Chapter 5 : Donat VS Baso

202 26 5
                                    

Kimi tidak berkomentar ketika melihat Leo yang terlihat menyedihkan didepannya. Tubuh lunglai dengan wajah yang menempel pada meja. Kimi sempat bertanya namun Leo menjawab dengan gumaman yang ia tidak bisa mendengarnya.

"Kau sakit?" Kindy membuka mulutnya.

Leo mengangkat tangannya dengan lemas menandakan jika dia baik – baik saja. Kindy dan Kimi saling Lirik dan bertanya sendiri apa yang sudah terjadi pada temannya itu.

Pagi tadi Leo terlihat semangat dan baik – baik saja, bahkan dalam pelajaran bahasa Inggris ia berusaha keras mengalahkan Kindy dan berhasil. Kimi tidak peduli, ia hanya memandangi bukunya sembari menggambar sate berwarna ungu.

" IronMan mu terluka dipukul Captain America "

Mendengar itu Leo langsung bangun dan menatap Kimi dengan kesal.

"Aku tidak terima orang tuaku dihajar seperti itu" Leo mengepalkan tangannya " Aku akan membalas pukulan menyakitkan itu "

"Efektif" gumam Kindy melihat Leo yang kembali terlihat Hidup

"Kau seperti orang yang kurang gizi " Kata Kimi mengubah topik pembicaraan. Leo menatap temannya tak lama terisak seperti anak kecil. Kimi dan Kindy bangkit dan menjauh.

"Kau terjangkit Virus zombie" teriak Kimi. Leo masih terisak dan kembali lunglai dan mengangkat ponselnya. Kimi dan Kindy saling pandang tak lama mengambil ponsel Leo dan melihat gambar didalamnya.

Sebuah pamflet promo pembukaan tempat makan baru. Rumah makan yang beralamat dijalan R.E Martadinata no 13. Kimi membaca menu – menunya dan terdiam ketika membaca Baso ikan sapi super yang hanya bisa didapatkan jika mempunyai kupon khusus

"Kau ingin baso ini?" tanya Kimi. Leo mengangguk lemas

"Kau tinggal minta kuponnya kan?"

"Aku sudah mencobanya" Leo bangun dan melihat kedua bersaudara itu dengan wajah yang ingin menangis " Kemarin ketika melihat ini aku langsung meluncur ke TKP dan.. "

"Dan..."

" Dan aku kehabisan kuponnya!!" Teriak Leo dengan histeris. Kimi menepuk pundak Leo

"Sabarlah, mungkin belum waktunya kau memakan basonya"

"Tapi aku ingin basonya sekarang man, huhuhu. Aku ingin basonya " Leo menempel bergelayutan dibaju Kimi

"Kau harus menerima takdirmu wahai anak muda " Kata Kimi sok bijak. Leo menangis Histeris seolah jika dia baru saja kehilangan kucing kesayangannya.

"Dunia ini tidak adil "

"Jangan lebay lah" komentar Kindy. Leo menoleh dengan cepat dan mendekatkan wajahnya pada anak itu

"Apa kau bilang, kau mengatakan jangan lebay padaku?"

Kindy menatap Leo dengan datar

"kau mengatakan jangan lebay tapi sendirinya histeris ketika melihat donat mocco Oreo habis dan merengek pada kakakmu untuk membelikannya. Bukan hanya itu, kau bahkan membuat anak kecil menangis karena keegoisanmu untuk mendapatkan donatnya!"

Kindy sedikit kaget, ingatannya berputar dihari dibulan november yang dingin disertai hujan lebat. Kindy tidak bisa menahan dirinya, Ia ingin memakan Donat rasa Oreo kesukaannya.

Ia meminta Kimi untuk membelikannya setelah pulang berlatih basket, namun Kimi pulang malam dan Kindy tidak ingin menunggu. Tidak punya pilihan lain kindy memaksakan diri untuk pergi dibawah guyuran hujan. Tapi yang kindy dapatkan adalah kehampaan.

Kindy berdiri mematung ketika melihat donat oreonya habis. Kindy ditanya beberapa kali oleh penjaganya namun Kindy seperti terhipnotis dan tidak melakukan apapun sampai akhirnya Leo yang tidak sengaja melihatnya menepuk pundaknya.

Seketika Kindy menoleh pada Leo dan mengadu jika ia kehabisan donat oreonya. Leo terdiam dan memberinya saran untuk beli dunkin donat saja, tapi Kindy tetap inginkan donat mocco Oreo.

Kindy terlihat panik, ia memegang ponselnya dengan gemetaran, layaknya orang yang baru saja terkena bencana alam, Kindy menghubungi Kimi untuk membelikan donat mocconya ditempat lain. Kimi menjawab jika Mocco hanya ada 1 disukabumi. Kindy nyaris membantingkan ponselnya dan berteriak histeris jika Leo tidak mengambil tindakan dengan menjitak kepalanya.

"Sadar oi.Tempat umum nih"

"Aku kehabisan donatnya, mana bisa aku tenang!" Kindy menarik kerah baju leo. Membuat sebagian orang melihat kearah mereka dan bahkan beberapa melerai mereka.

ketika itu pegawai menyimpan tiga donat oreo ditempatnya, seketika Leo melepaskan cengkraman tangan Kindy dan memanggil pegawainya, namun terlambat. Donat itu sudah didapatkan oleh orang lain. seorang ibu dengan anak laki – laki yang sedang digandengnya

"Aku terlambat" dengus Leo.

"heh bocah. Donat itu milikku. Kembalikan" Kindy sudah berjongkok begitu saja depan anak itu dengan wajah mengancam mengerikan. Sang anak berteriak seketika dan menangis. Tanpa pikir panjang Leo menendang temannya itu.

"MANEH SARAP ( kau gila ) "

Leo mendengus keras setelah itu berjongkok didepan anak yang sedang menangis itu dan mengeluarkan Figure ironman dari tasnya dan terseyum hangat

"Bagaimana kita tukeran. Kakak akan memberikanmu robot ini dan kamu berikan kakak donatnya"

Sang anak terisak melihat Leo dan IronMannya, dengan malu – malu anak itu mengangguk mengambil Figurenya.

"Ini bisa di bongkar pasang, jadi nanti kamu bisa bikin IronMan sendiri" Leo menunjuk IronMan yang sudah dipegang anak itu. Anak itu mengangguk. Leo mengucek rambutnya dengan gemas dan bangkit untuk membayar donat oreonya.

"Kau mengingatnya hah?" suara Leo membuyarkan ingatan Kindy.

Kindy menatap Leo, membayangkan bagian saat Temannya itu mengorbankan Figure kesayangannya agar mendapatkan donat oreo untuk dirinya. Wajah Kindy sedikit tersipu tak lama menendang paha Leo dan kembali duduk sembari memasang Headphone ditelinganya. Leo berguling memegang pahanya

"Aku dianiaya" Teriak Leo Histeris.

Andy menatap datar ketiganya. Andy adalah ketua kelas sehingga keamanan dan ketertiban kelas bahunyalah yang menopangnya Andy menghela nafas panjang setelah itu mengambil sesuatu dari tasnya.

Andy bangkit dan berjalan mendekati Leo. Leo berhenti teriak dan menoleh kearahnya.

"Kau lebay "komentar Andy sembari memberikan sesuatu ditangannya. Leo mengerutkan keningnya heran tapi tangannya mengambil sesuatu itu. Selembar kertas kecil dengan tulisan ' Kupon baso ikan sapi'

Leo bersorak seketika dan langsung sungkem didepan Andy. Andy memundurkan langkahnya kaget

"Terima kasih tuanku. Anda sudah memberikan kupon kehidupan ini pada hamba. Apa yang bisa hamba lakukan untuk membalas kebaikan tuanku"

"Menjauh dariku"

"Hamba mengerti"

Setelah itu Leo bangkit dan merangkul Andy

"Thank you. Kau memang ketua kelas yang baik. Tahu jika aku sedang menginginkan kupon ini atau jangan – jangan kau Stalker"

Kepala Leo benjol seketika, Andy kembali ke mejanya.

Istirahat siang selesai dan pelajaran kembali dilanjutkan. Tapi bangku dibelakang Kindy kosong. Dua bersaudara itu menatap bangku itu dengan tawa kaku. Itu adalah bangku dimana Leo duduk dan sekarang anak itu menghilang begitu saja. Ya, Leo langsung pergi membeli basonya tanpa memikirkan jika jam sekolah belum selesai.

"Berani dan Bodoh itu beda tipis" Gumam Kindy sembari menghela nafas.


School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang