Kindy membuka pintu gerbang dengan sekotak donat mocco rasa oreo, ia berencana akan langsung memakannya ketika sudah sampai dirumah, tapi kindy mengurungkan niatnya ketika membaca Chat dari Leo. Kimi mengalami kecelakaan ketika bermain dan pingsan.
Seketika Kindy menekan tombol Call
"Bagaimana keadaan Kimi?" tanya Kindy sedikit panik
"Dia masih belum sadarkan diri" Jawab Leo.
Kimi meliriknya
"Cepat saja datang" lanjut Leo
"On the way" jawab kindy sembari menutup sambungan telfonnya. Kindy mengambil kunci motor dari dalam tempat kunci. Sebenarnya ia kurang suka ketika harus membawa kendaraan tapi ini adalah hal yang berbeda. Kindy harus menemui kakaknya secepat mungkin.
Kindy membuka pintu garasi, ia melihat Ducati 848 Corse SE terparkir dengan baik disamping Pajero Sport berwarna hitam.
"Aku pakai motornya, Raziel" gumam Kindy.
"Apa yang kau katakan pada Kindy" tanya Kimi pada Leo yang terlihat tertawa sendiri
"Aku mengatakan jika kau pingsan"
"Hah?"
"Dia sedang dijalan, hahahaha, aku selalu ingin melihat wajahnya yang khawatir. dia menggemaskan ketika itu"
Kimi terdiam tak lama menjitak Leo. Leo berguling memegang kepalanya.
Kimi menghela nafas, ia mengambil botol minum namun mendadak botolnya terjatuh. Kimi terdiam, tangannya gemetaran dengan hebat
"Kenapa ini?" gumam Kimi sembari menatap kedua tangannya. Leo mendekatinya
"Ada apa?"
"Tanganku mendadak mati rasa"
"Hah?"
Sesuatu seperti bergerak cepat dalam tubuh Kimi. melesat dan mendesir dengan kuat setelah itu bertabrakan didalam otaknya. Kimi roboh seketika, ia memeluk kepalanya sembari berteriak menahan rasa sakit. Sakit yang membuatakan sehingga ia tidak bisa mendengar apapun selain dengungan yang kuat.
Pertandingan mendadak berhenti Wigi berlari menghampiri Kimi. Leo menahan nafasnya ia tidak tahu apa yang sedang tejadi
"Kimi roboh begitu saja" kata Leo dengan suara bergetar panik
"Kita harus memanggil ambulans" kata Wigi sembari berlari mengambil ponselnya. Tapi tangan Kimi menahannya, Wigi menoleh
"Jangan panggil Ambulans"
"Tapi keadaanmu---"
"Aku tahu tapi jangan panggil ambulans"
Wigi menatap temannya dengan heran, ia khawatir sesuatu terjadi dan itu akan menjadi tanggung jawabnya.
Kimi masih menahan rasa sakitnya tapi perlahan rasa sakitnya menghilang, Kimi mengambil nafas dan mencoba bangun.
"Aku sudah lebih baik"
"Apa yang terjadi" tanya Leo sembari membantu Kimi untuk duduk
"Aku tidak tahu. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya"
Leo memberinya minum tapi Kimi menolaknya. Kimi masih bisa merasakan darahnya mendesir dengan kuat, sehingga ia tidak melakukan apapun lagi selain duduk diam, menunggu adiknya.
Pertandingan dihentikan, Team lawan merasa heran dengan sesuatu yang terjadi termasuk Surya yang merasa jika itu adalah ulahnya. Biasanya surya tidak merasa bersalah bahkan sebaliknya, ia senang ketika membuat orang lain menderitanya karenanya. Tapi kali ini Ia merasa berbeda. Ia merasa sudah melakukan tindakan yang gegabah.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Diary
Teen FictionKepala donat, Tusukan Sate dan Pemuja baso. Lets War Begin.