Prolog

1.1K 50 17
                                    

Aku tidak berkomentar ketika Kimi dipanggil oleh Pak Samudra yang adalah guru Kimia merangkap Wali kelas untuk mengerjakan soal dari materi yang baru saja dijelaskan. Sebuah soal perhitungan yang cukup mudah untuk ku, menghitung massa molar dengan lambang Mr. Materi itu masih sangat hangat namun aku tidak tahu apa yang berada dikepala kimi saat ini. Kimi mematung, ia memandangi soalnya. Apa dia memperhatikan atau mendengarkan ketika Pak Samudra menjelaskan bagaimana menghitungnya?

Pak samudra membiarkan Kimi mematung begitu saja, wajahnya terlihat kejam dan senang sekali menyiksa anak - anak yang tidak bagus dalam perhitungan. Aku tidak membela Kimi dengan mengatakan hal itu, Aku hanya ingin saja menyelesaikan soal yang begitu mudah itu.

Kimi menghela nafas, kelas sangat hening dan semua pandangan tertuju kearahnya. Aku tahu kimi tidak bisa mengerjakannya, sangat memalukan. Otaknya hanya dipenuhi oleh sate. Aku bisa jamin jika massa molar diganti oleh massa sate, si brengsek itu pasti bisa menyelesaikannya dalam hitungan detik, tapi berhayal saja. Sekarang sedang pelajaran Kimia, bukan pelajaran bagaimana menghitung sate dengan cepat dan benar.

Aku bisa melihatnya, tangan Kimi gemetaran kecil. Separah itukah. Aku mengambil nafas dan mulai tidak nyaman, Kimi bisa merengek setelah ini padaku dan jujur saja, Kimi sangat merepotkan ketika curhat mengenai pelajaran. Otak lambat dan sulit memahami perhitungan. Lagipula aku adiknya, harusnya aku yang merengek padanya untuk dibelikan coklat, bukan dia yang merengek padaku untuk pelajaran tambahan.

Sesuatu terjadi, mungkin ini adalah keajaiban. Kimi menggerakan tangannya membuka tutup spidol dan menyentuhkan ujung spidol dengan papan tulisnya. Kimi mulai menulis jawaban. Pak Samudra tercengang. Ia tidak percaya Kimi si otak lelet mengejakan soalnya. Pak Samudra mengepalkan tangannya sembari mengambil buku paket yang berada disamping tangannya.

Bukan hanya Pak samudra, akupun melakukan hal yang sama. Aku tercengang, aku terdiam melihat jawaban Kimi. bahkan anak sekelas melakukan hal yang sama. Mereka menelan ludah tidak percaya. Kimi, aku yakin dia sudah gila.

Jawaban selesai ditulis, tubuh yang gemetar itupun berhenti dan menatap dengan bangga melihat jawaban soalnya. Kimi tertawa dan tersenyum dengan lebar. Ia melirik sang guru

" Saya berhasil menyelesaikan soalnya" katanya dengan angkuh

Pak samudra terdiam, ia tertawa kecil. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kakakku. Kimi, Kau sudah gila

" KAU MENJAWAB HANYA TUHAN YANG TAHU, KAU TELER HA?" teriak Pak Samudra sembari melayangkan buku paket kearah Kimi. Kimi menghindar dengan berguling.

Tawa meledak dikelas, aku yakin Kimi mulai gila dan aku akan mencoba mendaftarkannya ke RSJ bogor untuk diperiksa kejiwaannya. Ya, Kimi menulis jawaban hanya tuhan yang tahu untuk soalnya.

" Saya tidak salah pak, saya tidak tahu jawabannya jadi saya menulis itu" bela Kimi.

Pak Samundra mengepalkan tangannya kesal, ingin sekali ia menginjak atau mematahkan tangan muridnya ini, namun itu tidak akan dilakukannya, si otak cumi itu adalah atlit sekolah.

"Si Kimi teler pak!" seru Andi dengan tawa yang masih meledak.

"Dikepalanya sate doang Si Kimi. Mana tau dia soal Kimia" timpal yang lain.

Kimi bangkit dan menunjuk ke arah Andi

"Diam kau wajah keset. Aku lebih ganteng, Dasar Jomblo" Balas Kimi

Pak samudra tidak bisa menahan emosinya lagi, ia mensentil telinga kimi

"setidaknya Andi agak berotak daripada dirimu"

Kimi mengucek telinganya yang merah dan menatap pak samudra dengan wajah iba yang menjijikan

"Ampun pak" katanya dengan suara iba dibuat - buat. Tawa semakin meledak, namun tawa dalam ruangan seketika berhenti ketika pintu dengan keras dibuka. Para siswa menoleh bersamaan. Leo, si Anak yang tidak kalah gilanya berdiri dimulut pintu dengan nafas yang memburu.

Tanpa ada kalimat yang terucap Leo masuk kedalam kelas dengan buru-buru dan seketika melakukan sungkem didepan Pak Samudra

"Hamba tuanku. Maafkan hamba yang datang terlambat. Angkotnya masuk Black Hole sehingga hamba sempat tersesat, untungnya ada Ironman selaku orang tua hamba yang datang menyelamatkan"

Seluruh ruangan hening, aku terdiam. APA - APAAN ITU, APA YANG BOCAH ITU KATAKAN, DIA KIRA SEKARANG JAMANNYA GAJAH MADA?-Ironman dan black hole. Otaknya sudah hancur dan berubah menjadi tumpukan kencur. Bahkan spongebob mungkin lebih waras darinya.

Aku melirik Pak Samudra untuk melihat reaksinya tapi pak samudra tidak berkomentar, ia bahkan melihat Leo dengan tatapan heran yang besar, mungkin berfikir apa murid didepannya ini manusia waras atau manusia yang kabur dari rumah sakit jiwa.

Tanpa menunggu jawaban sang guru, Leo melirik Kimi dan mendengus kecil setelah itu melirik papan tulis, leo terdiam tak lama tawanya meledak

"Hanya tuhan yang tau, kau kira ini pelajaran agama?" Leo melirik Kimi dengan wajah yang puas " makanya punya otak dipake, Sate aja isinya" kata Leo sembari mengambil spidol dari tangan Kimi dan menghapus jawaban Kimi.

Ku akui Leo memang tidak sebodoh Kimi dalam mengerjakan soal seperti ini. Leo dengan lancar bisa menulis rumus yang benar tapi jawaban yang ditulisnya lebih mencengangkan daripada Kimi.

"Ini baru jawaban yang benar" Leo mengetukan spidol dipapan tulis dan melihat Pak Samudra dengan wajah penuh percaya diri.

Seketika tangan Pak Samudra melayang, membenturkan kepala Leo pada papan tulis

" KAU DAN JUGA KIMI SEHARUSNYA ADA DI RUMAH SAKIT JIWA!!!"

Leo menggelepar seketika, kelas kembali ricuh karena ledakan tawa.

Ini benar - benar kacau. Tidak ada orang waras di kelas ini terutama Leo dan Kimi. Leo menulis jawaban 2,5 diikuti oleh kalimat saya jenius karena saya anaknya ironman. Jawaban itu sudah jelas melenceng kemana-mana.

Aku tidak bisa menahan perasaanku lagi, aku mulai shock. Bagaimana bisa aku mengenal anak - anak itu. Aku bisa gila jika terus bersama keduanya tapi lucunya Leo adalah sahabatku dan Kimi adalah Kakakku. Mungkin jika ada pertukaran pelajar, aku akan pura - pura tidak mengenal mereka. Tapi mungkin cerita akan dimulai dari sini, kelas paling berisik dengan wali kelas paling mematikan disekolah. Kelas dua semester satu jurusan broadcasting TV. Namaku kindy, setelah ini aku akan bergabung bersama dua anak gila itu untuk menyelesaikan soalnya.

Kindy Point Of View End


School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang