Justin's pov
Gue mengecup ngecup punggung tangan selena. 1 bulan lebih berlalu. Dia gak ngobrol sama gue sebulan, dia gak senyum sama gue sebulan, dia gak ngebales ciuman gue sebulan, dia gak natap gue disaat gue lagi natap dia udah sebulan! Dan kalian pikir gue bisa bertahan kolo terus terusan kaya gini? BIG NO! Gak bisa! Gue udah berdoa sama tuhan, supaya dia sadarin selena saat itu juga. Gue udah melakukan apapun. Tapi selena tetap tidur diam, menutup mata.
"Gak bosen, sel?" Bisik gue seraya mengecup keningnya.
"Kamu harus cepet bangun. Kamu gak mau liat perut kamu udah sedikit berisi? Dan kamu gak mau liat aku? Aku harus pergi dulu baru kamu bangun gitu?" Gue mendengus. Gue kaya orang gila. Ngomong sama orang yang lagi gak sadar percuma gak akan dibales.
"Nih," gue mengambil telapak tangan selena dan menempelkan di pipi gue. "Kamu gak kangen sama muka aku? Muka aku itukan kaya malaikat, unyu, imut, baby face, terus terus kolo ada cewek ngeliat aku jalan sendirian suka digodain tau, kaya 'abang sendirian aja, nih' kaya gitu bahkan mata nya ngeliatin aku nakal banget. Kamu kolo ada pas itu, kamu pasti ngambek sama aku, oh atau engga kamu bakal perang sama aku gara gara cemburu? Sekarang aku udah nyeritain, kita perang yuk? Aku kangen nih." Cerita gue panjang.
"Ayo sayang, buka mata kamu. Aku capek nangis terus, cuma gara gara kamu yang gak mau buka mata, air mata aku abis. Kamu harus tanggung jawab. Kamu harus bikin aku nangis bahagia, ayolah sayang." Gue mengelus sendiri pipi gue pake tangan selena.
"Luka kamu juga udah sembuh tau, masa kamu belum bangun?" Bisik gue.
"Kamu tau aku pernah pingsan disini cuma gara gara khawatir dan terlalu lelah? Aku ngedenger suara kamu, tapi gak jelas. Tapi aku tau kok itu cuma khayalan aku. Buktinya pas aku bangun, aku gak ngeliat kamu bahkan masih tidur sama kaya gini." Gue mengusap pipi selena.
"Selena, kamu gak kangen sama aku? Kamu gak pernah ngelakuin ini," gue menekan hidung gue pake telunjuk selena, "kamu gemeskan sama hidung aku karna hidung aku itu panjang, kan?"
"Baby kita perlu gizi dari kamu tau. Kata dokter kandungan kamu udah 3 bulan, padahal seinget aku 2 bulan. Tapi aku seneng, aku bisa liat perut kamu membesar. Pasti kamu lucu. Uh nunggu 6 bulan lagi itu lama tau, aku gak sabar. Dan aku juga gak sabar ngeliatkan baby kita cewek atau cowok. Aku pengennya cowok, jadi dikeluarga aku cowok itu banyak. Nantikan aku bisa main basket sama baby kita, dan jay. Tuhkan aku makin gak sabar!" Jelas gue. Gue tersenyum lalu mengecup bibir selena singkat.
Gue tersentak dan sontak gue melepas tangan selena yang berada di pipi lalu mundur beberapa langkah, memandang selena dengan tatapan gak percaya."Just- Hahahaha.." Gue gak buta, dan gue gak torek. Didepan mata gue, selena membuka matanya dan sedikit menekan bibirnya itu lalu keluar tawanya.
"Aku-aku hahahaha." Selena masih sibuk sama ketawa nya.
Gue? Jantung gue aja gak beraturan. Bahkan mata gue aja perih. Selena bangun dari tadi? Kenapa gue gak tau, gue mengepal tangan kanan gue. Gue melihat selena udah gak ketawa lagi melainkan melihat gue dan senyuman lembut berada dibibirnya.
Tangannya bergerak mengambil tangan gue, tapi gue tepis. Dia menatap gue kaget. Gue lebih kaget, dan dia pikir itu lucu? Engga sama sekali. Gue makin mengepal tangan gue dan menggigit bibir dalam gue. Gue pengen nangis.
"Justin." Bisik selena. Mata gue burem. Air mata gue udah mau keluar.
"Kapan kamu bangun, hah?" Ucap gue serak. Dan satu tetes air mata gue jatuh kepipi gue.
"Kenapa aku gak tau? Kamu ngedenger semua yang aku ceritain tadikan? Iya kan?" Ucap gue sedikit membentak. Air mata gue makin deras.
"Oh, baby." Selena menarik tangan gue dan gue gak nolak bahkan gue langsung meluk dia.
"Kapan kamu bangun, selena?" Bisik gue dan isak tangis gue keluar. Selena melepas pelukan dan gue tetap membungkukkan tubuh gue.
"Jangan nangis." Kedua tangan selena menangkup kedua pipi gue lau mengusap air mata gue lembut. Gue tersenyum tipis dan gue mengecup kening selena lalu kembali kedalam pelukan.
"Aku sayang kamu." Bisik gue.
"Aku juga sayang sama kamu." Bisik selena dan gue merasa dia mengecup ngecup pucuk kepala gue.
"Maafin aku. Aku-aku sebenernya udah bangun dari minggu kemaren justin. Maaf." Gue melotot dan melepas pelukan dengan cepet.
"A-apa?" Gue menatap selena denga tajam. Tangan selena dengan cepat mengambil tangan gue. Dia meremas tangan gue.
"Maafin aku. Ak-aku cuma mau ngerjain kamu aja." Bisiknya.
"Atas dasar apa, kamu mau ngerjain aku? Aku ulang tahun aja engga." Ucap gue dingin. Gue menghapus air mata gue pake tangan yang gak digenggam oleh selena.
"Aku cuma pengen liat kamu seberapa khawatir nya sama aku, dan aku juga pengen denger kamu disaat aku gak sadar. Soal nya waktu aku sadar, aku cuma nyari satu orang, yaitu justin. Kamu gak ada di ruangan ini. Aku kira kamu gak peduli sama aku. Terus waktu aku pura pura gak sadar, kamu ngobrol sama cewek. Iyakan. Itu Flokan. Aku ki-"
"Dia cuma mau nengokin kamu. Aku mohon, jangan salah paham." Bisik gue. Selena menatap gue lalu terkekeh paksa.
"Aku juga pengen tau, alasan yang bikin kamu selalu pergi dengan cepat, padahal kamh baru aja dateng." Bisik selena. Gue menutup mata gue.
"Ak-aku, aku." Gue menggigit bibir dalam gue.
"Apa? Kenapa kamu gugup? Dugaan aku benerkan? Kamu selingk-"
"Aku gak selingkuh, Sel! Aku pergi tanpa pamit ke lion, kim. Karna mereka semua juga udah tau. Aku pamit sama kamu? Aku tau nya kamu belum sadar. Aku pergi terus terusan karna aku nyiapin semua persiapan pernikahan kita nanti." Ucap gue cepet. Selena menatap gue dan mulut nya terbuka.
"Aku selalu sama Flo waktu itu karna dia juga nyiapin gaun kamu sama kemeja aku buat pernikahan itu. Dia memiliki toko baju pernikahan yang terkenal di sini." Selena meremas tangan gue kencang.
"Aku udah persiapin semuannya. Kita akan nikah di pantai yang kita inginkan." Bisik gue.
"Kolo aku tau jadinya kaya gini, kamu udah sadar. Bulan depan kita nikah." Ucap gue.
"Justin. A-aku." Gue tersenyum. Selena menarik gue dan memeluk gue dengan erat.
"Aku minta maaf, aku gak bermaksud nuduh kamu yang engga engga justin. aku minta maaf." Bisik selena. Gue melepas pelukan. Dan mencium bibirnya lembut.
"I love you." Bisik gue seraya melepas ciuman. Selena terisak dan terkekh bahkan itu bersamaan.
"Tapi aku belum cerai sama fredo justin." Gue ketawa kecil.
"Udah, kamu udah jadi janda." Ucap gue. Selena cemberut.
"Semuanya udah lengkap. Perusahaan keluarga kamu, aku yang bantu sama perusahaan ayah aku atau mau jadi perusahaan aku." Ucap gue. Selena mencubit pelan tangan gue.
"I love you, justin." Bisik selena.
♥♥♥
Vomment!Btw, gue ultah loohh sekarang!!
Btw again, gue lagi suka sama jelena yang di pernikahan temennyaa!