Hujan besar mengguyur kota kecil itu, seorang anak laki – laki dengan tinggi 178cm mematung begitu saja sembari memegang payungnya dengan erat. Ia memperhatikan sesuatu yang berada dibawah mobil yang sedang terparkir. Sesuatu yang bergerak, basah dan berbulu.
Kimi masih memandang benda itu dengan heran, benda itu bergerak pelan membuat Kimi menaikan kedua alisnya
" Ekor?" Gumam Kimi yang langsung memutari mobil untuk bisa melihat lebih jelas.
Kimi melepaskan payung yang sedang digenggamnya dan berjongkok melihat bagian bawah mobil untuk memastikan apa yang berada dipikirannya.
Anak itu berteriak seketika, ia melihat kucing dengan bulu kuning lebat sedang duduk meringkuk dengan noda darah yang menutupi sebagian bulu wajahnya
" ARGHHH KAU KENAPA?"
Kucing itu tidak membuka mulutnya, ia menatap Kimi dengan menyedihkan. Kimi gemetaran gemas, ia ingin melihat keadaan Kucing itu. Kimi akhirnya memasukan setengah tubuhnya, ia tidak peduli jika sekarang jaket yang sedang dipakainya basah dan kotor. Ia hanya ingin mengambil kucing itu.
" Kemari Meng " ucapnya sembari menarik kucing kurus itu.
Kucing itu tidak melawan, sang Kucing mungkin sudah pasrah jika ia siksa sekalipun oleh orang yang menariknya dari tempat persembunyiannya
" ASTAGA! " Teriak Kimi lagi " KENAPA KUPINGMU!?"
Kali ini Kimi gemetaran karena kesal yang tertahan, ia melihat sebelah telinga kucing itu terpotong dengan kasar. Luka yang terlihat masih baru.
" Khhhh " Kimi menggeram kesal bercampur khawatir.
Tanpa memikirkan apapun lagi Kimi membuka jaketnya dan membungkus kucing itu. setelahnya berlari menerobos hujan, Anak itu lupa jika ia meninggalkan payung dan juga Sate yang baru saja dibelinya.
Kindy menoleh ketika mendengar suara pagar dibuka dengan cepat, setelah itu mendengar suara pintu dibanting dengan suara langkah kaki yang berlari
" Apa yang terjadi?" Tanya Kindy ketika melihat kakaknya pulang dengan basah kuyup
" Tidak ada " Jawab Kimi dengan nafas memburu.
Kindy memandang kakaknya dengan heran " Apa buntalan yang kau bawa?"
" Ini Kucing. Aku butuh Handuk dan P3K "
" hah?"
" Ambilkan aku P3K " Perintah kakaknya.
Kindy masih merasa heran namun ia tetap mengambil P3K dan memberikannya pada Kimi yang menyimpan handuk dilantai setelah itu mengeluarkan Kucing yang ditemukannya.
Kucing itu terlihat lebih menyedihkan dari sebelumnya.
Kimi menyimpan kucing itu diatas handuk dan mengambil alkohol, tanpa pikir panjang Kimi langsung menyiramkannya pada luka si Kucing, membuat sang kucing mengeliat dan mencakar Kimi karena rasa sakit yang menusuk.
" Maafkan aku meng, biar gak infeksi "
" Tapi jangan disiram juga bodoh " Gumam Kindy seolah mewakili apa yang Kucing itu ingin katakan.
Kimi mengabaikan gumaman adiknya.
Setelah menyiram luka si Kucing dengan Alkohol, Kimi mengeringkan bulunya dan juga membersihkan noda darah yang tertempel disana
" Kim " panggil Kindy
" Apa? "
" Biar aku yang keringkan kucingnya. Kau ganti baju "
KAMU SEDANG MEMBACA
School Diary
TeenfikceKepala donat, Tusukan Sate dan Pemuja baso. Lets War Begin.