Justin's pov
Gue menyesal. Gue benci sama diri gue sendiri. Gue cinta selena tapi gue malah cinta diri gue sendiri, gue malah milih kata batin gue bukan kata hati gue. Gue bilang ke selena kolo dia gak boleh ninggalin gue, dan dia ninggalin gue karna gue. Gue sama aja kaya cowok diluar sana yang udh ngecewain ceweknya.
"Justin.." gue hanya mendengar kim nyerocos gak penting.
"Justin udah dong. Gue tau lo lagi mikirin selena." Lion menepuk pundak gue.
"Gue benci diri gue sendiri." Ucap gue pelan. Bahkan mata gue perih. Gue cengeng. Gue kaya cewek.
"Justin." Kim mendekat kearah gue. Dan meluk gue. Sikap kimberly bikin gue nambah kangen sama selena. Dia mirip banget sama selena.
Gue membalas pelukan kim. Mengusap air mata gue, dan menyimpan dagu gue di bahu kim.
"Kita bakal ketemu selena. Gue yakin. Kita cari tempat tinggal dia." Bisik kim. Gue ngangguk.
"Justin." Gue melepas pelukan dan menatap ke pintu. Mom gue mendekat kearah gue dan tersenyum.
"Mom punya 3 tiket ke Los angeles. Kalian mau?" Gue mengernyit. Ngapain kesana?
"Ayolah. Mom beli tiket ini buat kalian. Liburan. 2 bulan." Ucap mom. Kim memeluk mom gue girang.
"Aku mau tante!" Seru kim.
"Lama banget mom." Ucap gue.
"Gapapa, buat kalian bisa mandirikan." Gue ngangguk dan mengambil 3 tiket itu.
Gue melihat tanggal kapan berangkat ke sana nya. Lusa. Oh oke.
"Lion! Anterin aku kerumah! Mau packing! Nanti kita nginep disini!." Seru kim narik narik tangan lion. Lion berdecak lalu beranjak. Gue tersenyum tipis. Mereka lucu.
Gue kapan kaya mereka? Hubungan gue aja gue yg ngerusakin.
"Yaudah, gue nganterin dia dulu terus kerumah gue dan balik kesini." Ucap lion. Gue ngangguk. Lion merangkul kim dan keluar dari kamar gue. Gue menghela nafas.
Gue menengok kearah mom dan tersenyum saat dia mengusap bahu gue.
"Mom keluar dulu." Gue ngangguk. Mom mengecup kening gue dan berjalan keluar.
***
Gue menutup mata gue. Besok gue harus berangkat. Gue kangen selena. Gue mau minta maaf sama dia, dan harus balik ke hidup gue. Gak mau tau. Harus.
Wait,
Selena udah nikah.
Oh.
Oke.
Dia udah nikah.
Gue mengambil bantal dan menutup muka gue.
"GUE TELAT! ARGHH!" teriak gue.
"SELENA!"
"LO DIMANA!?"
"GUE MINTA MAAF!"
"GUE NYESEL!"
"GUE MAU LO BALIK KE GUE!"
Gue melempar bantal gue. Menarik rambut gue dengan kasar. Memukul kepala gue dengan kencang.
"Lo dimana sel. Lo dimana." Bisik gue. Gue terisak. Air mata gue gak bisa ditahan. Sakit.
"Lo bahagia kah?" Ucap gue lalu tertawa kecil. Gue serasa jadi orang sinting.
Gue menarik seprei kasur gue dengan kasar lalu menghempasnya ke lantai. Menendang meja kecil yg berada di sisi kasur gue dan lampu tidur yg tadinya di meja itu jatuh dan pecah. Gue menginjak kaca kaca itu. Bodo. Kaki gue ngeluarin darah. Bodo. Ini gak sebanding apa yang gue rasain.
Gue berjalan kearah lemari belajar. Membukannya, dan mengambil lukisan gue. Itu selena. Gue menggambarnya.
"Gue terluka sel! Gue terluka! Lo diam aja!? Hah? lo gak ngobatin gue? Jawab gue!" Bentak gue. Gue merobek kertas itu dan membanting nya.
"ARGHHH." Gue mengacak isi meja belajar gue. Gue menunduk. Dan terjatuh.
"KENAPA HARUS GUE?! KENAPA HARUS HUBUNGAN GUE YG KAYA GINI?" Teriak gue. Gue menutup muka gue. Kenapa gue nangis!? Gue jatoh, gue celaka atau apa lah gue gak pernah nangis. Kenapa gue gak terluka dan itu nangis!? Gue cuma sesak.
Gue memukul kepala gue dengan tembok. Terus menerus.
"JUSTIN!" Gue menengok kearah pintu.
"JUSTIN, BUKA PINTUNYA. LO KENAPA!? JANGAN BIKIN GUE KHAWATIR! BEGO! GUE BAKAL MARAH KOLO LO NYAKITIN DIRI LO! JUSTIN!" Lion menendang pintu kamar gue. Gue meringis. Dan memegang kepala gue.
"Ahhs.." kepala gue sakit.
Gue meringis. Oke. Ini sakit.
"Justin." Gue mendengar pintu kedobrak dengan kencang. Kepala gue berdenyut semakin kencang.
"Justin." Gue merasa ditarik. Gue menyipitkan mata gue. Dan ketawa kecil.
"Kenapa lo peduli sama gue?" Tanya gue. Lion menatap gue dengan tatapan gak percaya.
"Lo sahabat gue!" Bentak lion. Gue tertawa kecil. Setan apa yg masuk kedalam tubuh gue dan itu bikin gue serasa abis minum alkohol.
Gue meringis. Kepala gue nambah sakit.
"Just, justin? Lo kenapa!?" Lion menepuk pipi gue.
"Kepala gue.." bisik gue. Lion mengangkat gue.
"Lo apaain diri lo hah?!" Lion membanting gue kekasur.
"Lo kehilangan selena, iya. Gue tau! Tapi seengganya lo jangan hilangin nyawa lo, jiwa lo! Jangan nyakitin diri lo! Kolo selena tau lo kaya gini, dia lebih parah dari gue marah nya!" Bentak lion.
"KAKI LO, LO APAIN? JUSTIN!?" Teriak lion.
"BUNUH GUE LI! KOLO LO MARAH GUE KAYA GINI, PUKUL GUE! SAMPAI GUE GAK BERNYAWA PUN! GUE MAU MATI! GUE BO-AHH." Gue mengerang. Lion menendang perut gue. Gue tertawa.
"Terusin!" Ucap gue.
"Lo mau nya apa!? Lo bosen hidup!? Lo gak sayang kedua orang tua lo? Lo gak sayang sama sahabat lo!? Hah? Lo gak sayang sama selena? Lo bahkan belum melakukan apapun supaya lo ketemu selena dan lo udah nyerah gitu aja!" Bentak gue.
"BUNUH GUE!" teriak gue. Gue mengerang dengan kecang. Kepala gue sakit.
"Gue ngerasa gue bakal di cabut nyawanya sekarang." Gue tertawa kecil.
"Tuhan ngambulin doa gue lion! Gue bakal mati!" Ucap gue. Dada gue sesak karna menahan rasa sakit yg menyerang di kepala gue.
"Liat! Gu-gue sekarang gak bis-a na-fas li." Gue mendongak keatas.
"Lo boong. Lo- justin lo.. engga! Justin?!" Lion menepuk pipi gue. Mata gue berat.
Gue menutup mata gue. Gue tersenyum. Gue bakal mati.
"Mom pattie! Kimberly! Dad jeremy!" Pekik lion.
"Justin! Lo bercanda! Justin!?"
"JUSTIN?" Gue menegang. Suara itu.
"Selena." Bisik gue.
Dan gelap.
♥
Done!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love yourself. [Jelena]
Fiksi Penggemar-Justin Bieber -Selena Gomez Leave Vomment.