Chapter 19 : Permainan

118 19 1
                                    

Leo melompat tinggi dan berguling berlindung dibalik sofa. Nafasnya memburu dan keringat mengucur dikeningnya. Dengan Dragunov ditangannya, Leo mamasang kewasapadaan tertinggi.

Leo menggerakan kepalanya dan melihat sang musuh berjalan mendekatinya. Leo menarik nafas dan berdiri sembari menodongkan dragunov yang menjadi kekasihnya kali ini pada musuh yang sudah melakukan hal yang sama.

Kimi tertawa sembari menatap Leo yang terlihat lelah karena kejarannya.

"Menyerah saja Bekicot, Kau dan Dragunov mu tidak akan menang melawan raja perang sepertiku"

"Peluruku masih ada, aku belum kalah" Geram Leo

Kimi kembali tertawa, ia mengubah posisi siap tembaknya dengan posisi santai. Kimi mengangkat Dboy M4A1 miliknya.

"Kau tamat jika aku berhasil menembakmu"

"Itu tidak akan terjadi"

"Type mu spring dan aku Auto, sudah jelas siapa yang akan menang" dengus Kimi

"Berisik" Gumam Leo.

Kimi tertawa keras, tapi langsung terdiam ketika ia merasakan peluru menembak punggungnya. Kimi menoleh, ia melihat Kindy turun dari tangga sembari menodongkan Armalite M14A4, unit yang dipakainya jika langsung turun mengincar musuh.

"Kau Hit. Kau kalah" Kata Kindy sembari menurunkan Unitnya

Kimi tidak berkomentar, Leo tertawa puas. Leo berjalan mendekati Kindy dan melakukan Tos. Kimi suram. Ia lupa jika Leo tidak main sendiri. Leo satu team dengan Kindy untuk membunuhnya.

Kimi Histeris memegang kepalanya.

Nama Kimi Rajendra Pratima, Umur 17 tahun, menjuluki dirinya sendiri sebagai Kimi si Raja perang. Dalam setiap permainan Airsoft Ia selalu menang. Korban beberapa piring koleksi walinya yang bergambar pete dan dikalahkan secara mamalukan oleh adiknya.

Kimi membanting unitnya keatas sofa dan menangis sesenggukan diatas meja. Leo tertawa puas melihat harga diri sang Raja hancur berantakan.

"Tidak ada korban kali ini" Kindy memeriksa dapur dan beberapa ruangan lain "Tidak ada cermah dari Raziel"

Kindy menghela nafas lega dan meminum susu coklatnya setelah itu duduk menyalakan televisi.

Leo menyimpan Unitnya diatas meja dan mengambil dompet dari Tasnya

"Aku mau beli baso dulu, ada yang mau sekalian titip?"

"Sate" Kimi mengangkat kepalanya

"Mana ada sate jam 2 siang" Leo melirik Kimi.

"Ada di dago, yang warung makan itu" Kimi mengambil uang dari saku seragamnya dan memberikannya pada Leo.

"Aku mau Donat mocco oreo"

"Kejauhan teler" Leo melempar bantal sofa pada Kindy. Kindy mendengus kesal.

"Penghianat"

"Apa?"

"Kita menang melawan Kimi karena aku yang mengalahkannya. Aku ingin imbalan donat oreo. Jika tidak kau sudah mati tertembak"

"Azzzz... menyebalkan" Leo bangkit setelah itu keluar dari rumah

"Pokoknya donat oreo selusin, jika tidak kau tidak boleh lagi main kesini" Teriak Kindy sembari menggeser kaca ruang tengah

"Iya, berisik" Leo memajukan Bibirnya. Kindy tertawa puas setelah itu menutup kembali jendelanya dan kembali menonton TV.

Leo menutup gerbang rumah dan berjalan menyelusuri jalan, Leo berbelok masuk kedalam sebuah kedai masakan. Leo tertawa kecil ketika mengetahui jika Sate sudah buka. Leo memesan dan mengatakan jika itu milik Kimi.

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang