[Trishya]
Akhir-akhir ini, Trishya menangkap gelagat aneh yang ditunjukkan oleh Ardan. Cowok itu berkali-kali bolak-balik kantor TU dan juga tempat fotokopi di dekat sekolah.
Besok-besoknya, masih sama juga. Seringkali Ardan terlihat membawa map berisi beberapa lembar kertas ketika keluar dari kantor TU. Trishya juga melihat Ardan masuk BK dan Ardan juga semakin sering terlihat berbincang-bincang dengan wali kelas mereka.
Kalau ditanya, Ardan hanya tersenyum lalu berkata, "Eh enggak kok, enggak ada apa-apa."
Oh iya, Trishya sekarang kembali duduk bersama Yogi. Sedangkan Ardan, duduk di samping si ketua kelas, Darryl.
Suatu siang, ketika bel istirahat telah berbunyi, Ardan buru-buru keluar kelas. Karena penasaran, Trishya membuntutinya. Ternyata Ardan bertemu dengan Pak Wanto-wali kelasnya.
Samar-samar, Trishya menguping pembicaraan Ardan dengan wali kelasnya itu. "Dan, ini rapot kamu yang sudah di legalisir ya."
"Makasih, Pak. Kalau gitu saya pamit dulu ya, Pak."
Tak lama, Ardan muncul dari balik pintu. Trishya langsung berlagak baru saja lewat di depannya.
"Lo ngapain sih sebenernya, Dan? Perasaan gue akhir-akhir ini lo sibuk mulu," ucap Trishya.
"Em, anu, enggak kok! Nanti lo bakal tau sendiri. Eh, gue duluan ya, dadah!" Ardan langsung buru-buru menghindar dari hadapan Trishya. Ia takut kalau gelagat anehnya itu sudah ketahuan. Padahal memang sudah ketahuan.
Sebenarnya, akhir-akhir ini Ardan sibuk mengurusi kepindahannya. Mulai dari rapotnya sampai surat pindahnya ia sendiri yang turun tangan dalam mengurusnya, padahal Mamanya sudah menawarkan diri untuk mengurus semuanya.
[][][]
Hari ini, sepulang sekolah, Ardan mengambil secarik kertas lalu menuliskan rencananya selama tiga minggu kedepan.
1. Minggu pertama, ngumpul bareng anak-anak band.
2. Minggu kedua, menjelajahi Bandung bersama Abang. [Oke, ini agak menjijikan]
3. Minggu ketiga, satu hari penuh bersama Trishya.
Waktunya hanya tersisa tiga minggu, maka Ardan akan memanfaatkannya sebaik-baiknya.
[][][]
Trishya sejak tadi memandangi layar ponselnya. Akhir-akhir ini, Yogi sering mengirim sinyal untuk segera balikan sama Trishya.
Masalah tentang Ila kemarin, katanya Yogi dipaksa oleh sang Mama yang bersahabat dekat dengan Mamanya Ila. Yogi awalnya menolak, tapi Mamanya bilang hanya untuk sekali saja karena ia tak enak dengan Mamanya Ila, maka Yogi menurutinya.
Trishya memakluminya, ia memaafkan Yogi dan akhirnya mereka dekat kembali seperti sekarang.
"Kak Shashaaaaaa!"
Terdengar suara Kysha dan Lysha dari luar kamar Trishya. Tak lama, adiknya itu muncul dan masuk ke dalam kamarnya.
"Kak Shasha udah tau belum?" tanya Kysha.
"Tau apa?"
"Itu lohhh! Kan, Bang Aan mau ke Makassar!" jawab Lysha. Kysha manggut-manggut di sampingnya.
"Oh ya? Kapan? Kata siapa?" tanya Trishya lagi.
"Kata Bundaa. Nah, kalo kapannya sih gatau," jawab Kysha. "Nanti kita main ke rumah Bang Aan lagi, yaaaaa?" pintanya.
Trishya tersenyum, "Oke-oke!"
[][][]
"Bang, jadi kan kita ntar keliling kota?" tanya Ardan kepada Arfin. Arfin hanya mengangguk.
"Minggu kedua aja ya? Minggu ini gue mau ngumpul sama anak-anak band soalnya."
"Iyeee, atur aja dah sesuka hati lu," jawab Arfin. "Eh, emangnya lo gak jalan-jalan sama Trishya?"
"Yaaa jalaaan lah! Gue udah ada rencana, tinggal tunggu Trishya bilang 'yes' ajaa," jawab Ardan.
"Alah, sampe lo keduluan Yogi lagi, gue ketawain lu!"
"Anjir, kagak bakal ya!"
[Trishya]
Hai hai hai! Ini part 26nya yeu. Kalo suka jangan lupa vote dan comments! Makasih:)
12/6/2016
Athalia Alamanda
KAMU SEDANG MEMBACA
Trishya
Teen Fiction[COMPLETE] Selama 15 tahun hidupnya, Trishya belum pernah memiliki sahabat laki-laki. Hingga akhirnya, Ardan Azhar, anak dari teman orang tuanya itu datang kepadanya dan menawarkan persahabatan. Namun, siapa sangka bahwa Ardan akhirnya akan jatuh ci...