CHAPTER 2 - Orang tua / Wali Murid(1)

311 34 0
                                    

Kimi dan Kindy duduk ditaman sekolah ketika istirahat. Keduanya terlihat sedang melakukan pembicaraan yang serius membuat Leo yang baru saja membeli cilok goreng duduk dikursi yang berbeda memperhatikan keduanya. Kimi tidak biasanya terlihat serius ketika sedang berbicara dengan adiknya. Dengan selebaran yang dipegang tangannya Kimi menghela nafas dan mengambil ponsel dari saku celananya. Ketika Kimi sedang menekan tombol – tombol angka, Kindy merebut ponselnya seolah tidak setuju dengan tindakan Kimi.

"Serius sekali" Gumam Leo sembari bangkit dan mendekati keduanya. Menyadari Leo datang, Kimi dan Kindy kembali bersikap biasa, seolah tidak terjadi apapun. Kimi merebut cilok goreng Leo dan menghabiskannya. Leo membiarkannya

"Ada masalah apa?" Tanya Leo

Keduanya tidak menjawab, Kimi hanya memberikan kertas selebaran yang sedang dipegangnya. Leo mengambilnya dan membacanya. Surat selebarannya yang adalah surat undangan yang hanya diberikan pada siswa yang mendapatkan Beasiswa murid berprestasi.

Leo mengakui jika teman – temannya adalah siswa yang tidak bisa diremehkan walaupun tingkah lakunya lebih gila dari orang gila sekalipun. Kimi adalah siswa yang menerima beasiswa dbidang olah raga, sedangkan Kindy dibidang akademik. Mereka tidak kesulitan untuk bersekolah walaupun mereka sudah tidak mempunyai orang tua. Walaupun tidak jauh berbeda dengan dirinya, tapi Leo bukanlah salah satu siswa yang berprestasi.

"Wali kalian tidak bisa datang?"

"Kami tidak tahu harus menghubunginya atau tidak " Jawab Kimi sembari mengunyah cilok dimulutnya " Dia sedang di Canada, Kami khawatir akan mengganggunya"

"Biasanya Pak Samudra yang menggantikannya kan?" kata Leo sembari mengembalikan kertas undangannya.

"Ya, tapi disini ditulis tidak bisa diwakilkan siapapun".

"Memang ini akan membahas apa?"

"Aku tidak tahu" Kimi menarik nafasnya

Kindy belum membuka mulutnya, Ia masih memikirkan untuk menghubungi walinya atau tidak. Kimi dan Leo menatapnya tanpa berkomentar.

-.-.-.-

Kindy hanya duduk mendengarkan musik dari Headphonenya sembari Menunggu Kimi dan Leo yang masih berlatih Basket. Ia mencoba untuk mengambil keputusan terbaik, menghubungi Walinya yang sedang sibuk atau mengabaikan undangannya dan mencoba kembali membujuk Pak samudra untuk menggantikannya.

"Leo lari yang bener!" teriak kapten Basket yang bernama Wigi kelas 3 Jurusan Otomotif.

"Ini udah bener bang!" teriak Leo yang berlari menyusul Kimi yang sedang mendrible Bola

"Itu Lari atau ngesot?!" teriak Wigi lagi. Leo menghela nafas dan mempercepat larinya.

Lawannya sekarang adalah Kimi sang Ace yang memiliki kemapuan lebih daripada teman – temannya tidak akan mudah untuk menyusulnya dan merebut bola darinya. Kimi melirik Leo yang tidak bisa mengejarnya tak lama medengus sembari menembakan bola pada Ring dan sukses mencetak poin. Leo berhenti berlari mengambil nafas

"Si Kimi bukan orang, Dia robot"

"hahahaha, mana bisa kau mengalahkanku dalam olahraga" Kimi menyilangkan tangannya didepan Leo dan menatapnya dengan rendah " Dasar Pendek"

"grrrr" Leo mengepalkan tangannya kesal "Dasar otak sate"

"Jangan bertengkar didepanku" Komentar Wigi sembari menjitak kepala keduanya. Wigi mempunyai tinggi 180cm sehingga dengan mudah melakukan apapun. Kapten tim basket yang dijuluki tukang sate oleh anggotanya karena selalu membelikan Kimi sate jika ada pertandingan.

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang