Justin's pov
"Justin." Gue menengok dan tersenyum.
"Apa?" Gue duduk di kursi dan mendekat kearah selena.
Gue bener bener bersyukur. Selena nganggep gue pacar nya, dan mungkin emang gak sayang gue kaya dulu lagi. Tapi bener bener seneng karna hal ini.
"Pengen ke taman." Ucap nya lalu cemberut. Gue terkekeh.
"Yuk." Gue ngambil kursi roda yang berada di dekat sofa. Lalu menggendong selena dan menduduki di kursi roda itu.
Gue mendorong dengan perlahan kursinya. Gue mengecup pucuk kepalanya singkat dan menjalankan kearah taman tersebut.
Sesampai di taman itu, gue berenti di pohon besar yang teduh. Lalu jongkok di hadapan selena.
"Ceritain gimana dan bagaimana aku bisa pacaran sama kamu." Gue tersenyum lalu mengusap pipinya.
"Jadi gini.." gue berdehem. Selena sedikit mau bangun.
"Aku mau turun." Gue menyelipkan tangan gue di ketiaknya lalu mengangkatnya. Selena mengecup kening gue. Gue terkekeh lalu menurunkan di rumput dan menyuruhnya menyender di pohon.
Gue mengangkat kaki selena lalu gue duduk didepannya dan menaro kakinya di samping pinggang gue. Menatap selena yang lagi tersenyum kearah gue.
"Ayo lanjutin.." gue ngangguk.
"Aku pernah jatuh dari tangga, tangga itu sepi. Lion gak masuk, kaki aku sakit, aku gak bisa bangun. Dan saat aku berusahan bangun, kamu dateng." Ucap gue. Selena menatap gue seperti dia itu menelitikan apa yang gue katakan.
"Kamu keliatan panik. Kamu pegang pipi aku dan kamu bilang semacam 'lo gapapa' gitu. Aku bener bener bingung.." gue terus menceritakan apa yang telah terjadi.
"..keesokan harinya, aku nyari kamu dimana mana. Sampai aku jatuh dan lion yang sengaja ngejatuhin aku. Aku bangun dan melihat kamu, aku manggil kamu.."
"...dan aku nyatain cinta sama kamu." Ucap gue. Selena menatap gue dengan mulut yang membulat.
"Jadi dulu aku itu yang pertama suka sama kamu dan taunya kamu juga suka sama aku gitu?" Ucap selena. Gue ngangguk.
"Maafin aku." Gumam selena lalu membuang muka. Gue mengernyit.
"Maaf buat apa lagi?" Tanya gue. Gue menarik pipinya lembut.
"Kamu pasti sakit kan, kolo pacarnya ngelupain kamu? Aku minta maaf. Kamu sayang sama aku dan akunya malah amnesia kaya gini dan ngerasa kolo aku itu gak sayang sama kamu." Bisik selena lalu menunduk. Gue tersenyum pahit. Dia jujur didepan gue.
"Gapapa kok. Takdir gak bisa diubah. Kolo takdirnya sad ending yaudah kita cuma pasrah aja kan." Ucap gue pelan banget. Hati gue remuk. Sakit.
"Maaf justin." Bisik selena. Selena mengenggam tangan gue. Gue nahan emosi. Tapi gak bisa.
"Sel, jangan minta maaf ke gue, gue muak sel! Lo terus minta maaf ke gue tanpa perubahan. Percuma! Sakit yang ada disini, gak bisa diubah! Lo udah ngelupain gue, yaudah! Lo sama gue seperti dulu yang lo inget aja! Gue nyerah sel. Nyerah." Bentak gue. Gue menepis tangan selena.
"Justin.."
"Lo harus kembali ke kamar inap." Ucap gue dingin. Gue mengangkat badan selena ke kursi roda. Lalu mendorongnya ke arah kamar selena.
Gue diem. Hanya diem. Terserah selena aja. Gue ngerasa gue yang maksa dia buat inget gue lagi. Percuma. Terjadi ya terjadi.
"Lo istirahat. Gue mau keluar." Ucap gue datar. Selena menatap gue tapi gue malah memalingkan wajah gue dan berjalan kearah pintu meninggalkan selena sendirian. Enggak. Dia gak sendirian. Gue akan nelfon kim buat ngejagain selena.
Gue pengen sendiri dulu.
-
Selena's pov
5 hari justin gak jenguk gue. Gue salah? Harus nya dia nyalahin siapa yang bikin gue amnesia bukan gue. Bukan marah sama gue. Gue jujur, gue kangen justin.
"Hoii." Gue mengerjap. Gue memukul lengan nathan.
"Iseng banget sih lo mah!" Nathan terkekeh.
"Lagian, lo mah natap tembok lurus banget. Ngelamun terus, kangen justinn yaaa?" Ledek nathan dengan telunjuk yang nunjuk ke gue. Gue menggeng.
"Jangan boong lo." Nathan menyenggol lengan gue.
"Enggak nat!" Ketus gue lalu memukul nathan dengan bantal.
"Udah jujur aja. Gue tau, lo amnesia gitu gitu juga lo pasti inget separuh nyakan." Ucap nathan. Gue mendengus.
"Tuhkan. Pipi lo merah." Ledek nathan. Gue mengembung pipi gue sambil menatap nathan garang.
"Nathan!" Pekik gue. Nathan malah memelet lidahnya.
"Aduh! Sel.." gue pukul nathan keceng berkali kali. Tangan nathan megang tangan gue. Gue beronta.
"Lo gila ya?" Tanya nathan. Gue menggeram.
"Nathan!" Bentak gue. Nathan terkekeh lalu menarik gue kedekapannya. Gue menegang.
"Bercanda." Gumam nathan.
Hening.
"Oh. Maaf." Gue tersentak begitupun nathan. Dia buru buru melepas pelukannya lalu menengok kearah pintu yang bentar lagi ketutup.
"Justin!!" Pekik gue reflek. Pintinya ketutup rapat. Gue beranjak. Untung gue gak pakr infus lagi.
Gue lari kearah justin. Lalu memeluknya dari belakang, gue menghela nafas.
Hening. Nafas justin memburu seperti abis dikejar. Gue tau dia nahan emosi gara gara gue. Dan gue tau, justin sayang banget sama gue.
"Kamu kemana aja." Bisik gue. Gak ada jawaban. Gue mengecup punggungnya lalu mengeratkan pelukkan gue di pinggangnya.
"5 hari kamu kemana aja justin?" Gumam gue.
"Aku.." gue berenti ngomong lalu menghela nafas.
"Aku kangen kamu justin.." bisik gue pelan. Gue melepas pelan tangan gue yang melingkar di pinggangnya. Justin terdiam. Gue berjalan kedepan dan berbalik mengarah kejustin lalu mendekat. Dengan reflek gue meloncat, meletakan kaki gue di pinggangnya dan memeluk leher justin.
"Ngomong justin." Bisik gue. Gue merasakan kedua tangan justin merayang di pinggang gue dan bokong gue. Gue tersenyum lalu mengecup pipinya cepat.
"Ngomong cepet." Bisik gue. Juston tetep diem. Gue mendengus.
"Kamu salah paham, nathan peluk aku hanya sekedar peluk sahabat. Ayolah jangan cemburu!" Gerutu gue lalu melepas pelukan dilehernya. Justin menatap gue datar. Gue berdecak kesal. Lalu mencubit hidung nya keras.
"Aww!" Ringis justin. Gue tersenyum miring. Gue makin mengkencangi cubitannya.
"Sel! sakit! aduh!" Ringis justin. Gue bersorak. Lalu melepas cubitannya. Gue terkekeh. Hidung justin merah.
"Ketawa aja terus." Ketus justin. Gue terkekeh lagu lalu mengecup hidungnya. Justin tersenyum.
"I love you." Bisik gue. Justin menatap gue lalu senyumannya berubah menjadi senyum gigi, dia ngecup kening gue. Lalu berjalan kearah kamar gue tanpa merubah posisi.
"Tadi drama drama an sekarang romantis romantisan." Celutuk nathan. Gue memutar bola mata gue.
"Hus! Sana lo. Lo hampir perusak tau." Cetus gue.
"Yee, salahin nya jangan ke gue. salahin justin, ngapain pake cemuru. Padahalkan gue sahabat lo." Ketus nathan. Justin berdecak.
"Lo bawa bawa gue." Ketus justin.
"Lokan yang jadi pasangan drama ini." Ketus nathan.
"Ya tuhan. Sahabat gue kaya lion dan sekarang temen baru gue juga kaya gini." Ketus justin. Gue terkekeh.
♥
Vomment!!
Love,
Nazwa.