24. Jealous

4.8K 361 17
                                    

Selena's pov

Keluarga justin sedang berada disini, menjenguk anaknya. Dan mereka sekarang berada disisi gue, disisi satu lagi ada jaxon sama jazzy.

"Kak, aku kan cerita sama sahabat aku disekolah, menceritakan kakak, dan kata nya dia ingin bertemu kak selena." Ucap jazzy. Gue terkekeh. Gue terkenal sampe ke anak kecil. wkwk.

"Ohya? Jazzy bawa dong sahabatnya, kolo enggak nanti kakak yg kerumah kamu kolo sahabat jazzy ada dirumah jazzy." Gue mengelus singkat poninya. Jazzy tersenyum lebar.

"Boleh kak?" Tanyannya lagi. Gue ngangguk. Jazzy berseru kecil.

"Jax, kamu punya cerita?" Jaxon mengangguk cepat. Lalu dia mendekat kearah gue.

"Jax-" ucapan jaxon kepotong saat gue mendengar keluarga gue maupun keluarga justin manggil nama justin. Gue menengok. Justin lagi berjalan dengan lambat. Gue tertawa.

"Ketawa! Bantuin!" Bentak justin. Gue beranjak lalu mendekat kearah justin. Merangkul justin dan begitupun justin.

Justin duduk di samping gue, tangannya masih dipinggang. Tiba tiba jaxon mukul justin.

"Hey! Kenapa mukul?" Tanya justin sambil memegang pahanya yg dipukul. Jaxon cemberut.

"Perusak suasana." Ketus jaxon. Gue terkekeh.

"Udah enak enak tadi, muncul kak justin jadi gak enak." Ketus jaxon. Justin berdecak lalu cemberut.

"Adik durhaka kamu." Ucap justin.

"Bodo amat." Jaxon duduk di pangkuan gue dengan cepat. Justin berdecak sedikit mendorong jaxon.

"Kamu itu udah gede! Turun gak?" Kesal justin. Jaxon menggeleng dengan cepat.

"Jax-" justin berenti ngomong, dia bersender sambil memejamkan matanya. Gue menepuk pipi nya pelan.

"Hey kenapa?" Justin menggeleng lalu membuka matanya.

"Jaxon turun." Ucap justin. Suaranya serak. Gue menurun kan jaxon.

"Turuti kak justin dulu, oke? Nanti main lagi sama kakak." Ucap gue. Jaxon berdecak lalu mengangguk dan duduk di sebelah jazzy. Gue menengok kearah justin.

"Jujur, kamu kenapa?" Bisik gue.

"Kepala aku sakit." Bisik justin sambil mengernyit, melekukkan alisnya, seperti menahan sakit. Gue menghela nafas.

"Suruh siapa turun." Bisik gue. Justin berdecak.

"Aku mati bosan disana!" Gerutu justin. Dia meringis. Gue merentangkan tangan gue. Justin mendekat kearah gue lalu memeluk gue. Dia terus terus meringis.

"Kekamar ya?" Justin menggeleng.

"Gak mau." Bisik justin.

"Tante, geseran boleh? Justin mau tiduran, tante." Ucap gue. Momnya justin tersenyum lalu menggeser badannya. Gue melepas pelukan, dan menyuruh tiduran di paha gue.

"Kenapa justin?" Ucap mama. Justin menggeleng.

"Gapapa kok." Ucap justin. Momnya justin mengangkat kedua kaki justin dan menaruhnya di pahanya lalu memijitnya.

"Kolo lagi berkendara, jangan oleng justin, jangan mikirin sesuatu, jadinya ginikan." Ucap momnya justin. Justin meringis.

"Mom! Jangan disentuh, sakit!" Kesal justin. Gue terkekeh, mengecup tangannya justin yg mengait di tangan gue. Justin membalikkan badannya menjadi menghadap perut gue, lalu menggesek gesekkan wajahnya di perut gue. Geli.

"Justin." Ucap gue. Justin berdehem sambil menempelkan pipi justin diperut gue, tangan satunya melingkar di pinggang gue. Mata justin menatap gue.

Love yourself. [Jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang