Chapter 18 : Kekhawatiran Galih

94 18 1
                                    

Hujan turun dengan deras, waktu menunjukan Pukul 17.30. para peserta memakai jas hujan berbaris ditengah lapang. Sang senior kelas tiga yang belum pernah mereka lihat sebelumnya berteriak membentak semuanya.

Panitia kelas dua dan peserta terkena amukannya. Kindy tidak berexpresi ketika itu, ia berbaris paling depan karena ia adalah ketua kelompok. Leo berdiri dibarisan tengah, Kimi berdiri dibelakangnya.

Aditya terlihat cemas, bukan karena amukan senior tapi pada kelompok yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam kelompoknya terdapat anak yang tidak boleh tekena dingin. Membiarkannya berdiri dibawah guyuran hujan adalah tindakan yang salah. Selain itu anak itu tidak memakai tanda sakitnya.

Semua peserta yang memakai pita merah ditarik untuk tidak mengikuti acara sore ini. tapi Leo menolak ketika Aditya memberikan pitanya, Leo kembali memberikannya dan mengatakan jika ia baik – baik saja dan mampu mengikuti semua rangkaian acaranya.

Aditya menatap Leo yang berdiri dengan sikap istirahat yang sempurna. Ia akan langsung menarik anak itu setelah jatah waktu senior ini habis.

Angin berhembus dengan kencang sebagian peserta melindungi diri mereka. Leo masih tetap berdiri tidak tergoyahkan. Ia baik – baik saja dan akan baik – baik saja. Tapi itu hanya bertahan beberapa menit setelah angin itu datang.

Tubuh leo mulai gemetaran. Leo menarik satu tangannya dan membalikan telapak tangannya. Sangat pucat seolah darahnya tersedot dengan habis.

"ANAK YANG DISANA, SIKAP ISTIRAHAT!" teriak senior pada Leo yang terlihat mengabaikannya.

Kimi melirik seniornya tak lama pada Leo.

"Leo ada apa?" bisik Kimi.

Leo tidak menjawab, nafasnya mulai berat dan tubuhnya gemetaran dengan hebat. Sesuatu seperti desiran angin masuk kedalam tubuhnya, membuat dadanya terasa kosong dan nafas tajam yang dingin.

Saat itu tangan Galih yang sedang menandatangani dokumen berhenti seketika.

"Ada apa Raden?" Tanya Pak Salim dengan heran.

"Leo" gumam Galih.

Galih mengangkat wajahnya memandang Pak salim tak lama bangkit sembari menarik kunci mobil

"Aku akan pergi menengok keponakanku"

Badan Leo terhuyung, Kimi dengan cekatan menahannya

"Leo " Kimi sedikit kaget menahan tubuh Leo yang mendadak kehilangan tenaganya. Leo masih membuka matanya hanya saja nafasnya terdengar berat dan juga pendek

Melihat itu, tanpa pikir panjang Aditya berlari ketengah lapangan diikuti oleh senior kelas dua yang lain. sedang senior kelas tiga menghentikan sesumbarnya.

-.--.-

"Kau sudah baikan?" tanya Kimi pada Leo yang duduk berselimut tebal diatas matras.

"Ya, sudah lebih baik sekarang" Leo menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Rasa hangat kayu putih dibadannya membuatnya lebih baik.

Aditya menatap Leo tak lama menjitaknya dengan pelan, Leo memegang kepalanya dan menatapnya dengan heran.

"Kau seharusnya mengikuti prosedurnya, Aku sudah bilang jangan ikut dan pakai pitanya"

"Itu hanya kecelakaan"

"Kau membuatku jantungan. Aku yang harus bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu" Aditya menatap Leo dengan dalam. Tergambar kekesalan dan juga ke Khawatiran dalam matanya. Leo menghela nafas

"Maafkan aku"

"Kau tidak ku ijinkan untuk ikut kegiatan sampai besok" Aditya bangkit setelah itu meninggalkan Leo yang menatapnya tidak percaya. Bagaimana bisa, Ia tidak boleh mengikuti acara sampai akhir hanya karena masalah ini.

"Kau dengar itu, aku tidak boleh ikut lagi" Adu Leo pada Kimi yang sedang menjaganya

"Aku setuju dengan bang Adit. Orang sakit istirahat saja"

"Apa!" Leo menaikan suaranya. Kimi membiarkannya seolah tidak mendengar apapun.

"Sebelah sini " terdengar kembali suara Aditya. Leo menoleh kearah suara dan ketika itu nafasnya terhenti sesaat ketika melihat siapa yang berdiri dibelakangnya.

"Tadi nyaris pingsan namun sekarang keadaannya sudah lebih baik" Lanjut Aditya. Galih mengangguk sembari menatap Leo yang memucat.

Kimi bangkit langsung bersalaman ketika bertemu dengan paman Leo. Kimi menarik bibirnya sembari melirik Leo dan mengadukan semua hal. Leo berteriak dalam hati. Ia harus menyiapkan telinganya untuk ceramah Galih yang mungkin akan membuat telinganya merah.

Setelah menjelaskan semua kejadiannya. Aditya dan Kimi keluar dari ruangan.

"Aku tidak pernah salah" Kata Galih sembari merendahkan tubuhnya dan duduk diatas matras disamping Leo " Bagaimana perasaannmu?"

"Lebih baik" Leo menundukan wajahnya dan sesekali melirik pamannya dengan wajah yang meminta pengampunan.

Galih menatap keponakannya dengan dalam tak lama menepuk kepalanya. Leo terdiam. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Galih dengan heran. Leo mengira jika Galih akan menjewer pipinya dan menarik hidungnya karena kesal.

"Lain kali kau harus mendengarkanku"

Leo tidak langsung menjawab, ia menatap Galih tak lama menganguk kecil.

"Maafkan aku" Gumam Leo

Galih menatap keponakannya sembari tersenyum membuang nafasnya setelah itu mengucek rambutnya dengan gemas

"Tidak ada jatah baso selama 1 bulan untukmu"

Wajah Leo mengerut seketika ingin menangis ketika mendengarnya, Galih menyeringai mengerikan.

"Kita pulang"

"Apa?"

Kimi dan Kindy membatu membawakan barang Leo ketika Leo dipaksa untuk pulang. Aditya terlihat sedang berbicara dengan Galih. Leo menatapnya dengan datar dari dalam mobil. Kimi dan Kindy memasukan tas dan peralatannya kedalam bagasi mobil setelah itu menutupnya.

"Istirahatlah" Kata Kindy pada Leo yang masih terlihat datar

" Zzzzz, ini menyebalkan" gumam Leo dengan keras

"Sadar dirilah. Dasar bekicot penyakitan" ejek Kimi.

Leo mengambil botol minuman dan melemparkannya pada Kimi. Kimi menghindar dan tertawa setealh itu kembali kedalam area perkemahan diikuti oleh Kindy.

"Jangan memasang wajah masam seperti itu"

Galih masuk kedalam mobil setelah selesai berbincang dengan Aditya

"Aku hanya ingin ikut acaranya sampai akhir"

Galih melirik Keponakannya tak lama menarik pipinya lumayan Keras, Leo memegang pipinya dan menatap pamannya dengan wajah ingin menangis karena kesakitan. Galih tertawa setelah itu menyalakan mobil tanpa mengatakan apapun lagi.

-.-.-.-

Kimi dan Kindy kembali mengikuti acara ketika sudah mengantar kepulangan Leo. Kindy tidak berkomentar ketika ia dipilih untuk bernyanyi ketika acara api unggun. Kimi bersorak mendukungnya.

Selain itu Aditya sudah memastikan jika tidak akan ada lagi acara senior kelas 3 yang berteriak memarahi semua peserta. Malam ini semua orang akan bersenang – senang dalam kebersamaan.

Pak Salim menyambut kepulangan Galih dan Leo. Leo masih memasang wajah masam, Galih kembali menarik pipinya. Kali ini Leo tidak bisa manahannya lagi. Leo membalasnya dengan pukulan. Galih tertawa menahan pukulan kesal keponakannya.

Setelah membersihkan diri. Leo langsung beristirahat dan tertidur didalam selimut IronMan tebalnya. Galih berdiri memandang Leo tak lama mengusap kepalanya sembari tersenyum. Walaupun Galih kadang keras terhadap Leo, itu karena ia sangat menyayanginya.

Galih melirik kaca pajangan Figure IronMan Leo. Ia memandangi sebuah foto yang terselip di figure yang paling besar. Sebuah foto dimana Leo berumur 7 tahun yang dipeluk oleh ayah dan juga ibunya.

"Anakmu lumayan merepotkan" gumam Galih dengan senyuman diwajahnya.

Setelah itu Galih melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan menutup pintu tanpa mematikan lampunya. Keponakannya tidak menyukai tempat gelap dan ia tidak ingin mendengar teriakan ketika Leo terbangun nanti. 

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang