat gue kok pas di depan pintu. Gue udah jalan mau ke kursi di samping lo, trus dia tiba-tiba berdiri dari kursinya dan pindah ke samping lo. See? Mukanya aja nyebelin apalagi orangnya!" skak Ardan ber-api-api.

Trishya terdiam beberapa saat mendengar penjelasan Ardan. Dia merasa benar-benar di skakmat oleh Ardan.

Ardan kemudian membalikkan tubuhnya yang sejak tadi berhadapan dengan Trishya. Ia naik keatas motor dan duduk sambil menunggu Trishya.

Trishya tak kunjung naik, ia masih berusaha mengaitkan helm-nya. Gue bener-bener harus beli helm baru! Pikirnya.

"Dan.."

"Hmm?"

"Dan, nengok dong Dan."

"Mau ngajakin gue ngomongin si Yogi lagi?" Ardan masih belum menoleh.

"Ish, Ardan! Nengok dulu makanya!"

Ardan menoleh lalu melihat Trishya yang sedang nyengir. "Bantuin pasang helm dong..."

"Ogah. Kan lu sendiri yang bilang gue gausah ngalihin pembicaraan. Pasang aja sendiri, 5 menit gue tungguin, kalo belum kepasang juga gue tinggal," ancam Ardan lalu kembali membelakangi Trishya. Ardan tak kuasa menahan tawanya melihat muka memelas Trishya.

Lucu banget sih Tris. Gemes gue, batin Ardan.

"Dan, lu jahat gitu sekarang ya Dan..."

"Gue mau jadi nyebelin juga kayak Yogi, kali aja lu suka."

"Gak lucu, Dan."

Trishya masih berusaha memasang helm-nya. "Dan, serius nih gamau bantuin gue?" pinta Trishya memelas. Akhirnya, Ardan menengok dan melihat Trishya yang sudah pasrah dengan helm-nya.

Ardan turun dari motornya lalu mendatangi Trishya. Ardan kemudian mengaitkan helm yang dipakai Trishya. "Udah," ucap Ardan lalu naik kembali ke motornya. "Makasih Ardaaan! Yok, pulang!"

Kena supirzone lagi gua, batin Ardan.

Trishya naik diatas motor Ardan, lalu Ardan melajukan motornya menuju rumah Trishya.

Selama perjalanan, mereka hanya saling diam. Berbeda dengan saat mereka berangkat. Ardan sedang malas untuk berbicara dengan Trishya, sedangkan Trishya juga sungkan untuk membuka obrolan duluan.

[][][]

Setelah sampai di rumah Trishya, "thanks ya Daaan. Mau masuk dulu atau ngga?" Trishya memberikan senyuman termanisnya.

Buset ni anak pake senyum segala lagi, diabetes aku Mamaaaaa! Jerit Ardan dalam hatinya.

Sejujurnya, Ardan ingin masuk dulu. Tapi ia masih kesal dengan Trishya yang membela Yogi.

Tak lama, Bunda muncul dan memanggil mereka berdua. "Ardan langsung pulang aja Tante, mau istirahat hehe," ucap Ardan berpamitan dengan Bunda Trishya. Ardan pun pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah Trishya.

Sesampainya dirumah, Ardan disambut oleh ejekan Arfin. Ya, Ardan baru saja curhat kepada Arfin tentang Yogi. "Dih najis banget modusnya minjem pulpen, emang bener-bener dah anak SMP!" oceh Arfin menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalo lu? Modus lu apaan?" Arfin kemudian memberikan tatapan menyelidik ke Ardan.

"Gua sih ga modus ya, emang orangnya sendiri yang minta dipasangin helm," jawab Ardan bangga. "HAHAHAHAHA! Adikku, kasihan sekali dirimu. Itu namanya, kau kena 'supirzone' lagi, Adik," balas Arfin puitis. Tawa Arfin memenuhi kamar Ardan. Tak henti-hentinya ia menertawai nasib adiknya yang malang.

"Kak, udah napa ketawain gua. Gua juga berpikir seperti itu sih, abis gua kerjaannya nganter-jemput dia doang." Ardan mendengus kesal lalu memabanting badannya ke ranjang.

"Yaampun gua sampe keluar air mata gara-gara ngetawain lu, Dan. Lu tidur gih, gausah curhat lagi, sakit perut gua rasanya gara-gara ketawa." Arfin kemudian pergi meninggalkan Ardan.

Ardan merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Ia segera menghubungi Kevin untuk mengajaknya jalan besok, kebetulan besok Minggu.

"Vin, jalan yok besok. Nonton atau ke McD gitu? Gua pengen refreshing."

"McD boleh juga, tapi gua lagi bokek."

"Langsung bilang aja kek 'Dan traktir gua tapi ya.'"

"Yaudah kalo gamau gajadi dah. Gua ngantuk, ud--"

"Oke, Big Mac sama McFlurry, besok gua tunggu."

"Nah gitu dong! Udah ya, bye!"

[][][]

Sementara di tempat lain, Trishya sedang sibuk membalas pesan dari Yogi yang mengajaknya jalan-jalan, hari Minggu.

Karena Yogi terus memaksa, akhirnya Trishya mengiyakan dan mereka akan jalan-jalan besok. Yogi juga berjanji akan menjemput Trishya.

Jadi, besok first date gue? Pikirnya.

[Trishya]

Halo halo haloo! Part 6nya maafkan ya kalo masih ada kekurangannya. Tapi, semoga sukaa! Jangan lupa vote+comment, terimakasih:)

TrishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang