Chapter 8 : Perkelahian

132 25 2
                                    

Dengan bantuan Ikky, Kimi berhasil menyelesaikan Soal matematikanya. Sekarang Ia berdiri bangga ditengah lapang. 

Tidak mudah untuk bisa ikut bermain, sehingga Kimi harus bermain dengan lebih semangat kali ini.

Kimi menjadi penyerang. Dengan Aditya sebagai sayap Kiri. Didepan Kimi berdiri Richi yang masih memasang wajah Kesal penuh dendam sedangkan Ikky berada di posisi belakang didekat Keeper.

"Aku merasa nostalgia" komentar Kimi dengan angkuh dengan bola dikakinya " Kau yakin akan berhadapan denganku lagi?"

"Sekarang berbeda" Jawab Richi dengan suara bergetar

"Sama saja. Kita berhadapan sekarang. Yang berbeda hanyalah--- kau lebih pendek dariku"

"Tutup mulutmu dan main saja. Aku tidak akan kalah darimu sekarang"

Kimi hanya menarik bibirnya dan tersenyum meremehkan tanpa kembali berkomentar.

Pluit ditiup tanpa menunggu lagi kimi langsung menendang bolanya dengan kuat. tidak ada yang menyangkanya bahkan Aditya sendiripun dibuat kaget, kejadiannya begitu cepat sehingga yang mereka tahu Kimi sudah mencetak 1 angka. Kimi mengangkat tangannya.

"Maafkan aku. aku sengaja melakukan tendangan itu karena sang kapten berjanji akan membelikanku sate jika aku memasukan gol dimenit pertama" kata Kimi sembari melirik Aditya

"Kapan aku mengatakan tentang sate?" gumam Aditya.

Richi semakin kesal dengan langsung memberi perintah akan bolanya sedangkan Ikky tidak berkata – kata. Kimi lebih mengerikan daripada sebelumnya. Kemampuannya adalah bakat alami yang benar - benar diasah secara sempurna. Dia Monster yang akan sulit dikalahkan.

Keadaan ini membuat ingatan Ikky tertarik ketika melakukan pertandingan persahabatan dengan SMP 2. Saat itulah pertama kalinya Ikky bertemu dengan Kimi. disekolahnya Ikky memang terkenal dengan permainan bolanya yang bagus, bukan hanya akademik, Ikky juga bisa menguasai bidang olahraga terutama Futsal, Ikky menjadi seorang Kapten jika dilapangan.

Tapi Teamnya terbantai dengan mudah. Ikky tahu jika teamnya mungkin akan kalah tapi Ikky tetap berusaha keras. Ia adalah pemimpin Teamnya. Ikky memberi semangat ketika waktu istirahat, tapi teamnya sudah kehilangan api semangatnya. Membuat permainan berjalan berat sebelah dan berakhir dengan skor yang membuat Ikky berpikir jika dia tidak bisa menjadi kapten yang baik untuk teamnya.

Permainan selesai dan Ikky duduk dibangku taman kota dengan wajah putus asa. Kepalanya ditutupi oleh handuk basah. Ikky menangis dalam diam.

"Aku mencarimu" Suara anak lain mengagetkannya. Ikky menoleh seketika dan melihat Kimi yang membuat teamnya kalah berdiri disampingnya bersama Kindy dan seseorang yang tinggi besar yang tidak jauh dibelakang keduanya. Raziel.

"Ada apa, kau akan menghinaku karena kau berhasil mengalahkanku dengan telak, atau membullyku?"

"Kau menangis" Kata Kimi mengabaikan perkataan Ikky

"Bukan urusanmu, pergi dari hadapanku"

Kimi menatap Ikky tak lama mengulurkan tangannya dengan polos

"Maafkan aku. Aku hanya ingin sate jadi aku mengalahkan teammu"

"Apa maksudmu?" tanya Ikky dengan heran

"Aku hanya ingin mengatakan jika kau hebat " Kimi tersenyum " Kau orang pertama yang melawanku dengan semangat sampai akhir"

"Tapi aku kalah"

"itu tidak penting, karena yang terpenting adalah kau sudah berjuang sekuat tenaga"

"Tetap saja aku kalah"

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang