Selena's pov
Gue menutup erat kedua mata gue. Suara tangis jay terdengar di telinga gue. Gue ngayal. Gue tau itu. Gue memeluk justin dengan erat. Gue ngayal, buktinya justin gak bangun, dia masih pulas dalam tidurnya.
"Mommy.. hiks.. daddy." Gue membuka mata gue. Suara tangis jay makin terdengar. Gue menatap jam, dan sekarang jam 2 pagi.
Gue mendorong tubuh justin pelan lalu gue sedikit bangun, gue melihat selimut yang dipakai jay bergerak. Gue melotot. Jay bangun. Setelah 1minggu gue menunggu dia bangun. Dan gue mendengar tangisannya.
"Justin, jay bangun!" Ucap gue sedikit berteriak. Justin membuka matanya dengan cepat. Dan dia menatap gue.
"Apa?" Gue beranjak.
"Jay bangun, justin." Gue berjalan dengan cepat kearah kasur yang ditiduri oleh jay.
"Mommy.." jay menatap gue dan kedua tangan mengangkat seperti minta dipeluk, gue memeluknya sebentar dan mengecup keningnya.
"Jay, kamu bangun." Bisik gue. Senyuman dibibir gue melebar.
"Mommy, badan jay semuanya sakit." Ucap jay dengan isak tangisannya. "Dan tangan jay sakit mommy." Sambungnya dan tangan kanan jay mengangkat. Itu tangan jay yang di infus.
"Jay." Gue menengok kearah justin. Justin mendekat kearah jay.
"Daddy." Panggil jay dan sama, kedua tangan jay mengangkat. Justin mengecup kening jay dan memeluk jay. Tangan jay melingkar dileher justin.
"Daddy badan jay, sakit semua." Ucap jay. Justin melepas pelukannya dan dia menatap jay.
"Daddy juga dulu gitu sayang, tahan beberapa hari oke? Nanti jay gak akan sakit lagi." Ucap justin. Gue tersenyum. Jay ngangguk dan justin menghapus air mata jay.
"Mommy.. mommy gapapa? Jay mimpi kolo daddy fledo hampil nembak mommy, tapi daddy nolongin mommy. Jay takut. Jay takut mommy ninggalin jay, dan jay juga takut daddy ninggalin jay juga. Jay benci sama daddy fledo." Ucap jay. Justin menatap gue. Itu cerita asli!
"Mommy gak akan ninggalin kamu sayang. Daddy juga sama. Jay gak usah takut, mommy sama daddy bakal jagain jay." Ucap gue.
"Jay sayang mommy sama daddy." Ucap jay dan tangannya ingin memeluk gue sama justin. Gue dan justin langsung memeluk jay.
"Aku sayang kalian." Gue merasa justin nyium jay dan gue. Gue mengecup pipi jay.
"Uncle." Ucap jay. Gue dan justin melepas pelukan dan menatap kebelakang.
Lion berdiri di unjung kasur itu dan tersenyum.
"Hai jay." Sapa lion. "Gue envy ngeliat kalian. Gue mau tanya sama kalian berdua, kenapa selalu bikin gue envy?" Ucap lion. Gue terkekeh.
"Gak tau." Ucap gue. Lion memutar kedua bola matanya.
"Jay bangun pagi pagi banget ya, bahkan langit masih gelap tau." Ucap lion. Jay ketawa kecil.
"Jay gak tau. Jay kebangun gala gala mimpiin mommy sama daddy." Ucap jay.
"Oiya jay," lion mendekat kearah jay, sebelah gue. "Jay mau punya temen baru!" Seru lion.
"Temen? Dimana uncle!?" Ucap jay semangat.
"Ada disini nih." Tangan lion menempel dengan perut gue yang tertutup baju.
"Lion." Desis justin dengan gigi terkatup. Lion gak mengubrisnnya.
"Kok temen baru jay, ada di perut mommy?" Tanya jay. Gue terkekeh dan tangan gue berada diatas tangan lion.