Selena's pov
Gue lagi seneng. Banget. Sumpah. Kalian tau, gue baru jadian sama justin!! Sayang gue kebales sama dia. Hari ke 5 gue jadian sama justin. Kakinya udah sembuh, dan sekarang juga mulai main basket lagi.
Gue berjalan di kolidor sekolah. Kimberly ngerjain gue, katanya ada di kelas tapi pas diliat gak ada. Mungkin aja di lapangan basket.
Rambut gue kaya di tarik. Gue nengok. Flo. Gue tarik tangannya kasar.
"Mau lo apa sih!?" Bentak gue. Flo tersenyum miring. Najis.
"Gue? Gue mau lo putus sama justin." Gue ketawa.
"Gue? Gue gak bakal mutusin justin dan sebaliknya." Tangan flo mengepal.
"Percaya diri banget sih lo, justin itu gak sayang sama lo!" Bentak flo.
"Dan siapa bilang justin sayang sama lo? Jangan sok tau dulu!" Gue tersenyum miring. Flo menaiki tangannya.
"Eits! Main nampar nampar aja lo ya!" Gue meremas tangan flo sampai dia meringis lalu melepasnya kasar.
Gue berbalik dan berjalan kearah lapangan. Gue berjalan di sisi kursi kursi yg ada di kolidor. Tiba tiba gue ambruk. Gue di dorong. Kepala gue kepentok kursi. Serius ini sakit.
"Ah, lemah lo." Gue mendongak. Flo dan vina sedang ketawa. Gue berdiri, tapi gue malah kaya gak punya tenaga. Kepala gue pusing.
"Gak bisa bangun hm?" Sinis flo. Gue menggeram."Selena!" Gue menengok kekiri. Justin, lion sama kimberly lari kearah gue.
"Sel, kamu gapapa?" Gue menggeleng. Justin menatap flo tajam. Kim membantu gue berdiri. Lion benerin rambut gue. Lion melotot.
"Just, jidat selena berdarah!" Pekik lion kecil. Kim memegang kedua pipi gue, di muka nya tersirat kepanikan. Gue tersenyum.
"Gue gapapa kim." Ucap gue.
"Jidat lo berdarah." Kimberly menggigit bibirnya.
Plak!
Gue menengok. Justin nampar flo!.
"lo bener bener ya! Jangan sakitin selena atau gue yg akan sakitin lo! Jangan deketin gue maupun sahabat sahabat gue termasuk pacar gue!" Bentak justin. flo matanya berair lalu dia lari sambil megang pipinya yg di tampar justin. Justin berbalik lalu jongkok di hadapan gue.
"Kita ke uks ya." Gue ngangguk. Justin menarik gue berdiri. Seketika pusing di kepala gue menyerang.
"Sss, just.." desis gue. Ini sakit. Justin melepas tangan gue yg memegang kepala gue.
"Selena.." justin memegang kedua pipi gue.
"Kepala kamu sakit? Pusing?" Justin memeluk gue. Gue memejam kan mata gue kenceng.
"Aku gendong kamu." Justin menyelipkan tangannya di punggung gue dan lutut bawah gue.Gue menyender di dada justin. Gue mendongak. Justin terlihat panik. Serius, dari tadi alis dia dilengkungin terus.
Justin menduduki gue di sisi tempat tidur uks. Justin memegang jidat gue. Dia hati hati memegang jidat belah kiri gue. Gue terkekeh sambil menepuk kedua pipinya.
"Mukanya biasa aja just." Justin menatap gue tajam.
"Aku khawatir!" Bentak justin. Gue cemberut.
"Gak usah ngebentak!" Kesel gue. Justin mengambil kapas sama alkohol. Terus nempelin di jidat gue.
"Ssst, justin sakit!!" Ringis gue sambil memegang tangannya.
"Kolo gak sakit, itu namanya bukan luka." Justinn menekan luka gue.