Chapter 17 : Pita merah

123 19 5
                                    

Tempat ini dikenal dengan nama Elang Jawa, sebuah tempat perkemahan yang sangat terkenal disukabumi. Berada dikaki Gunung Gede yang masih Aktif, Elang jawa selalu ramai setiap minggunya. Dan minggu ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk acara perkemahan yang rutin dilakukan setiap tahunnya oleh ekskul Pramuka SMK N 1 Sukabumi.

Semua orang terlihat sibuk mendirikan tenda kelompok masing – masing. Setiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Dan kali ini pun, Leo, Kimi dan Kindy berada dikelompok yang sama yaitu kelompok 3.

Leo duduk bersandar di tas gunungnya, Ia menatap langit yang mendung. Ingatannya berputar ketika ia sedang mempersiapkan baju untuk Kemahnya. Galih berdiri dimulut pintu sembari menyilangkan tangan menatap keponakannya.

"Aku mau kemah dan paman tidak boleh melarangku" Leo bicara begitu saja seolah tau apa yang berada dalam kepala Pamannya.

"Sekarang lagi musim hujan, yakin mau ikut?"

"Memang kenapa kalau musim hujan?" Leo melirik pamannya

"Musim hujan membuat keadaan malam semakin dingin. Kau bisa kuat?"

"Bisa dong" Leo bangkit dan duduk dikasurnya, menatap pamannya "Aku kuat karena---"

"Jangan lanjutkan. Aku tidak ingin mendengarnya"

"Cih"

"Aku tidak mengijinkanmu untuk ikut"

"No no no" Leo berlari dan menatap pamannya dengan wajah memohon " Paman tega sama aku. Aku pengen ikut"

"Aku tidak ingin kau merepotkan disana, sadar dirilah"

"Haaaa ayolahh, sakitku gakan kambuh. Lagian kalau hujan pasti masuk ke tenda"

Galih tidak mendengarkan Keponakannya, Ia berbalik pergi. Leo berteriak histeris dan menyusulnya.

Lamunan Leo berhenti ketika Ia merasakan seseorang melemparkan jaket keatas wajahnya. Leo bangkit seketika dan menoleh mencari pelakunya.

Kimi sang tersangka tertawa melihat Reaksi korbannya

"Dia kaget, Lucu" 

"Grr" Leo menggeram kesal. Ia menggulung jaketnya dan melemparkannya pada sungai kecil yang membelah lapangan. Kimi histeris dan berlari menyelamatkan jaketnya.

Leo mendengus puas akan balas dendamnya.

Aditya yang kali ini menjabat sebagai pembimbing kelompok tiga hanya menarik nafas panjang ketika melihat Kimi dan Leo sudah berkelahi dan berguling-guling diatas rumput saling jambak dan hina satu sama lain. Tapi ada hal lain yang membuat Aditya kembali menghela nafasnya. Kindy berdiri tidak jauh dari keduanya tapi dia tidak melakukan apapun untuk memisahkannya. Ia hanya memandangnya sembari memakan Oreo.

"Jangan dulu berkelahi" Aditya menarik kerah baju Kimi yang sedang menindih Leo "Kita harus mendirikan tenda setelah itu lakukan apa yang kau inginkan"

Leo bangkit membersihkan bajunya setelah itu kembali ketempat semula. Kimi menoleh pada Aditya dengan wajah kesal setelah itu mendekati Kindy sembari mengadu jika jaketnya basah.

"Aku tidak ingin kau menderita disana"

"Aku akan baik-baik saja" Leo mencoba meyakinkan Galih.

Galih menghela nafas panjang, Ia menatap Leo dengan dalam. Tak lama mengibaskan tangannya dan duduk disofa

"Ayolah paman" Leo kembali meminta

"Baiklah" Jawab Galih dengan suara berat " tapi dengan satu syarat. Aku tidak ingin ada panggilan masuk kedalam ponselku memberitahukan jika kau sakit"

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang