28) Have Fun

2.2K 178 22
                                    

[Trishya]

"Dan, sebenernya kita mau kemana sih?" tanya Trishya saat mereka berdua sudah duduk diatas motor Ardan.

"Gue gatau juga, sih, mau kemana, tapi gapapa deh ntar dijalan baru di tentuin, hehehe," jawab Ardan. Ardan mulai mengendarai motornya entah kemana.

Trishya asyik memainkan ponselnya di belakang Ardan.

"Tris, gimana kalo kita singgah makan dulu? Udah siang nih," tanya Ardan.

Trishya memajukan badannya sedikit ke depan agar bisa menjawab dengan jelas pertanyaan Ardan, "Boleh deh, gue laper."

Akhirnya mereka berdua singgah di salah satu rumah makan seafood.

Pesanan mereka-ikan dan udang bakar-telah datang. Trishya langsung beranjak untuk mencuci tangannya terlebih dahulu, sedangkan Ardan hanya mencelup-celupkan tangannya di air kobokan lalu langsung menyantap makanannya.

"Jorok banget sih, An!" seru Trishya yang mendapati Ardan sedang menyantap makanannya.

Ardan terdiam beberapa saat. "Tumben manggilnya 'An'?" tanya Ardan sambil senyum-senyum sendiri. Masalahnya si Trishya ini kan jarang banget manggil dia 'Aan' dan yang biasanya manggil Ardan dengan panggilan 'Aan' itu cuma orang-orang dekatnya, contohnya keluarganya.

Trishya langsung menundukkan kepalanya. Tuh kan! Gue kenapa, sih, manggil dia Aan? Mulut nakal! Batinnya.

"Hoi, kok nunduk?"

"Eh, eng-enggak kok! Udah ah, gue mau makan!"

Trishya langsung melahap makanannya. Ardan masih saja senyum-senyum sendiri, ia bahkan tertawa kecil saat melihat Trishya blushing.

Jadi, lo udah mau buka hati buat gue nih, Tris? Batin Ardan. Lalu setelah itu ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Seusai makan, Ardan langsung mengatakan sesuatu yang membuat Trishya terkejut.

"Tris, gue suka sama lo," katanya lancar.

Trishya tersenyum, "Iya, gue tau kok, Dan."

"Jadi... Kalo misalnya gue minta lo jadi pacar gue, lo mau gak?"

Trishya lagi-lagi blushing. Ardan yang melihatnya langsung tertawa kecil lalu mencubit pipi Trishya gemas. "Lucu banget sih."

"Mm, gue-"

Ponsel Trishya tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan telpon dari Yogi.

"Halo, Tris, lo dimana? Gue susul ya?" sahut Yogi dari seberang sana.

"Eh? Apa? Emangnya lo dimana?"

"Di rumah, baru mau jalan ini. Lo dimana?"

"Gue lagi di-" Trishya menatap Ardan yang sedang melihatnya dengan rautk wajah datar, "Gue lagi sama Ardan."

"Iyaa, dimana?"

"Entar gue kasih tau lewat LINE aja." Trishya langsung memutuskan sambungan telpon sepihak, lalu ia tersenyum kecut menatap Ardan.

Ardan langsung cemberut. "Kenapa tuh, si Yogi?"

Trishya nyengir, "Katanya dia mau nyusul kita boleh gak, Dan?"

"Terserah lo aja, Tris."

Trishya lagi-lagi nyengir, "Lo cemburu yaaa?" godanya. Dan ia tak menyangka apa yang dilakukan Ardan selanjutnya.

Ardan mencubit kedua pipi Trishya gemas, lalu berkata "IYA!"

Trishya tertawa. Ardan berharap dalam hatinya agar bisa seperti ini selamanya dengan Trishya.

Setelah itu Ardan mengajak Trishya untuk pergi ke suatu tempat.

[][][]

Hari sudah mulai sore, matahari mulai terbenam. Perpaduan warna oranye dan merah tercetak jelas di langit.

Ardan memutuskan untuk mengajak Trishya ke pantai.

"Tris, gue mau ngomong sesuatu," ucap Ardan. Ia menatap mata Trishya dalam.

"Ngomong apa, Dan?" Trishya sebenarnya sedang berusaha menetralisir detak jantungnya yang berlebihan.

"Lo mau gak?"

Trishya semakin deg-deg-an. Buruan kali ngomongnya! Gatau apa kalo gue lagi ketar-ketir disini? Batin Trishya.

"Mau apaaaa?"

"Lo mau gak ... maafin gue?"

"Emangnya lo salah apa sama gue?" tanya Trishya bingung.

"Gue sebenernya-"

"TRISHYA!"

Ucapan Ardan terpotong karena seseorang memanggil nama Trishya. Dan detik berikutnya, Ardan menggeram kesal sekaligus kecewa saat mendapati Yogi sedang berdiri di belakang Trishya.

Awalnya, ia merasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan bahwa besok adalah hari keberangkatannya. Tapi ternyata, Ardan salah.

Karena ternyata, Yogi datang dengan banyak balon berbentuk hati di genggaman tangannya serta sebuah kentah karton yang tergulung, entah apa isinya.

"YOGI?!" Trishya memekik kaget. "Lo... Lo ngapain disini?"

Bukannya menjawab, Yogi malah menyuruh Trishya memegang balon-balon yang berada di genggamannya, lalu ia membuka kertas karton yang tergulung tadi.

Trishya kaget, tapi ada sedikit rasa senang di hatinya saat membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.

'TRISHYA, BALIKAN YUK?'

Sedangkan Ardan, hanya tersenyum kecut. Ia mendekat ke Trishya, "Gue duluan, have fun ya," lirihnya.

[Trishya]

HAI HAI HAI! Aku udah update lagi nih wkwkwk. Maaf ya telat mulu updatenya.

Jangan lupa vote dan comments! :)

Daaan, makasih buat 1k vote nya! Makasih banyak buat yang udah vote dan comments di ceritaku:)

27/6/2016

Athalia Alamanda

TrishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang