EXTRA CHAPTER - BOND

88 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By King Lele

Siapa yang menginginkan hal tragis terjadi pada keluarga yang dicintai. Tidak ada siapapun yang menginginkan hal menyakitkan terjadi pada orang yang dicintai. Anak itu duduk sendiri di taman kota di sore hari yang cerah. Ia hanya duduk memperhatikan anak – anak kecil yang bermain dengan orang tuanya. Anak itu hanya tersenyum saja ketika anak – anak itu merengek dengan manja dan minta ditemani untuk naik perosotan.

Angin sore berhembus dengan lembut dan langit mulai berwarna kemerahan. Anak itu mengambil nafas dengan dalam. Ia mendongkakan wajah dan menutupnya menikmati setiap hembusan angin yang menyapa dirinya.

Hari ini tepat 10 tahun kedua orang tuanya meninggalkan dirinya didunia yang ramai ini. Anak itu masih dengan jelas bisa merasakan bagaimana lembutnya sentuhan kulit itu dipipinya dan semangat sang ayah yang mengajarinya banyak hal.

Ia tertawa ketika sang ayah membuat wajah jelek untuk menghibur dirinya yang menangis akibat rasa perih dilututnya, ia terjatuh ketika berlari dan sang ibu buru – buru mengobatinya.

Anak itu mengambil nafas dengan dalam, ia merasa hatinya begitu sakit ketika megingat jika keduanya tidak lagi bersamanya. Kejadian mengerikan di Windsor Castle menewaskan keduanya.

Ia berteriak sejadinya ketika melihat sang ibu tertimpa bangunan bersama ayahnya. Ia menangis histeris, ia ingin menyusul keduanya tapi seseorang mencegahnya dan membawanya dari tempat itu.

Rasa sakit mengganjal di tenggorokan anak itu, nafasnya tersengal. Dadanya terasa sakit. Ia kadang berfikir, kenapa hal ini terjadi padanya. Ia sangat menyayangi kedua orang tuanya sehingga ia berusaha menjadi anak yang baik yang tidak ingin mengecewakan keduanya.

Anak itu tahu jika terlalut seperti ini hanya akan menyakiti dirinya sendiri, sehingga secepat mungkin ia kembali dari masa lalu. Yang terpenting adalah hari ini, dimana ia berusaha sebaik mungkin untuk menjalani hidup yang diberikan padanya.

Anak itu membuka matanya. Ia tidak terlihat kaget ketika dua orang sudah duduk didepannya. Kimi dan juga Kindy yang sok sibuk dengan ponsel mereka.

" Oh, Kau sudah kembali " Ucap Kimi pada anak itu sembari menyimpan ponselnya

Anak itu tidak membuka mulutnya, ia menatap kedua sahabatnya dengan wajah datar.

" Jangan sok cool begitu, bekicot " Kindy melirikan matanya

Anak yang dipanggil bekicot yang sebenarnya bernama leo itu mendengus kecil.

Ya, benar. Walaupun ia sendirian, ia masih mempunyai sahabat yang selalu berada disampingnya dan menemaninya. Walaupun keduanya selalu menjahilinya dengan kejam, ia tahu jika mereka menyayangi dirinya. Keduanya selalu khawatir jika ia tidak sekolah karena sakit, dan menjaganya ketika tidak ada siapapun dirumah.

Kindy memanglah sangat sadis jika dibanding dengan kakaknya, ia selalu meminta dirinya untuk membelikannya donat oreo, dan kata – kata yang menusuk, namun walaupun begitu Kindy adalah yang paling khawatir ketika ia pergi bersama pamannya yang jahat. Dan memaksa Galih untuk menginjinkannya tetap dirumah sakit ketika dirinya dioprasi.

Sedangkan Kimi selalu membelanya ketika anggota tim lain menghinanya karena ia tidak terlalu baik ketika bermain basket.

" Payah sekali dia, baru lari dua putaran dan sudah terlihat menderita seperti itu " ucap team lain yang melihat dirinya sudah nyaris roboh ketika berlari.

Saat itu Kimi mendengar ucapan anak – anak itu sehingga tanpa pikir panjang Kimi mendekati mereka dengan wajah mengerikan.

" Lu bilang apa barusan, Lu ngehina temen gue?" ucap Kimi dengan nada yang kasar

Orang – orang itu langsung bungkam dan tidak percaya jika itu akan memancing kemarahan Ace dari team lawan.

" Lu mau gue bantai ampe nangis atau minta maaf "

" bukan maksud hina. Ma - Maaf " Ucap salah satu anak dengan nyali yang menciut.

Kimi mendengus kasar

" Hina Gue, Silahkan tapi Lu Hina temen gue, gue gak peduli jika harus dikeluarin dari sekolah buat motong lidah lu "

" Biarkan mereka " Ucap Leo tiba – tiba.

KImi menoleh pada sahabatnya itu setelah itu kembali mendengus dengan kasar dan pergi meninggalkan anak – anak itu sembari merangkul leher leo dan mengajaknya pergi.

" Kau tidak seharusnya berkata kasar seperti itu "

" Aku hanya tidak ingin mereka menghina sahabatku, itu saja "

Leo tidak lagi membuka mulutnya, ia menatap sahabatnya itu tak lama tersenyum

" Kau sedang tidak ada maunya kan? "

" Hah?"

" Ya, seperti kau ingin sate gratis dariku "

Kimi menghentikan langkah kakinya, ia menatap Leo tak lama tertawa menampar pipi sahabatnya itu. Leo meringis mengusap pipinya.

Angin kembali berhembus mengakhiri ingatan itu. Leo mengukir senyum diwajah sedihnya tak lama tertawa sembari membenturkan kepala kedua sahabatnya lumayan keras. Kimi dan Kindy kaget bersamaan dan meringis memegang kepala mereka

" ini sakit, Teler " Gumam Kindy dengan kesal

Leo tidak menjawab, ia hanya tertawa. Mendadak tawa itu berhenti. Leo menatap keduanya dan mengukir senyumnya

" Terima kasih sudah ada disini "

Kimi bangkit, ia duduk disamping Leo dan merangkul Lehernya, Kindy melakukan hal yang sama

" Jangan dipikirkan. Kita sahabat bukan?"

Leo kehilangan kata – katanya, ia terlalu senang sehingga tidak tahu harus bagaimana. Leo kembali tertawa, kali ini tawanya diikuti oleh air mata haru.

" Aku menyayangi kalian " Batin Leo.

Sedangkan saat itu dari kejauhan, Arjuna berdiri memperhatikan. ia sedikit mengukir senyumnya ketika melihat Leo tertawa bersama kedua sahabatnya. Dengan tentengan yang berisi minuman, Arjuna mendekati ketiganya.

BOND – End

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang