Selena's pov
Gue membuka pintu mobil untuk justin. Justin udah di bolehin pulang, tapi dia gak boleh banyak gerak karna kepalanya masih dilandai pusing.
"Jay turun dulu dari gendongan daddy." Ucap gue. Jay menggeleng lalu memeluk leher justin.
"Jay, ayolah. Daddy lagi sakit sayang. Kam-"
"Udah selena, aku gapapa." Ucap justin dan dia berusaha berdiri.
"Jay turun gak? Mommy marah nih." Ucap gue. Jay menatap gue.
"Mommy, jay maunya sama daddy." Bisik jay.
Justin memegang tangan gue dan dia menggeleng kearah gue.
Gue mendengus, lalu membantu justin berjalan. Jay itu berat tau. Dia 16kg. Gimana gak berat.
"Sekarang jay turun. Kamu berat sayang." Ucap gue. Jay ngangguk dan menggeliat di gendongan justin. Justin menunduk menurunkan jay lalu mengecup keningnya.
Gue mengelus punggung justin dan membantu menaiki tangga.
"Aku bisa sel, aku gak lemes." Ucap justin.
"Aku cuma takut. Dulu waktu kamu kaya gini, kamu sering pusingkan." Bisik gue. Gue membuka pintu kamar justin dan tiba tiba justin narik gue kedekapanya.
"Makasih sel." Bisik justin. Gue mengangguk dan memeluk erat tubuh justin.
"Sekarang kamu istirahat." Ucap gue seraya melepas dekapannya. Justin mengecup kening gue.
"Justin, astaga." Gue tertawa kencang. Justin melempar tubuh gue dan dia ke kasur.
Justin mengangkat gue keatas dia. Gue mencubit kedua pipinya dengan gemes, dia itu sakit sakit tapi pikirannya rada rada mesum.
"Mau apa huh?" Ucap gue. Justin tersenyum gigi, dan dia menunjukkan bibir merah nya dengan telunjuknya.
"Gak mau." Ketus gue. Justin cemberut lalu menarik kepala gue. Gue menahan sekuat tenaga gue.
"Sel ih." Justin menurunkan tangan nya ke lehernya dan justin menggelitik leher gue.
"Justi- justin.. stop." Tawa gue. Justin terkekeh.
Justin memeluk gue secara tiba tiba, dan dia membisikkan sesuatu yang membuat gue menegang,
"Sel, mau nikah sama aku?" Bisik justin. Gue menggigit bibir gue.
"Ta-tapi akukan," gue berenti dan memeluk leher justin dengan erat bahkan sangat erat. "Justin." Bisik gue.
"Justin akukan udah punya su-"
"Ssssttt, aku yang akan jadi suami kamu selena, secara resmi, murni, tanpa paksa, saling cinta. Bajingan itu cuma pelampiasan masalah kita sayang." Bisik justin. Gue terisak. Air mata gue gak bisa ditahan.
Justin melepas pelukannya dan gue merasa lembab di bibir gue. Gue membuka mata gue dan mendapatkan mata karamel dan bulu mata yang lentik, justin menutup matanya dan menggerakkan bibirnya di bibir gue.
Gue menutup mata gue, membalas ciuman justin dengan dalam. Justin menekan tengkuk gue, dan lidah dia mendesak masuk kedalam bibir gue. Lidah kita beradu. Justin melepas ciumannya dan justin mendorong gue kesamping diikuti justin yang merangkak diatas gue."Justin." Bisik gue. Gue gak bisa ngomong apa apa. Kita akan melakukan itu, again?
Justin mengangkat tangan gue keatas lehernya dan dia menunduk kearah leher gue.
Gue menggigit bibir gue. Justin menjilat tengkuk gue, gue mengerang, justin mengisap kulit gue.
"Jus-justin." Gue mendorong bahu gue, dan gue melihat muka justin yang berubah drastis. Gue gak mau dia bikin tanda kepemilikan nya itu kebanyakan.