[Trishya]
Sudah seminggu, Trishya dan Yogi jadian. Hari minggu ini seperti biasa, Trishya sudah berjanjian dengan Yogi. Mereka akan ngedate, sekedar nonton film bersama, makan, lalu pulang.
Trishya sudah bersiap-siap karena sebentar lagi Yogi akan menjemputnya. Lalu, tiba-tiba ponselnya berdering.
"Tris, maaf ya, kita gak jadi jalan dulu hari ini," ucap seseorang di seberang sana
"Kenapa?"
"Aku ada urusan, maaf ya, sayang."
"Hmm, yaudah deh." Trishya menutup telfonnya lalu berusaha tersenyum. Ia berpikir yang positif saja, kalau Yogi memang benar-benar ada urusan yang mungkin tidak bisa diganggu.
Setelah itu, Trishya punya ide untuk mengajak orang yang biasanya langsung 'yes!' kalau diajak jalan.
"Ardan, jalan yuk? Siap-siap sekarang, gue on the way yaa."
"AYOOOK TRIS, AYOOK!" jawab Ardan excited.
Tanpa menjawab lagi, Trishya langsung menutup telfonnya. Entah kenapa hatinya seketika bahagia saat mendengar seruan Ardan.
[][][]
Di perjalanan, Trishya melihat mobil Yogi terparkir di salah satu minimarket, dan di dalamnya ada seorang perempuan. Dari postur tubuh dan wajahnya, kalau dilihat-lihat, sekilas mirip dengan Ila.
Yogi dan Ila, mereka ada apa?
[][][]
Trishya telah sampai di rumah Ardan dan mengetuk pintu rumah Ardan dua kali. "Assalamu'alaikum!"
Lalu, pintu terbuka dan muncullah sosok Mama. "Maa, Ardannya ada kan?" Sama dengan Ardan, Trishya juga sudah mulai terbiasa memanggil orang tua Ardan dengan sebutan Mama dan Papa.
"Wa'alaikumsalam, ada kok, masuk aja ke kamarnya."
"Oke, Ma, makasih!" jawab Trishya girang. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar Ardan dan Arfin.
Lalu, setelah sampai, ia membuka pintu kamar yang tak terkunci itu.
"Eh udah ada Trishya, yuk berangkat," ajak Ardan lalu bangkit dari kasur.
Njirr, ini Ardan kok seketika gans begini sih woyyy! Batin Trishya menjerit. Trishya mendadak menjadi patung di depan pintu kamar Ardan. Lalu, Ardan akhirnya berjalan mendekati Trishya. Harum parfum Ardan langsung menyeruak.
Trishya menarik nafas panjang lalu menelan ludahnya. "Tris, ayok, buruan."
"Eh, i-iya ayok!"
Mereka berdua pun berjalan keluar kamar. "Ingat-ingat, Dan! Udah ada yang punya tuh!" seru Arfin lalu kabur. Iya, Arfin memang tahu kalau Trishya sudah jadian dengan Yogi karena Ardan beberapa kali curhat kepadanya. Ardan hanya mendecih sebal, setelah itu mereka berpamitan dengan kedua orang tua Ardan.
[][][]
"Dan, kemana nih kita?" tanya Trishya sambil memasang sabuknya. Ardan nampak berpikir-pikir.
"Terserah yang bawa mobil aja," jawab Ardan. "Mbak, ini gaada argonya kan?" candanya.
Trishya menoleh, "Semangat Dan, dikit lagi kamu lucu."
"Sebenernya gue udah lucu dari lahir, sih," balas Ardan dengan pedenya. Lalu ia berdeham sebentar, "Tris kalo gue pindah kota, lo sedih gak?"
"Emang lo mau pindah kemana? Yaa, mungkin gue bakal sedih, lo kan sahabat terbaik gue."
FRIENDZONE DETECTED! batin Ardan menjerit.
"Gakpapa deh, lupain aja."
"Eh, kita makan aja dulu ya?" tanya Trishya.
"Boleh, boleh."
[][][]
Setelah sampai di salah satu cafe, Trishya dan Ardan memesan makanan, lalu mereka bercerita berbagai macam hal.
"Gue tuh pengen deh, buka cafe kecil-kecilan pas gue udah lulus kuliah," ujar Trishya.
"Cita-cita gue sih, jadi arsitek, gue suka banget nge-desain rumah di game The Sims, hahaha," ucap Ardan sambil tertawa. "Tapi gue lebih suka sama lo, sih," candanya.
"KAANG GOMB--Anjir."
Mata Trishya menangkap tangan Yogi dan Ila yang saling bertautan saat memasuki cafe yang sama. Ardan refleks menoleh, mengikuti arah pandangan Trishya.
Dalam hati, Ardan berucap, Alhamdulillah semoga Trishya sama Yogi cepet putus.
Namun di sisi lain, Ardan juga tak tega kalau Trishya sampai harus sakit hati.Trishya kemudian beranjak mendekati meja Yogi dan Ila. "Jadi ini, yang harus diurus?"
Yogi gugup seketika mendengar pertanyaan Trishya. Memang benar, ia sudah janjian dengan Ila sebelumnya untuk jalan bareng. "Gue sama Ila cuma temenan, Tris."
"Lah, terus lo sama gue dulunya apa? Sodaraan?"
"Tris, gue bisa jelasin."
"Halah, gue emang goblok banget bisa kejebak sama kebohongan lo, ranjau."
Sedangkan Ardan yang berdiri di belakang Trishya, melotot kepada Ila, seakan menanyakan 'MAKSUD LO APA WOY?'. Ila hanya tersenyum licik membalas pelototan Ardan.
"Yogi, kita sampai disini aja."
Alhamdulillah, batin Ardan.
[Trishya]
ASDFGHJKL. NOH TRISHYA SAMA YOGI PUTUS NOH HAHAHAHA.
Ini alurnya kecepetan banget soalnya gue gak tahan pengen cepet-cepet ending wkwkwk.Btw akhirnya goals gue tercapaai! Yeaaay! Akhirnya readers gue 1k wkwk.
Jangan lupa vote dan comment, thankyooouuuu!
16/3/2016
-Athalia Alamanda-
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Genç Kurgu[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...