Chapter 4 : Orang Tua / Wali Murid (3)

174 28 14
                                    

Aura tegang dan juga pekat keluar dari Ruang keluarga. Kimi duduk menunduk sedangkan Kindy terlihat biasa saja. Raziel berdiri didepan keduanya dengan wajah datar dan tangan bersilang didadanya.

" Ayo bereskan ini" kata Raziel dengan suara dalam yang tidak biasanya.

Mendengarnya kimi menarik nafas kecil, ia harus mempesiapkan dirinya, malam ini akan menjadi malam yang panjang. Raziel memutuskan untuk membatalkan pekerjaannya dan tetap bersama mereka untuk membereskan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi menurutnya.

"Kimi angkat wajahmu dan katakan kenapa kau berbohong "

Kimi tidak langsung melakukannya, ia berfikir tidak ada gunanya menyembunyikan perasaannya dari Raziel karena dengan pengalamannya Raziel pasti akan mengtahuinya dengan cepat. Kimi menghela nafas dan mengangkat wajahnya menatap Raziel

"Aku tidak tahu"

Raziel menatapnya dengan dalam Kimi sebisa mungkin membalasnya tapi ia hanya membuang wajahnya. Memperhatikan keduanya, Kindy sedikitpun tidak membuka mulutnya. Ia lebih memilih diam dan tidak berkomentar. Ia hanya akan bicara jika Raziel menyuruhnya untuk berbicara.

"Katakan. Aku tidak mendidikmu menjadi seorang pengecut"

Seperti ada tamparan dalam hati Kimi ketika Raziel mengatakan jika dirinya seorang pengecut, tapi Kimi memang benar – benar tidak menemukan kata yang cocok untuk menggambarkan warna hatinya.

"katakan padaku apa masalahmu, lil boy "

Kali ini Raziel terdengar lebih lembut, ia merendahkan tubuhnya sehingga ia mendongkakan wajahnya menatap Kimi yang tidak biasanya ini.

Kimi melirikan matanya melihat Raziel, mendadak wajahnya terlihat seperti anak kecil yang sedang kebingungan. Raziel masih menunggu.

"Kau ingin aku lebih lama disini?" pancing Raziel

Kimi menggeleng tak lama melirik Kindy dan menatap Raziel dengan wajah yang ingin menangis

"Kindy mengambil jatah sateku, dia mengambil semuanya. Karena dia adikku, aku membiarkannya. Aku tidak ingin menghalangi keinginannya. Aku harus menjaga perasaannya. Jadi aku berbohong karena tidak ingin mengganggunya. Aku kakaknya"

Raziel menatap Kimi tak lama menyinggungkan senyumnya. Memang hal yang sulit mengatakan sesuatu yang tidak baik tentang saudaranya kepada orang lain. walaupun Kimi mengatakan sate, Raziel tahu jika bukan hanya sekedar sate yang sedang dibicarakannya.

"Kau sudah melakukannya dengan baik" Raziel menepuk kepala Kimi "aku menghargainya. tapi lain kali aku tidak akan memaafkanmu jika kau berbohong lagi padaku. Aku tidak mengajarkanmu untuk menjadi seorang pembohong, walaupun itu akan menyakitkan, katakan hal yang sejujurnya "

Kimi menatap Raziel dengan mata yang berkaca – kaca tidak percaya jika Raziel tidak memarahinya tapi sebaliknya, Raziel menghargainya.

Berbeda dengan Kimi yang terlihat sudah lebih baik, Kindy menatap kakaknya dengan segurat wajah kesal. Ia berfikir kimi sengaja melakukannya untuk mendapatkan perhatian Raziel.

"Minta maaf pada kakakmu" kata Raziel tiba – tiba. Kindy sedikit melirik kaget

"Apa salahku?"

"Kimi mengatakan jika Kau mengambil jatah satenya dan aku tidak melihat kebohongan disana"

"Kapan aku mengambil satenya, Kimi bahkan tidak makan sate minggu ini"

Raziel bangkit dan menatap Kindy dengan dalam. Kindy adalah anak yang cerdas, tidak mungkin jika dia tidak mengerti Sate apa yang dimaksud oleh kakaknya.

School DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang