Aku mulai terbiasa dengan kepergian Adam. Aku yakin Adam tak mau melihatku seperti beberapa bulan lalu. Tapi lumayan lah, berat badanku turun.
Kegiatanku setiap malam melihat bintang. Itu mengobati rasa rinduki padanya.
Kami sedang libur dan menyiapkan untuk kelulusan. Aku dan mama sudah membeli gaun untuk itu. Sangat disayangkan Adam tak bisa datang melihatku lulus.
Aku bermimpi tentang Adam semalam. Ia tersenyum dan menyangkutkan bunga ditelingaku. Seketika pandanganku akan wajahnya berubah jadi Ray. Ray yang tersenyum padaku. Dengan tatapan itu.
Ah! Apa kabar Ray? Sudah lama tak mendengar kabarnya. Aku meraih teleponku dan meneleponnya. Tapi nomornya tak aktif. "Yo, can't pick up my phone right now, leave a message please."
Aku tak meninggalkan pesan apa pun.
"Sayang, kamu mau makan ke rumah Davi? Tadi Lyla minta kamu untuk kesana."
"Iya, sekarang aku kesana." Ucapku. Berhubung aku juga sangat lapar.
Aku keluar rumah dan menatap langit yang mulai gelap. Bintang pertama yang aku lihat adalah bintang yang paling terang. Adam...
***
Soup ayam ini sangat lezat. Aku tak bisa berhenti memakannya. "Kamu mau kuliah kemana, Kay?" Tanya tante Lyla
"Aku diterima di Oxford University, tan."
"Wah, pindah jauh dong?"
Aku tersenyum dan mengangguk. Ian diterima di Newcastle University, yang mana terletak di Inggris, sama denganku. Takdir kita selalu bersama.
Aku berbaring menatap langit-langit kamar Ian. Ia sedang sibuk bermain dengan video-gamenya.
"Ian..." Ia tak menjawab panggilanku.
"Ian!" Teriakku. Ia tak menjawab lagi. Dia tak mendengar apa pun jika sudah bermain dengan permainannya.
"ADA ULAARR!!" Teriakku yang berhasil membuatnya loncat dari tempat duduknya.
"MANA ULAR?! MA, PA! ADA ULAR!" Teriaknya lebih keras dari padaku.
"Finally, you give a fuck!" Ucapku. Terdengar suara langkah kaki yang cepat. Oops!
"Mana ular?!" Teriak om Ryan sambil membawa pisau yang lumayan besar. "Dimana ularnya, Dav?!" Tanyanya panik.
"Ituu!" Teriakku menunjuk ke kabel dekat televisi. Tante Lyla muncul dari balik punggung om Ryan.
"Kay, itu cuma kabel." Ucap om Ryan.
"Oh, aku kira ular." Ucapku dengan polosnya.
Akhirnya om Ryan dan tante Lyla keluar. "Gila lo!" Ucap Ian.
Aku tertawa terbahak-bahak. "Lo harus liat muka lo di cermin." Aku masih tak bisa berhenti tertawa.
"Nggak lucu, Kell!"
"Lagian, lo di panggil-panggil nggak dengar."
"Emang ada apa?"
Aku menggeleng.
"Really, Kell? Buang-buang waktu aja."
Ucapnya."Kok gue nggak pernah lihat lo jalan sama Emily lagi?" Tanyaku.
Ia mengangkat kedua bahunya.
"Kenapa?"
Ia mengangkat bahunya lagi.
"Ian!"
"Kelly!"
"Ian!"
"Ugh! Fine! Kita putus kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen
Teen Fiction[COMPLETED] Hey, aku Kayla Kingsley. Aku adalah perempuan biasa yang mengharapkan cintanya dibalas oleh sahabat baiknya sejak kami TK. Aku hidup terbiasa tanpa seorang ayah yang menemani hari-hariku selama 17 tahun. Davian Kennedy adalah sahabat yan...